KEBUTUHAN DAN SYARAT POKOK
LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DI MI/SD
DOSEN : HARDIYANSYAH
MASYA,M.Pd
Di susun oleh:
Kelompok 1
Erfi
riantina(1411100191)
Fera
martiani (1411100196)
Intan
suhartasih (1411100202)
Mahmila
rorolisa (1411100217)
Mutiara
pinangsari (1411100228)
Nastiono
(1411100230)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PGMI
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelsaikan
makalah ini dengan baik. Makalh ini penulis buat guna menyelsaikan mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Dengan judul “KEBUTUHAN DAN SYARAT POKOK BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SD/MI”. kami bertrimakasih pada pihak-pihak yang membantu dalam
penyelsaian makalah ini dan semoga dapat di terima dengan baik.
Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan
ataupun penyajiannya. Untuk itu kami meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga
materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Bandar
lampung,03 oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
BAB II
Kebutuhan
dan Syarat Pokok Layanan Bimbingan di SD /MI
2.1 Kebutuhan Dasar
Bimbingan Di SD/MI
2.2 Syarat
pokok layanan bimbingan dan konseling di SD/MI
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional, maka dari itu aset
suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi
terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. maka diperlukan
peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal
dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan Bimbingan atau bantuan
kepada siswa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang
dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di
SD, demi perkembangan siswa ke arah yang
semaksimal mungkin. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan
mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan
pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap
konsep-konsep dasar bimbingan dan kebutuhan bimbingan di sekolah.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni:
1. Apa kebutuhan dasar Bimbingan di
sd/mi?
2. Apa syarat pokok bimbingan dan
konseling di sd/mi ?
1.3
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan kebutuhan dasar
bimbingan di sd/mi.
2. Menjelaskan syarat pokok bimbingan
dan konseling di sd/mi.
Kebutuhan
dan Syarat Pokok Layanan Bimbingan di SD /MI
2.1 Kebutuhan Dasar Bimbingan Di SD/MI
Masalah-masalah yang dialami siswa
dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari sisiwa itu sendiri
maupun yang bersumber dari lingkunganya. Sebab-sebab yang bersumber dari diri
siswa itu sendiri yaitu pada dasarnya terkait dengan upaya mewujudkan
tugas-tugas perkembangan, upaya memenihi kebutuhan-kebutuhannya. Sedangka
sebaba-sebab yang bersumber dari lingkunannya terkait dengan dipengaruhi
kondisi rumah tangga, kondisi sekolah dan kondisi sosial budaya yang kurang
menguntungkan.
Tingkah laku salah satu siswa sekolah
dasar tampak berbeda, tidak separti teman-teman yang lain. Dia tampak
sendirian, lemas, penakut, tidak bahagia, tidak bersemangat, tidak memiliki seorang
temanpun dan teman-teman kelasnya tidak ada yang menyukainya.
Gambar di atas merupakan contoh maslah
siswa disekolah dasar. Dengan separti itu maka proses belajar-mengajar akan
mengalami banyak kendala, bagi siswa itu sendiri, masalah-masalah yang di
alaminya akan berdampak pada perkembangannya.
Siswa dapat dibantu untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun
masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Dalam hal ini bimbingan
dan konseling dapat peran yang amat penting. Sejalan dengan sebab sebab
terjadinya masalah, maka kebutuhan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari
upaya-upaya berikut ini.
1.Membantu
Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
Tugas perkembangan adalah suatu tugas
yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan
seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembengannya secara baik akan
memungkinkan individu itu memperoleh kebahagian dalam hidupnya, dan akan
mempermudah dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Sebaliknya, kegagalan dalam menunaikan tugas-tugas perkembangan dapat
menyebabkan ketidakbahagiaan dalam individu, dan mempersulit dirinya
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Guru perlu memahami konsep-konsep tentang tugas-tugas perkembangan diatas.
Dengan memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan
tujuan tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai
dengan tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak.
2.Membantu
Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa
Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa
memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77)
mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia. Secara hirarkis, kelima
kebutuhan dasar itu digambarkan sebagai berikut ini.
1.Kebutuhan
fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang
menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia separti
kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan.
2.Kebutuhan rasa
aman kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman
penyakit dan perlakuan tidak adil.
3.Kebutuhan kasih
sayang yaitu kebutuhan untuk
merasa dicintai dan di miliki serta di sayangi oleh orang lain.
4.Kebutuhan panghargaan
yaitu kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat
dan sebagainya.
5.Kebutuhan
aktualiasasi diri yaitu kebutuhan untuk menyampaikan atau memunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif.
Kebutuhan-kebuthan yang terpenuhi itu
akan dapat mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang
bersangkutan. Sebaliknya, kebutuhan-kebutuan yang tidak terpenuhi dapat
mendatangkan kesulitan, ketidaksenangan, dan ketidakbahagiaan pada diri orang
yang bersangkutan. Bagi siswa siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuha-kebutuhan
itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal. Tugas
bimbingan dan konseling yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak
didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar.
Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan siswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a.
siswa dengan kecerdasan dan kemampuan diri
b.
siswa yang mengalami kesulitan belajar
c.
siswa dengan perilaku bermasalah
2.2 Syarat Pokok Layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI
Berbeda dengan di sekolah menengah atau di perguruan tinggi, di mana pada kedua
jenjang pendidikan itu disediakan petugas khusus untuk melaksanakan tugas-tugas
dan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling bagi siswa-siswa atau mahasiswa. Di
sekolah dasar tugas-tugas dan fungsi bimbingan dan konseling dilaksanakan
langsung oleh masing-masing guru kelas. Dengan demikian, para guru kelas
memegang peranan ganda, sebagai pengajar dan juga sebagai pembimbing bagi
murid-muridnya. Sebagai pengajar, guru menyampaikan sejumlah pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai (norma-norma) kepada murid-muridnya sebagaimana
diatur di dalam kurikulum sekolah. Di samping itu, apabila dia menemui adanya
murid-murid yang mengalami masalah, maka dia bertindak sebagai
pembimbing/konselor dengan melaksanakan tugas dan fungsi bimbingan dan
konseling bagi siswa-siswanya.
Usaha-usaha bimbingan Sekolah Dasar khususnya yang lebih efektif, menurut A.J.
Jones, karena :
1.Para peserta didik usia SD fleksibel dan
masalah-masalah yang mereka hadapi belum sempat berurat-berakar atau tertanam
dalam.
2.Para orangtua umumnya bekerjasama lebih
aktif dengan sekolah.
3.Panjang waktu yang tersedia untuk lebih
mensukseskan perkembangan peserta didik, khususnya mereka lebih leluasa dibantu
memahami dirinya sendiri dan untuk memperoleh pendekatan-pendekatan yang
tepat-guna ke arah pemecahan masalah-masalahnya.
Di samping faktor penunjang ini, demi lancarnya pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar diperlukan adanya syarat-syarat
tertentu. Dalam hal ini ialah sifat yang positif dari guru dalam menangani
tugas dan tanggungjawabnya sehari-hari. Sikap positif yang dimaksud antara lain
sebagai berikut :
1.Adanya kesediaan guru untuk berperan
ganda yaitu sebagai guru dan sebagai pembimbing.
2.Adanya kesediaan guru untuk senantiasa
menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif guna memungkinkan siswa
dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan minatnya secara optimal, dengan jalan
menempatkan siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.
3.Adanya kesediaan guru untuk selalu memahami
siswa dengan jalan mencatat fakta-fakta yang berkaitan dengan minat, sikap,
pola tingkah laku, cita-cita, nilai-nilai dan status sosial ekonomi
orangtuanya.
4.Adanya kesediaan guru kelas mencurahkan
perhatian terhadap peserta didik tertentu secara individual di samping
perhatian terhadap kelompok peserta didik.
5.Adanya pengaturan jarak psikologis
antara guru kelas dengan peserta didik, tidak terlalu jauh atau renggang dan
tidak terlalu dekat atau akrab.
6.Adanya kesediaan guru kelas untuk
mengadakan kunjungan rumah (home-visit) dalam rangka layanan-layanan bimbingan
dan mempererat hubungan guru dengan orangtua peserta didik bagi kepentingan
bimbingan.
Rogers (Tyler,1969) mengemukakan
bahwa sifat-sifat pribadi yang harus dimiliki oleh orang-orang yang bekerja
sebagai pembimbing/konselor adalah penerimaan (acceptance), pemahaman (understanding),
dan ketulusan (sincerity). Istilah “penerimaan” mengandung dua hal
pokok, yaitu : pertama, keinginan untuk menghargai dan menerima murid
sebagaimana adanya sesuai dengan sifat-sifat perbedaan individual yang
dimilikinya; dan kedua, menyadari bahwa pengalaman-pengalaman yang
dimiliki oleh individu adalah sangat kompleks.
Rogers (dalam Tyler, 1969)
menggunakan istilah penghargaan positif tidak bersyarat untuk menyatakan maksud
yang sama atau bersamaan dengan istilah “penerimaan”. Sifat pribadi kedua,
yaitu pemahaman (understanding) menunjuk kepada proses pemahaman tentang
perasaan-perasaan klien. Churkhuff (dalam Tyler, 1969) menggunakan istilah
pemahaman yang empatik (emphatic understanding) untuk menyatakan pemahaman
pembimbing atas kliennya.
Sedangkan ketulusan (sincerity)
adalah menyatakan keikhlasan atau kesukarelaan pembimbing/konselor dalam
membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Pembimbing (dalam hal
ini guru) harus selalu terbuka dan bersedia memberikan bantuan kepada
siswa-siswanya yang memerlukannya demi untuk kesejahteraan dan kebahagiaan
siswa itu sendiri.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Masalah-masalah yang dialami siswa
dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari sisiwa itu sendiri
maupun yang bersumber dari lingkunganya. Siswa dapat dibantu untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun
masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Dalam hal ini bimbingan
dan konseling dapat peran yang amat penting. Bagi siswa siswa di sekolah,
terpenuhinya kebutuha-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai
perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan dan konseling yang terpenting
dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
sifat-sifat
pribadi yang harus dimiliki oleh orang-orang yang bekerja sebagai
pembimbing/konselor adalah penerimaan, pemahaman, dan ketulusan .
Istilah “penerimaan” mengandung dua hal pokok, yaitu : pertama,
keinginan untuk menghargai dan menerima murid sebagaimana adanya sesuai dengan
sifat-sifat perbedaan individual yang dimilikinya; dan kedua, menyadari
bahwa pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh individu adalah sangat kompleks.
Sifat pribadi kedua, yaitu pemahaman menunjuk kepada proses pemahaman
tentang perasaan-perasaan klien.Sedangkan ketulusan adalah menyatakan
keikhlasan atau kesukarelaan pembimbing/konselor dalam membantu siswa mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya. Pembimbing (dalam hal ini guru) harus selalu
terbuka dan bersedia memberikan bantuan kepada siswa-siswanya yang
memerlukannya demi untuk kesejahteraan dan kebahagiaan siswa itu sendiri.
3.2 Saran
Sebagai pembimbing dalam hal ini
guru kita harus paham dengan karakter murid-murid kita agar bisa memberikan
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid
.lakukan bimbingan dan konseling tersebut dengan pendekatan lebih dalam agar
murid juga dapat menyelesaikan masalah yang di hadapinya tanpa beban .
DAFTAR PUSTAKA
Prof . Dr. H.
Prayitno .M.Sc.Ed, Drs. Amti Erman (2014) Terbitan PT Rineka Cipta, Jkt.
Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Prof. Dr.
Semiawan Conny (2009) terbitan Indeks, Jkt. Penerapan Pembelajaran Pada Anak.
Prayitno
(1990).Konselor Masa Depan Dalam Tantangan dan Harapan.
Website:
No comments:
Post a Comment