Saturday, June 20, 2015

TANGGUNGJAWAB TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT



MAKALAH QUR’AN HADIST
“TANGGUNGJAWAB TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT”
Dosen Pengampu : Jimi Hariyanto,M.Pd.I
Disusun oleh :
Kelompok 10
Gustin Rif’aturrofiqoh             1411100198
Henri Ikhsan Farizqi                1411100199
Kelas : D/ Semester 2



IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PGMI
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ Tanggungjawab terhadap Keluarga dan Masyarakat”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.


           


Bandar lampung,04 Mei 2015


penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i   
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.    Ayat Pokok Tentang Tanggungjawab Terhadap Keluarga
Dan Masyarakat........................................................................................ 2
B.     Ayat Munasabah Tentang Tanggungjawab Terhadap Keluarga
Dan Masyarakat........................................................................................ 5         
C.      Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap
Keluarga & Masyarakat............................................................................. 10

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A.    Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa ayat pokok yang menjelaskan tentang tanggungjawab terhadap keluarga dan masyarakat ?
2.      Bagaimana sebab nuzul ayat tersebut serta tafsir global ?
3.      Apa saja ayat munasabah dengan ayat pokok tersebut?
4.      Apa hadist yang menjelaskan tentang tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Makalah ini di susun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah Qur’an Hadist.
2.      Dapat mengetahui ayat-ayat al-qur’an dan hadist tentang tanggungjawab terhadap keluarga dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Ayat Pokok Tentang Tanggungjawab Terhadap Keluarga Dan Masyarakat
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi manusia sejak lahir. Dapat kita lihat tanggung jawab mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab. Menanggung sendiri yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan menjawab adalah sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam merespon sesuatu disekitarnya. Dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu yang ditanggung dan harus dilakukan oleh manusia baik terlihat maupun tidak terlihat. Tanggung jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab.
Contoh sehari-hari sebuah tanggung jawab yaitu: 
  • Seorang anak yang telah menerima hak untuk disekolahkan oleh orang tuanya maka harus belajar dengan giat dan menjadi seorang siswa/siswi yang berprestasi 
  • TUHAN menciptakan manusia ke dunia dan memberikan hak untuk hidup namun manusia tersebut harus taat dan mematuhi larangannya agar tetap selamat. 
Tanggung jawab terhadap keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan. Tanggung jawab terhadap masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
QS. At-Tahrim : 6

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
1.      Sebab Turunnya surat Attahrim (Asbabun Nuzul) :
Ibnu katsir setelah menulis ayat At-Tahrim beliau juga menukil pendapat yang mengatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah Nabi mengharamkan atas dirinya Maria Al-Qibtia[1] tapi kemudian beliau menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah Nabi mengharamkan atas dirinya madu.
Kemudian Syaikh Utsaimin menguatkan pendapat yang mengatakan sebab turunnya ayat ini adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengharamkan atas dirinya madu.[2]
2.      Penjelasan Ayat
Melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada umat manusia yang percaya kapada Allah dan Rasulnya agar mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu,yaitu dengan taat dan patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya dan mengajarkan kepada keluarganya supaya mereka melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang dilarangnya,sehingga mereka selamat dari kobaran api neraka.[3]
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا                                                                                                                       
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka,
Adh Dhahhak dan Muqatil bin Hayyan, mereka mengatakan bahwa :“Setiap muslim berkewajiban mengajari keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan hal-hal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.” Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, peringatkan dan cegahlah mereka.”
3.      Tafsir Mengenai Ayat Ini
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT.


4.      Terjemahan Kata Perkata

قُوا
Bentuk jamak dari fiil amr قِ yang berarti peliharalah
وَقُودُ
Bahan bakar
الْحِجَارَةُ
Batu
غِلَاظٌ
Kasar
شِدَادٌ
Keras

B.     Ayat Munasabah Tentang Tanggungjawab Terhadap Keluarga Dan Masyarakat
1.Surah Taha : 132


132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Ø  Penjelasan Surah Taha : 132
Ayat 132 di atas, menjelaskan bahwa salah satu kewajiban ke­pala keluarga adalah memerintahkan anggota keluarganya untuk melaksanakan dan memelihara shalat dengan baik. Perintah me­laksanakan shalat ini disampaikan kepada anak-anaknya ketika mereka mulai menginjak usia tujuh tahun.

seperti termuat dalam hadits,yang Artinya:
"Perintahkanlah mereka untuk melakukan shalat ketika meng­injak usia tujuh tahun. Dan ketika mereka menginjak usia se­puluh tahun belum mengerjakan shalat maka berilah sanksi agar mereka mau mengerjakan shalat. "
Di dalam shalat terkandung nilai­nilai pendidikan yang luhur yang dapat membina seseorang men­jadi dewasa dalam segala hal. Nilai-nilai itu antara lain :
1.           shalat menanamkan sikap selalu dekat dengan Allah
2.           shalat menanamkan sikap disiplin,sikap peduli terhadap kawan
3.           shalat menanamkan sikap kebersamaan
4.           shalat menanamkan sikap selalu bersih
5.           shalat menanamkan sikap patuh kepada atasan
                              Sikap berikutnya yang perlu ditanamkan kepada anak adalah sifat sabar, terutama dalam melaksanakan shalat karena memang shalat itu adalah berat kecuali bagi orang-orang yang jiwanya telah khusyuk. Di samping itu, perlu ditanamkan pula sifat sabar da­lam menjalankan perintah yang lain, sabar dalam menjauhi larang­an, dan sabar dalam menerima musibah. Sabar bukan berarti pas-rah terhadap keadaan, tetapi yang dimaksud sabar adalah teguh pendirian dan tabah dalam menghadapi godaan.
            Dalam akhir ayat di atas, Allah menyatakan : "Kami tidak me‑minta rezeki darimu, tetapi Kamilah yang memberi rezeki kepada­mu. Dan balasan yang baik adalah bagi orang-orang yang taqwa ".


Ø  Analisis
          Maksud dari ungkapan ini adalah bahwa yang diminta Allah dari manusia adalah ibadah dan taqwanya kepada Allah, bukan ba­lasan rezeki seperti yang diminta oleh para pembesar manusia dari bawahannya. Dan tuntutan ibadah serta ketaqwaan pun bukan ber­arti bahwa Allah memerlukan ibadah dan ketaqwaan itu, sebab Allah akan tetap besar dan agung meskipun tak seorang pun ma­nusia menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Tetapi, ibadah dan taqwa itu mengandung hikmah, kegunaan, manfaat nilai-nilai lu­hur seperti yang telah disebutkan di atas. Ini semata-mata untuk keperluan manusia sendiri. Selanjutnya pahala ibadat akan di­terimanya pula nanti di akhirat.
Ø  Maknanya
Tugas seorang kepala keluarga bagi putra-putrinya dan ang­gota keluarga lainnya adalah :
1.    Mengajari mereka untuk melaksanakan shalat sejak dini.
            2.   Menanamkan sifat sabar kepada mereka dalam melaksana­kan shalat dan perintah-perintah  Allah yang lain.
3.   Memberikan pengertian kepada mereka bahwa manfaat sha­lat adalah
     untuk kepentingan dirinya sendiri.      

 2.Surat An Nisa : 36                  
*
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.[4]
Penjelasan Ayat :
                                Ayat 9 di atas menjelaskan fungsi keluarga, yaitu menjaga ke­langsungan hidup keluarga dari kepunahan dengan cara menyiap­kan generasi penerus yang lebih kuat, baik fisik maupun mental­nya. Dari segi fisik, mereka harus dibekali dengan makanan dan minuman yang bergizi, disamping sandang, pangan dan perumah­an yang memadai. Sedangkan dari segi mental, mereka harus di­bekali dengan pendidikan agama yang dapat menuntut mereka ke­pada jalan yang benar. Akhir ayat itu pun menganjurkan kepada para orang tua untuk memperlakukan semua anggota keluarganya dengan tegur saga atau ucapan-ucapan yang baik yang menunjuk­kan sikap kasih sayang dan mendidik.[5]

 3.Surah Hud : 117-119

117. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat,
119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Penjelasan Ayat :
            Pada ayat 117,dijelaskan bahwa tidak ada dibinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu masih suka berbuat kebaikan dan tidak bebuat dzalim.Siksa Allah SWT. Akan datang apabila manusia itu suka berbuat dzalim.
            Selanjutnya, pada ayat 118, dijelaskan Bahwa Allah SWT. Mampu menjadikan manusia sebagai umat yang satu dalam beragama. Akan tetapi, Allah SWT. Menjadikan manusia itu dilengkapi dengan akal. Mereka mempunyai kemampuan berbuat dan berikhtiar tanpa ada paksaan.selain itu,mereka mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang berbeda beda. Oleh karena itu, timbul perbedaan pendapat dan perselisihan yang tak ada habis habisnya.
            Kemudian, pada ayat 119, dijelaskan bahwa orang-orang yang tidak berselisih, merekalah yang mendapat rahmat, topik,dan hidayah Allh SWT. Mereka bersatu serta selalu mengupayakan persatuan agar manusia taat pada ketentuan dan peraturan Allah SWT. Mereka itulah yang termasuk orang – orang yang berbahagia dan diakhirat akan dimasukkan kedalam surga. Adapun yang selalu berselisih, mereka termasuk orang orang yang celaka dan akan menjadi penghuni neraka.pada akhir ayat ini,Allah SWT menegaskan bahwa dia akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia,yaitu mereka yang selalu berbuat jahat dan onar dimuka bumi

C.      Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga & Masyarakat

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالإِمَامُ رَاعٍ  وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَقَالَ حَسِبْتُ أَنْ قَالَ : وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى مَالِ اَبِيْهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَ كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
 (رواه البخارى ومسلم والترمذى)
Terjemahan Hadist :
Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata : Saya mendengar Ra­sulullah saw. bersabda : "Setiap kamu adalah pemimpin dan ber­tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Imam adalah pe­mimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas ang­gota keluarganya.
Dan seorang perempuan adalah pemimpin da­lam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas se­mua anggota keluarganya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan ia bertanggung jawab atas ke­selamatan dan keutuhan hartanya". Abdullah berkata : 'Aku me­ngira Rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pe­mimpin bagi harta ayahnya dan bertanggung jawab atas ke­selamatan dan keutuhan hartanya itu. Semua kamu adalah pe­mimpin dan bertanggung jawab atas'segala yang dipimpinnya.
(HR. Bukhari Muslim dan Turmudzi)


1.      Penjelasan Hadist :
Hadits di atas menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua manusia itu adalah pemimpin bagi segala hal yang ada di b awah wewenangnya sesuai dengan tingkat dan kedudukan masing-ma­sing, mulai dari pemimpin formal sampai dengan pemimpin yang non-formal. Dengan demikian, semua orang harus mempertang­gungjawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Disebutkan dalam hadits tadi umpamanya seorang pembantu ada­lah pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggung jawab atas keutuhan dan keselamatan harta majikannya itu. Ini artinya bahwa seorang pembantu tugasnya bukan hanya melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepadanya, tetapi ia juga ha­rus bertanggung jawab dan berusaha untuk menjaga kekayaan majikannya dari kerusakan atau kehilangan, apakah itu diakibat­kan oleh pencurian, kebakaran, kelalaian, dan sebagainya.
2.        Arti Kata Perkata
رَاعٍ
Pemelihara
مَسْؤُوْلٌ
Ditanya (dimintai pertanggungjawaban)
رَعِيَّتِهِ
Yang dipelihara
وَالرَّجُلُ
Dan seseorang (laki-laki)
وَالْمَرْأَةُ
Dan seorang perempuan
زَوْجِ
Suami
الْخَادِمُ
Pembantu
مَالِ
Harta
سَيِّدِ
Tuan
حَسِبْتُ
(saya) mengira
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Setiap orang memiliki tanggungjawab baik terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Diantara bentuk tanggungjawab terhadap diri adalah menjadikan diri sebagai teladan bagi keluarganya dalam segala bentuk kebaikan, kemudian bentuk tanggungjawab terhadap keluarga adalah dengan menciptakan keluarga mereka berkualitas dalam segala bidang terutama tentang penanaman nilai-nilai agama,mendidik anak dengan didikan yang baik dan mensejahterakan,dan yang terakhir tanggungjawab terhadap masyarakat adalah memberikan da’wah atau penjelasan-penjelasan agama yang dapat menciptakan ketentraman. 










DAFTAR PUSTAKA

Drs.Roli A.Rahman,M.Ag, Modul pembelajaran Qur’an Hadist, (Bojonegoro,Akik Pusaka.2009) Hlm.24

Dirjen Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI,Qur’an Hadist ,Madrasah Aliyah Kelas 2 2002

Departemen Agama RI ,Al-quran dan Tafsirnya. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci  Al-qur’an Departemen Agama RI






[1] Lih. Tafsir Ibnu Katsir juz.8 hal.158
[2] Lih. Asy-Syarh Al-Mumti’ ala Zad Al Mustaqni’ oleh syaikh Utsaimin  juz.13 hal.217.  

[3]  Drs.Roli A.Rahman,M.Ag, Modul pembelajaran Qur’an Hadist, (Bojonegoro,Akik Pusaka.2009) Hlm.24
[4] Tafsir Al-qur’an usmani,hlmn.84
[5]  Ibid.hlm 37

13 comments: