MAKALAH QUR’AN HADIST
“TANGGUNGJAWAB TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT”
Dosen Pengampu : Jimi Hariyanto,M.Pd.I
Disusun
oleh :
Kelompok
10
Gustin
Rif’aturrofiqoh 1411100198
Henri Ikhsan Farizqi 1411100199
Kelas : D/ Semester 2
IAIN
RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN
PGMI
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang “ Tanggungjawab terhadap Keluarga dan Masyarakat”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang
lebih luas bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.
Bandar lampung,04 Mei 2015
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.
Ayat Pokok Tentang Tanggungjawab
Terhadap Keluarga
Dan
Masyarakat........................................................................................ 2
B. Ayat
Munasabah Tentang Tanggungjawab Terhadap Keluarga
Dan Masyarakat........................................................................................ 5
C. Hadist
Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap
Keluarga & Masyarakat............................................................................. 10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanggung jawab adalah salah satu
ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan
mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan
balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang
di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja
kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib
bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu
perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku
jujur.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa ayat pokok yang menjelaskan tentang
tanggungjawab terhadap keluarga dan masyarakat ?
2.
Bagaimana sebab nuzul ayat tersebut
serta tafsir global ?
3.
Apa saja ayat munasabah dengan ayat
pokok tersebut?
4.
Apa hadist yang menjelaskan tentang
tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Makalah
ini di susun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah
Qur’an Hadist.
2. Dapat
mengetahui ayat-ayat al-qur’an dan hadist tentang tanggungjawab terhadap
keluarga dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat Pokok Tentang Tanggungjawab Terhadap
Keluarga Dan Masyarakat
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang
mendampingi hak asasi manusia sejak lahir. Dapat kita lihat tanggung jawab
mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab. Menanggung sendiri
yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan menjawab adalah
sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam merespon sesuatu
disekitarnya. Dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu yang ditanggung dan
harus dilakukan oleh manusia baik terlihat maupun tidak terlihat. Tanggung
jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia maka dari itu
diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab.
Contoh sehari-hari sebuah tanggung jawab yaitu:
- Seorang anak yang telah menerima hak untuk disekolahkan oleh orang tuanya maka harus belajar dengan giat dan menjadi seorang siswa/siswi yang berprestasi
- TUHAN menciptakan manusia ke dunia dan memberikan hak untuk hidup namun manusia tersebut harus taat dan mematuhi larangannya agar tetap selamat.
Tanggung jawab terhadap keluarga,
yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya terhadap
nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan,dan kehidupan. Tanggung jawab terhadap masyarakat,
yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk sosial.
QS. At-Tahrim : 6
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
1.
Sebab Turunnya surat Attahrim (Asbabun
Nuzul) :
Ibnu katsir setelah menulis ayat At-Tahrim beliau juga menukil pendapat
yang mengatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah Nabi mengharamkan
atas dirinya Maria Al-Qibtia[1] tapi kemudian beliau
menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah
Nabi mengharamkan atas dirinya madu.
Kemudian Syaikh Utsaimin menguatkan pendapat yang mengatakan sebab turunnya
ayat ini adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengharamkan atas dirinya
madu.[2]
2.
Penjelasan Ayat
Melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada umat manusia yang percaya
kapada Allah dan Rasulnya agar mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api
neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu,yaitu dengan taat dan
patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya dan mengajarkan kepada
keluarganya supaya mereka melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang
dilarangnya,sehingga mereka selamat dari kobaran api neraka.[3]
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api Neraka”,
Adh Dhahhak dan Muqatil
bin Hayyan, mereka mengatakan bahwa :“Setiap muslim berkewajiban mengajari
keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan
hal-hal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.” Jika
engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, peringatkan dan cegahlah
mereka.”
3.
Tafsir Mengenai Ayat Ini
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga
dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu,
dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada
keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan
mereka dari api neraka. Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu
ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT.
4.
Terjemahan
Kata Perkata
قُوا
|
Bentuk jamak
dari fiil amr قِ yang berarti
peliharalah
|
وَقُودُ
|
Bahan
bakar
|
الْحِجَارَةُ
|
Batu
|
غِلَاظٌ
|
Kasar
|
شِدَادٌ
|
Keras
|
B.
Ayat
Munasabah Tentang Tanggungjawab Terhadap Keluarga Dan Masyarakat
1.Surah
Taha : 132
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu,
kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi
orang yang bertakwa.
Ø Penjelasan
Surah Taha : 132
Ayat 132 di atas, menjelaskan bahwa
salah satu kewajiban kepala keluarga adalah memerintahkan anggota keluarganya
untuk melaksanakan dan memelihara shalat dengan baik. Perintah melaksanakan
shalat ini disampaikan kepada anak-anaknya ketika mereka mulai menginjak usia
tujuh tahun.
seperti
termuat dalam hadits,yang Artinya:
"Perintahkanlah
mereka untuk melakukan shalat ketika menginjak usia
tujuh tahun. Dan ketika mereka menginjak usia sepuluh tahun
belum mengerjakan shalat maka berilah sanksi agar mereka mau mengerjakan
shalat. "
Di dalam shalat terkandung nilainilai pendidikan yang luhur yang dapat membina
seseorang menjadi dewasa dalam segala hal. Nilai-nilai itu antara lain :
1.
shalat
menanamkan sikap selalu dekat dengan Allah
2.
shalat
menanamkan sikap disiplin,sikap peduli terhadap kawan
3.
shalat
menanamkan sikap kebersamaan
4.
shalat
menanamkan sikap selalu bersih
5.
shalat
menanamkan sikap patuh kepada atasan
Sikap
berikutnya yang perlu ditanamkan kepada anak adalah sifat sabar, terutama dalam
melaksanakan shalat karena memang shalat itu adalah berat kecuali bagi
orang-orang yang jiwanya telah khusyuk. Di
samping itu, perlu ditanamkan pula sifat sabar dalam menjalankan perintah yang lain, sabar dalam
menjauhi larangan, dan sabar dalam menerima musibah. Sabar bukan
berarti pas-rah terhadap keadaan, tetapi yang dimaksud sabar adalah teguh
pendirian dan tabah dalam menghadapi godaan.
Dalam akhir ayat di atas, Allah
menyatakan : "Kami tidak me‑minta rezeki darimu, tetapi Kamilah yang
memberi rezeki kepadamu. Dan balasan yang
baik adalah bagi orang-orang yang taqwa ".
Ø Analisis
Maksud dari ungkapan ini adalah
bahwa yang diminta Allah dari manusia adalah
ibadah dan taqwanya kepada Allah, bukan balasan rezeki seperti yang diminta oleh para pembesar manusia dari
bawahannya. Dan tuntutan ibadah serta
ketaqwaan pun bukan berarti bahwa Allah memerlukan ibadah dan ketaqwaan
itu, sebab Allah akan tetap besar dan agung meskipun tak seorang pun manusia
menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Tetapi, ibadah dan taqwa itu mengandung hikmah,
kegunaan, manfaat nilai-nilai luhur seperti yang telah disebutkan di atas. Ini
semata-mata untuk keperluan manusia sendiri. Selanjutnya pahala ibadat akan diterimanya
pula nanti di akhirat.
Ø Maknanya
Tugas seorang kepala keluarga bagi
putra-putrinya dan anggota keluarga lainnya adalah :
1.
Mengajari
mereka untuk melaksanakan shalat sejak dini.
2. Menanamkan
sifat sabar kepada mereka dalam melaksanakan shalat dan perintah-perintah Allah yang lain.
3. Memberikan pengertian kepada mereka
bahwa manfaat shalat adalah
untuk kepentingan dirinya sendiri.
2.Surat An Nisa : 36
*
36.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Dekat dan jauh di sini
ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara
yang Muslim dan yang bukan Muslim.[4]
Penjelasan
Ayat :
Ayat 9 di
atas menjelaskan fungsi keluarga, yaitu menjaga kelangsungan hidup keluarga
dari kepunahan dengan cara menyiapkan generasi penerus yang lebih kuat, baik
fisik maupun mentalnya. Dari segi fisik, mereka harus dibekali dengan makanan
dan minuman yang bergizi, disamping sandang, pangan dan perumahan yang memadai.
Sedangkan dari segi mental, mereka harus dibekali dengan pendidikan agama yang
dapat menuntut mereka kepada jalan yang benar. Akhir ayat itu pun menganjurkan
kepada para orang tua untuk memperlakukan semua anggota keluarganya dengan
tegur saga atau ucapan-ucapan yang baik yang menunjukkan sikap kasih sayang
dan mendidik.[5]
3.Surah Hud : 117-119
117.
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,
sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu
Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih
pendapat,
119. Kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu
(keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Penjelasan
Ayat :
Pada ayat 117,dijelaskan bahwa tidak
ada dibinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu masih suka berbuat
kebaikan dan tidak bebuat dzalim.Siksa Allah SWT. Akan datang apabila manusia
itu suka berbuat dzalim.
Selanjutnya, pada ayat 118,
dijelaskan Bahwa Allah SWT. Mampu menjadikan manusia sebagai umat yang satu
dalam beragama. Akan tetapi, Allah SWT. Menjadikan manusia itu dilengkapi
dengan akal. Mereka mempunyai kemampuan berbuat dan berikhtiar tanpa ada
paksaan.selain itu,mereka mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang berbeda
beda. Oleh karena itu, timbul perbedaan pendapat dan perselisihan yang tak ada
habis habisnya.
Kemudian, pada ayat 119, dijelaskan
bahwa orang-orang yang tidak berselisih, merekalah yang mendapat rahmat,
topik,dan hidayah Allh SWT. Mereka bersatu serta selalu mengupayakan persatuan
agar manusia taat pada ketentuan dan peraturan Allah SWT. Mereka itulah yang
termasuk orang – orang yang berbahagia dan diakhirat akan dimasukkan kedalam
surga. Adapun yang selalu berselisih, mereka termasuk orang orang yang celaka
dan akan menjadi penghuni neraka.pada akhir ayat ini,Allah SWT menegaskan bahwa
dia akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia,yaitu mereka yang
selalu berbuat jahat dan onar dimuka bumi
C. Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap
Keluarga & Masyarakat
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ وَالإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ
رَاعٍ فِى أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى
بَيْتِ زَوْجِهَا وَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ
سَيِّدِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَقَالَ حَسِبْتُ أَنْ قَالَ :
وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى مَالِ اَبِيْهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَ كًلُّكُمْ
رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
(رواه البخارى ومسلم
والترمذى)
Terjemahan Hadist :
Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda : "Setiap
kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah
pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas anggota keluarganya.
Dan seorang perempuan adalah
pemimpin dalam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab
atas semua anggota keluarganya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan ia bertanggung jawab
atas keselamatan dan keutuhan hartanya". Abdullah berkata : 'Aku
mengira Rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pemimpin bagi harta
ayahnya dan bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya itu.
Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas'segala yang dipimpinnya.
(HR. Bukhari Muslim dan Turmudzi)
1.
Penjelasan Hadist :
Hadits di
atas menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua manusia itu adalah pemimpin bagi
segala hal yang ada di b awah wewenangnya sesuai dengan tingkat dan kedudukan
masing-masing, mulai dari pemimpin formal
sampai dengan pemimpin yang non-formal. Dengan demikian, semua orang
harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
Disebutkan dalam hadits tadi umpamanya seorang pembantu adalah pemimpin bagi
harta majikannya dan ia bertanggung jawab atas keutuhan dan keselamatan harta
majikannya itu. Ini artinya bahwa seorang pembantu tugasnya bukan hanya
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepadanya, tetapi ia juga harus
bertanggung jawab dan berusaha untuk menjaga kekayaan majikannya dari kerusakan
atau kehilangan, apakah itu diakibatkan oleh pencurian, kebakaran, kelalaian,
dan sebagainya.
2.
Arti Kata Perkata
رَاعٍ
|
Pemelihara
|
مَسْؤُوْلٌ
|
Ditanya (dimintai
pertanggungjawaban)
|
رَعِيَّتِهِ
|
Yang dipelihara
|
وَالرَّجُلُ
|
Dan seseorang (laki-laki)
|
وَالْمَرْأَةُ
|
Dan seorang perempuan
|
زَوْجِ
|
Suami
|
الْخَادِمُ
|
Pembantu
|
مَالِ
|
Harta
|
سَيِّدِ
|
Tuan
|
حَسِبْتُ
|
(saya) mengira
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap orang memiliki tanggungjawab baik terhadap diri
sendiri, keluarga dan masyarakat. Diantara
bentuk tanggungjawab terhadap diri adalah menjadikan diri sebagai teladan bagi
keluarganya dalam segala bentuk kebaikan, kemudian bentuk tanggungjawab
terhadap keluarga adalah dengan menciptakan keluarga mereka berkualitas dalam
segala bidang terutama tentang penanaman nilai-nilai agama,mendidik anak dengan
didikan yang baik dan mensejahterakan,dan yang terakhir tanggungjawab terhadap
masyarakat adalah memberikan da’wah atau penjelasan-penjelasan
agama yang dapat menciptakan ketentraman.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.Roli
A.Rahman,M.Ag, Modul pembelajaran Qur’an Hadist, (Bojonegoro,Akik Pusaka.2009)
Hlm.24
Dirjen
Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI,Qur’an Hadist ,Madrasah Aliyah Kelas 2 2002
Departemen
Agama RI ,Al-quran dan Tafsirnya. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-qur’an Departemen Agama RI
kobiltu
ReplyDeleteizin meng copy sedikit di pendahuluannya ya:)
ReplyDeleteizin copy paste
ReplyDeleteizin copas
ReplyDeleteKak izin copy paste
ReplyDeleteizin copas ya kak....makasih
ReplyDeleteijin copas kaka
ReplyDeleteIzin copas ya.. terimakasih..
ReplyDeleteIzin copy paste ya☺️
ReplyDeleteIzin copas, terimakasih
ReplyDeleteizin copas ya kak terimakasih
ReplyDeleteizin copas ya kak terima kasih
ReplyDeleteIjin copas ya terimakasih
ReplyDelete