“MAKALA
QUR’AN HADIS”
DOSEN
:
DISUSUN
OLEH :
FEBI FANDESTI 1411100105
FARISA LAILI PURNAMA 1411100193
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAAN
PRODI PGMI.KELAS D SEMESTER 2
IAIN RADEN I NTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kitaucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulisan makalah ini dapatdiselesaikan tepat waktu. Alhamdulillahdengan semangat yang tinggi pula merupakan
modal bagi kamiuntuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memberikan
wawasan dan tambahan pengetahuan tentang pembahasaa toleransi dan etika pergaulan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak tidak
hanya bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dalam penulisan ini, kamimengucapkan terima kasih kepada
segala pihak yang telah ikut serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini masih ada kesalahan. Karena sesungguhnya kami sadari bahwa, tidak ada satupun yang sempurna di dunia ini kecuali Allah ta’ala
yang telah menciptakan alam semesta danseisinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca. kamijuga dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun guna untuk memperbaikisetiap
kekurangan dari makalah ini.
Bandar
Lampung, 21April 2015
DAFTAR
ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHILUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
.................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
BAB II PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Toleransi dan Etika Dalam Pergaulan
A) Ayat-ayat Al-Qur’an yang Membahas Tentang Toleransi dan Etika Pergaulan
B) Kandungan Isi Surat AL-Kafirun
C) Asbabun Nuzul Surat Al-kafirun
D) Tafsir Global
E) Prilaku Umat Islam yang Memahami Kandungan Surat Al-kafirun
F) Kosa Kata Surat Al-kafirun
G) Faedah Surat Al-kafirun
H) Penjelasaan Surat Ayat Yunus 40-41
I) Prilaku orang yang mengamalkan surat Yunus ayat 40-41
J) Hadis-hadis yang bersangkutan dengan Toleransi dan Etika Pergaulan
K) Prilaku bertoleransi dan beretika dalam kehidupan sehari-hari
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budi Pekerti berarti sikap dan prilaku yang baik. Sifat-sifat yang baik akan mendatangkan kebaikan dan sebaliknya hal yang buruk akan menghasilkan keburukan pula. Oleh karena itu kita perlu menjunjung tinggi nilai budi pekerti yang luhur. Ajaran budi pekerti menuntut kita agar selalu berbuat kebaikan, kebenaran, serta memupuk keharmonisan gubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan, yang sering disebut dengan konsep tri hita karana. Salah satu bagian dari konsep tri hita karana adalah hubungan manusia dengan manusia. Hal ini sangat perlu dilakukan oleh umat manusia, karena manusia sebagai makhluk social yang membutuhkan adanya hubungan dengan manusia lainnya, hal ini dilakukan bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu sangat perlu usaha manusia untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar umat manusia.Salah satu caranya yaitu mengembangkan sikap Toleransi, Etika pergaulan.[1])
Dalam tulisan yang sangat sederhana berikut ini, penulis berusaha mengelaborasi secara tematis konsep Islam tentang toleransi dan etika pergaulan. Diawali dengan penjelasan seputar definisi, kemudian dilanjutkan dengan upaya untuk membuktikan bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin sekaligus memberikan jalan keluar dalam mensikapinya, yaitu dengan prinsip toleransi (tasamuh) dan beretika dalam pergaulan. Pada bagian akhir akan diuraikan secara komprehensif solusi dimaksud, sesuai dengan perspektif yang dimajukan al-Quran dan sunnah.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari toleransi dan etika pergaulan?
- Apa sajakah ayat Al-Qur’an yang membahas tentang toleransi dan etika pergaulan?dan apa kandungan ayatnya?
- Bagaimana cara menerapkan perilaku hidup toleransi dan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Toleransi dan Etika
Toleransi adalah istilah dalam
konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang
melarang adanya diskriminasi
terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh
mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut
mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya[2]). Kata toleransi sebenarnya bukanlah
bahasa “asli” Indonesia, tetapi serapan dari bahasa Inggris “tolerance”, yang
definisinya juga tidak jauh berbeda dengan kata toleransi/toleran. Menurut
Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English, toleransi adalah
quality of tolerating opinions, beliefs, customs, behaviors, etc, different
from one’s own[3]).Adapun dalam bahasa Arab, istilah
yang lazim dipergunakan sebagai padanan dari kata toleransi adalah سماحة atau تسامح. Kata ini pada dasarnya berarti al-jud (kemuliaan). atau sa’at al-shadr
(lapang dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan). Makna ini selanjutnya
berkembang menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam menghadapi
perbedaan yang bersumber dari kepribadian yang mulia[4])
Etika adalah dalam bahasa Yunani “Ethos”, berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal- hal tindakan yang buruk[5])
Etika adalah dalam bahasa Yunani “Ethos”, berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal- hal tindakan yang buruk[5])
A) Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Membahas Tentang
Toleransi dan Etika pergaulan
Secara doktrinal, toleransi
sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah “damai”,
“selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering
dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang
mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua
agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling
menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan
adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk bertoleransi dan beretika dalam pergaulan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk bertoleransi dan beretika dalam pergaulan.
[6]Surat
Al-Kafirun ayat 1-6
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang Aku sembah.
4. Dan Aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6. Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agama
B) Kandungan Isi Surat Al-kafiruun
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya tauhid uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir[7]
Kemudian QS Al-Kafirun ini ditutup dengan pernyataan secara timbal balik, yaitu untukmu agamamu dan untuku agamaku. Dengan demikian, masing-masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya tanpa memaksakan pendapat kepada orang lain dan sekaligus tidak mengabaikan keyakinan masing-masing serta akan dipertanggung jawabkan masing-masing dihadapan Allah. Dengan turunnya ayat ini, Hilanglah harapan orang-orang musyrikin Quraisy yang berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW agar bersikap toleran dengan jalan untuk kompromi dalam bidang Aqidah Islam.[8])
C)
Sebab
Turunnya Surat Al-Kafirun Ayat 1-6/asbabul nuzul
Surat Al-Kafirun ini termasuk surat
makiyah atau surat yang diturunkan di Mekah, sebelum Rasulullah
saw. berhijrah ke Madinah. Al-Kafirun artinya orang-orang kafir.
Surat ini dinamakan Al-Kafirun, karena tema pokoknya menjelaskan
sikap Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap orang-orang kafir sebagaimana terungkap
dalam pojok kisah berikut ini.
Beberapa tokoh kaum kafir (kaum
musyrikin) di Mekah seperti Al-Walid bin Al-Mugirah, Aswad
bin ‘Abdul Muttalib dan Umayyah bin Khalaf, datang kepada Nabi
Muhammad saw. menawarkan kompromi yang menyangkut pelaksanaan
peribadahan.
Mereka mengusulkan, agar Rasulullah
saw. dan umat Islam mengikut kepercayaan mereka dan mereka pun akan
mengikuti agama Islam. Mereka berkata, “Wahai Muhammad, bagaimana jika
kami menyembah Tuhanmu selama setahun dan kamu juga menyembah Tuhan
kami selama setahun. Jika agamamu benar, kami mendapat keuntungan,
karena kami juga menyembah Tuhanmu, dan jika agama kami yang benar, kamu
juga tentu memperoleh keuntungan.”
Mendengar usul kaum kafir itu
Rasulullah saw. dengan tegas menjawab, “Aku berlindung kepada
Allah swt. agar tidak tergolong orang-orang yang bersikap dan
berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.” Untuk mempertegas
penolakan Rasulullah saw. tersebut, kemudian Allah SWT menurunkan surat
Al-Kafirun. Setelah Rasulullah saw. menerima surat Al-Kafirun ini, beliau lalu
mendatangi tokoh-tokoh kaum kafir (musyrikin) di Mekah, yang waktu
itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan mereka Rasulullah
saw. membacakan surat Al-Kafirun ayat 1 sampai 6 dengan mantap dan
lantang, sehingga mereka menyadari bahwa usul mereka untuk
berkompromi dalam keimanan dan ibadah agama, ditolak oleh Rasulullah saw.
dan umat Islam.
D) Tafsir
global surat
al-kafirun
G. Penerapan Perilaku yang
Mencerminkan Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
1. Setiap muslim/muslimat akan
bertekad dan berusaha secara sungguh-sungguh agar selama hidup di dalam dunia
ini senantiasa menyakini kebenaran agama Islam yang dianutnya dan mengamalkan
seluruh ajarannya dengan bertakwa kepada Allah swt.
2. Walaupun antara umat Islam dengan
umat lain (non-Islam) tidak ada kompromi (toleransi) dalam hal keimanan
(akidah) dan peribadahan, namun dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakat,
umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan
menghargai serta bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan,
ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama.
3. Menolak ajakan kaum musyrikin
untuk tukar-menukar pengalaman dalam keimanan dan
peribadahan atau untuk keluar dari agama Islam dan menganut agama
mereka, dengan tegas dan bijaksana. (Pelajari Q.S. Al-Baqarah, 2 :217).
Pengamalan surat al-Kafiruun
E) Perilaku umat islam yang telah
memahami kandungan surah al-kafirun
a)
- Menolak ajaran kaum musyrik untuk menukar-nukar pengalaman dalam keimanan dan peribadahan atau untuk keluar dari agama islam dan menganut agama mereka dengan tegas dan bijaksana
- Bertekad dan berusaha secara sungguh-sungguh agar senantiasa meyakani agama islam dan mengamalkan seluruh ajarannya dengan bertaqwa kepada Allah swt
- Walaupun antara umat muslim dan nonmuslim tidak ada toleransi dalam keimanan tapi tetap melakukan toleransi dalam pergaulan bermasyarakat
MENERAPKAN PRILAKU BERTOLERANSI DAN BERETIKA
b)
1. Menjalankan
ibadah sesuai aturan agama dengan sebaik-baiknya.
2. Tidak saling
mengejek dan mencela penganut agama lain.
3. Menghormati
penganut agama lain yang sedang merayakan hari besar agamanya.
4. Menghormati
dan menghargai sesame muslim yang berbeda tata cara ibadahnya.
5. Menghormai
dan menghargai perbedaan pendapat antar kelompok Islam.
6. Tidak
menganggap remeh kelompok Islam lain dan penganut agama lain.
F) Kosa Kata Surat Al-kafirun
قُلْ
Katankanlah, Wahai Muhammad
يَاأَيُّهَاالْكَافِرُونَ
“Wahai orang – orang yang kafir”. Pemimpin – pemimpin musyrikin Mekkah.
لَاأَعْبُدُمَاتَعْبُدُونَ
“ saya tidak akan menyembah apa yang kalian
sembah”. Tidak di waktu
sekarang dan tidak pula di masa akan datang.
وَلَاأَنتُمْعَابِدُونَمَاأَعْبُدُ
“ dan kalian bukanlah orang – orang ang
menyembah Rabb ( Allah ) yang saya sembah “.
لَكُمْدِينُكُمْوَلِيَدِينِ
“ bagi kalian agama kalian “ . yaitu syirik yang kalian lakukan.
وَلِيَدِينِ
“ dan bagiku agamaku” .
yaitu tauhid dan Islam
yang saya berada padanya dan tidak akan melepaskannya.Di masa sekarang dan yang
akan datang. Ada yang berpendapat bahwa dua kalimat selanjutnya ( ayat 4 dan 5
) sebagai penegas, namun ada pula yang berpendapat bahwa 2 dan 3 menunjukan
perbedaan sesembahan ( Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembah
Allah Subhanahuwata’ala sedang mereka menyembah berhala ), adapun ayat 4 dan 5
menunjukan pebedaan dalam ibadah itu sendiri ( ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah yang murni untuk Allah satu – satunya tanpa dicampuri
kesyirikan dan kelalaian dari Yang disembah sedangkan ibadah mereka semuanya
adalah syirik mempersekutukan Allah ) maka keduanya tidak akan pernah dapat
bertemu.
G)
Faedahnya Surat Al-kafirun
Berkata Ar Razy
radhiyallahu anhu : “ telah menjadi kebiasaan, orang memakai ayat ini
لَكُمْدِينُكُمْوَلِيَدِينِ
“ bagi kalian agama
kalian dan bagiku agamaku” Dalam pengertian lain ketika berselisih lalu satu
sama lain saling meninggalkan. Demikian itu tidak boleh karena tidaklah Allah
Ta’ala menunkan Al Quran untuk digunakan dengan makna lain, tetapi diturunkan
untuk direnungkan isinya dan diamalkan tuntutannya” ( Tafsir Al Razy juz
22 hal.148)
Faedah Surat Yunus ayat 40-41
1. Penetapan akidah
tentang qadha dan qadar terhadapa orang – orang kafir dan mukmin.
2. Perlindungan Allah
Subhanahuwata’ala terhadap Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dan
terpeliharanya beliau dari menerima usulan kaum musyrikin yang bathil.
3. Penetapan kewajiban
pemisahan antara orang – orang yang beriman dengan orang – orang kafir dan
musyrik.[9]
1.
Q:S Yunus:40-41
40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman
kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman
kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
41.
Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku
dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan
akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
H) Penjelasan Surat/ ayat Yunus 40-41
Pada ayat
ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir) yang
mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang benar-benar
mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka termasuk orang yang
menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama sekali tidak
mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang membuat
kerusakan.
Pada ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar. Yakni biarlah kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai Allah serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.
Pada ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar. Yakni biarlah kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai Allah serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.
Asbabun Nuzul
QS Yunus 40-41
ASBABUN NUZUL SURAH YUNUS AYAT 40-41
Tidak semua wahyu Allah terdapat asbabun nuzul. Salah satunya
yaitu Surat Yunus ayat 40-41. Dalam tafsir tidak dijelaskan penyebab (asbabun
nuzul) ayat tersebut.
ISI KANDUNGAN SURAH YUNUS AYAT 40-41
1. Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap Al-Qur'an
dan ada yang tidak beriman kepada Al-Qur'an.
2. Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang
beriman yang bertakwa kepada Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang
berbuat durhaka kepada Allah SWT.
3. Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT (umat Islam)
harus yakin bahwa Rasul Allah SWT yang terakhir adalah Nabi Muhammad SWT dan
Al-Qur'an adalah kitab suci yang harus dijadikan pedoman hidup umat manusia
sampai akhir zaman.
Umat Islam harus menyadari bahwa setiap amal perbuatan
manusia baik ataupun buruk diketahui oleh Allah SWT. Dan masing-masing orang
akan memikul dosanya sendiri-sendiri.
I)
PERILAKU
ORANG YANG MENGAMALKAN QS YUNUS : 40-41.
1. Tidak suka
mencemooh penganut agama lain maupun kelompok Islam lain dengan mengatakan
bahwa dirinyalah yang paling benar.
2. Menghormati dan menghargai pendapat penganut agama lain
maupun kelompok Islam lain dalam suatu masalah.
3. Bersungguh-sungguh
dalam menjalankan syariat Islam.
4. Meyakini
dalam hatinya bahwa setiap orang akam bertanggung jawab terhadapapa yang ia
lakukan.
MENERAPKAN
PRILAKU BERTOLERANSI DAN BERETIKA DALAM PERGAULAN
1. Jika kita
bertetangga dengan penganut agama lain, maka jangan sekali-kali mengejek mereka
atas keyakinan yang mereka anut.
2. Sedikit-sedikit
boleh ajarkan mereka tentang keindahan islam.
3. Jika mereka
tidak tertarik untuk mengikuti ajaran Islam, maka tidak ada hak bagi kita untuk
memaksakan kehendak.
4. Mengundang
mereka ketika kita mengadakan suatu acara, serta menerima dan menghadiri
undangan mereka.
5. Jika saudara
kita dari kelompok Islam lain atau pun dari penganut agama lain sedang tertimpa
musibah, kita wajib menolong, mendampingi serta mendoakan mereka[10]
J) Hadis yang Membahas Tentang
Toleransi dan Etika pergaulan
Hadis Pertama
عَن اَبِي هُرَيرَة قال قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم خَمْسٌ مِنْ حَقِ اْلمُسْلِم عَلى اْلمُسْلِمْ رَدُ
التَحِيَةِ وَاِجَابَةُ الدَعْوَةِ وَشُهُودُ الجَنَازَةِ وَعِيَادَةِ المَرِيضِ
وَتَشْمِيَتُ الغَاظِسِ اِدَا حَمِدَاللهُ .
Dari Abi Hurairah ra. berkata,
Rasullah bersabda:ada lima kewajiban orang islam terhadap orang islam lainnya,
yaitu membalas salam, memenuhi undangan, melayat jenazah, menengok orang sakit,
dan berdoa bagi orang yang bersin yang memuji Allah (membaca hamdallah).(Ibnu
majah)
معنى
|
مفردة
|
معنى
|
|
رَدُ
التَحِيَةِ
|
Menjawab salam
|
وَاِجَابَةُ
الدَعْوَةِ
|
Dan memenuhi undangan
|
وَشُهُودُ
الجَنَازَةِ
|
Dan melayat jenazah
|
وَعِيَادَةِ
المَرِيضِ
|
Dan menengok orang sakit
|
وَتَشْمِيَتُ
الغَاظِسِ
|
Danmendoakanorang yangbersin
|
حَمِدَ
|
Membaca
hamdalah
|
Dalam hadis di atas Rasullah Saw
memberi pelajaran kepada orang-orang islam tentang kewajiban dan haknya dalam
pergaulan sehari-hari. Hak dan kewajiban itu antara lain:
1) Kewajiban membalas salam
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu “assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau menjawab salam itu. Memberi salam adalah sunah.
2) Kewajiban memenuhi Undangan
Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau menghadirinya, terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
3) Kewajiban Melayat orang islam yang meninggal
Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya berkewajiban melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.
4) Kewajiban mendoakan orang islam yang bengkis
Apabila ada oarng islam bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang islam yang mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan doa” Yarhakumullah”.
Perintah yang di pesankan dalam hadis tersebut tampak sangat manusiawi dan sesuai dengan hukum sosial. Sebagaimana diakui dalam sosialogi bahwa pada kehidupan masyarakat apapun dan dimana pun beradanya sangat memerlukan adanya perilaku yang seimbang diantara anggotanya. Oleh karena itu apa yang di anjurkan hadis tersebut merupakan tata aturan/hukum sosial kemasyarakatan yang sangat indah dan manusiawi. Lebih dari itu etika sosial tadi hukumnya bukan hanya mengandung nilai-nilai budaya luhur, tetapi juga mengandung nilai peribadatan, karena dalam praktiknya banyak mengandung doa guna membesarkan hati, menggembirakan, menentramkan, menghibur orang yang bersangkutan.
1) Kewajiban membalas salam
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu “assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau menjawab salam itu. Memberi salam adalah sunah.
2) Kewajiban memenuhi Undangan
Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau menghadirinya, terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
3) Kewajiban Melayat orang islam yang meninggal
Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya berkewajiban melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.
4) Kewajiban mendoakan orang islam yang bengkis
Apabila ada oarng islam bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang islam yang mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan doa” Yarhakumullah”.
Perintah yang di pesankan dalam hadis tersebut tampak sangat manusiawi dan sesuai dengan hukum sosial. Sebagaimana diakui dalam sosialogi bahwa pada kehidupan masyarakat apapun dan dimana pun beradanya sangat memerlukan adanya perilaku yang seimbang diantara anggotanya. Oleh karena itu apa yang di anjurkan hadis tersebut merupakan tata aturan/hukum sosial kemasyarakatan yang sangat indah dan manusiawi. Lebih dari itu etika sosial tadi hukumnya bukan hanya mengandung nilai-nilai budaya luhur, tetapi juga mengandung nilai peribadatan, karena dalam praktiknya banyak mengandung doa guna membesarkan hati, menggembirakan, menentramkan, menghibur orang yang bersangkutan.
Hadis Kedua
مَثَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ فِي
تَوَادِهِمْ وَتَرَاحِمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ اْلجَسَدِ اِدَااسْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرِ اْلجَسَدِ بِالسَهَرِ وَاْلحُمَى رواه
البخارى والمسلم .
Perumpamaan sesama orang-orang mukmin dalam mencinta,
menyayangi, dan merasakan lemah lembut seperti satu tubuh manusia, Jika
diantara satu anggotanya merasa sakit maka seluruh tubuh akan merasakan gelisah
dan sakit panas.(HR.Bukhori dan Muslim)
Saling
mencintai
|
معنى
|
مفردة
|
معنى
|
مفردة
|
Tubuh
|
اْلجَسَدِ
|
Saling
berlaku lemah lembut
|
وَتَعَاطُفِهِمْ
|
|
Anggota
|
عُضْوٌ
|
Mengadu
|
اسْتَكَى
|
|
Semua
|
سَائِرِ
|
Mereka
|
هِمْ
|
|
Gelisah
|
السَهَر
|
Sakit
panas
|
وَاْلحُمَى
|
|
Saling
menyayangi
|
تَرَاحِمِهِمْ
|
Merasakan
|
تَدَاعَى
|
|
Hadis ini menerangkan tentang etika
atau tata pergaulan sosial kemasyarakatan sesama muslim. Dalam hadis ini
Rasullalah memberi pelajaran bagaimana hubungan sosial orang-orang islam dengan
orang islam lainnya. Cinta kasih sayang dan kemesraan hubungan orang0orang
muslim dengan muslim lainnya itu digambarkan oleh Rasulallah SAW ibarat satu
tubuh. Dalam hadis ini juga menjelaskan tentang pentingnya solideritas dalam
kehidupan antara umat islam.
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.
K) Perilaku bertoleransi dan beretika dalam pergaulandalam
Kehidupan Sehari-Hari
QS:al
kafirun1-6
1. Hendaknya setiap mukmin memiliki
kepribadian yang teguh dan kuat
2. Masing- masing pemeluk agama dapat
melaksanakan apa yang di anggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya
3.
Setiap
pemeluk agama akan di mintakan pertanggungan jawabnya di hadapan Allah SWT.
Q:S
Yunus:40-41
1.
Setiap
orang mukmin harus taat pada Allah dan rasul-Nya
2.
Hendaknya
orang mukmin tahu bahwa Allah adalah pemelihara dan pembimbing kita semua.
3.
Orang
yang tidak beriman menolak mempercayai nabi Muhammad sebagai rasul Allah dan
apa yang dibawanya. Mereka berhak berpisah secara baik-baik dan masing-masing
akan dinilai oleh Allah SWT serta di beri balasan dan ganjaran yang sesuai.
.
Hadis Pertama
Etika
pergaulan masyarakat sesama orng islam dilandasi dengan ajaran islam. Tercakup
di dalam nilai budaya perlunya berperilaku yang seimbang demi mewujudkan
masyarakat yang indah dan menyenangkan.
Sesama
orang islam berkewajiban memenuhi hak dan kewajiban mereka masing-masing.
Dalam
kehidupan sehari-hari orang islam perlu doa untuk mendoakan sesama demi
kesejahteraan mereka sendiri.
Hadis
kedua
Kehidupan
sosial orang-orang mukmin ibarat satu tubuh.
Orang-orang
mukmin harus mempunyai solideritas, ta’awun dan kepedulian sosial terhadap
orang-orang mukmin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam tulisan yang sangat sederhana berikut ini, penulis berusaha mengelaborasi secara tematis konsep Islam tentang toleransi dan etika pergaulan. Diawali dengan penjelasan seputar definisi, kemudian dilanjutkan dengan upaya untuk membuktikan bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin sekaligus memberikan jalan keluar dalam mensikapinya, yaitu dengan prinsip toleransi (tasâmuh) dan beretika dalam pergaulan. Pada bagian akhir akan diuraikan secara komprehensif solusi dimaksud, sesuai dengan perspektif yang dimajukan al-Quran dan sunnah.
. Hal ini sangat perlu dilakukan oleh umat manusia, karena manusia sebagai makhluk social yang membutuhkan adanya hubungan dengan manusia lainnya, hal ini dilakukan bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu sangat perlu usaha manusia untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar umat manusia.Salah satu caranya yaitu mengembangkan sikap Toleransi, Etika pergaulan[11]).
[1]Yusuf
al-Qaradhawi.1994.Fatwa Muashirah. Manshurah : Dara Al-Wafa. Cet. Ke-3.jilid 2.
H.667.
[2]http://id.wikipedia.org//wiki/toleransi.
[3]A.S
Hornby.1986.Oxford advanced learners dictionary of current english.hlm.909.
[4]Ahmad Warson Munawwir. 1997. Kamus
al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. Edisi ke-2.
Cet. Ke-14. h. 657.
[7]LKS Al-Hikmah MA,Qura’an Hadis.semester
genap XII.Surabaya
[8]Ibid.lks
[9]Quraish shihab.Membumikan Al-Qura’an.cet
x.hal 81 Jakarta.
[10]Quraish shihab.Membumikan Al-Qura’an.cet
x.hal 51-53 Jakarta
izin ya
ReplyDeleteTerimakasih banyak
ReplyDeleteIzin
ReplyDeleteIzin ya
ReplyDeleteIzin ya
ReplyDeleteIzin ya😇
ReplyDeleteTerimakasih sudah membantu🙏
P
ReplyDeleteIzin copas ka
ReplyDeleteIzin copas
ReplyDelete