ILMU TAJWID
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara – cara membaca
Al-Qur’an dengan sebaik – baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan
dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan
tujuan dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang
membaca Al-Qur’an dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu ‘Ain.
Banyak dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan
Al-Qu’an.
Salah satunya adalah “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan /
tartil (bertajwid)” [Q.S Al-Muzzammil (73):4]. Salah satu ayat ini
sudah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk membaca Al-Qur’an yang
diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah penucapan setiap
huruf-hurufnya (bertajwid).
Pengenalan Ilmu tajwid untuk anak-anak tingkat
madrasah ataupun setara dengan SD sudah diajarkan, namun permasalahannya adalah
siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar dikarenakan Ilmu Tajwid ini susah
dan membosankan untuk dipelajari. Seperti yang diketahui bersama permasalahan ini disebabkan
karena kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu
sangatlah penting bagi para guru dalam menemukan metode-metode yang efektif
untuk meningkatkan motivasi siswa-siswi mereka.
B. Rumusan Masalah
a.
Apa
yang di maksud dengan tajwid ?
b.
Apa
pengertian izhar ?
c.
Ada
berapa hukum bacaan nun mati dan tanwin ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tajwid
Tajwid menurut lughot (etimologi) adalah mendatangkan atau membaca dengan
baik. Sedangkan menurut istilah (terminologi) adalah Ilmu yang dengannya kita dapat mengetahui bagaimana cara mengucapkan
huruf-huruf Al-qur’an, baik tebal tipisnya, panjang pendeknya (mad-qosnya),
sifat-sifatnya, serta cara membacanya dengan baik.
B. Faedah
(Kegunaan) Ilmu Tajwid
Faedah mempelajari Ilmu Tajwid adalah Untuk mencapai kebenaran semaksimal mungkin dalam membaca Al Qur’an
sesuai yang diterima dari Nabi Muhammad SAW
C. Hukum Mempelajari
Tajwid
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardlu Kifayah, sedang mengamalkannya
adalah Fardlu ‘Ain bagi tiap-tiap kaum muslimin dan muslimat yang sudah
mukallaf.
D. Hukum bacaan nun mati (ن ) atau tanwin
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah hukum
bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan ikhfa.
1. Idhar ( إظْهَار )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ نْ ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya
disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan
idhar:
No
|
Huruf
|
Nun mati (نْ)
|
Tanwin
|
1
|
ا |
مَنْ أمَنَ |
رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ |
2
|
ح |
عَنْ حَرَامِكَ |
نَارٌ حَامٍيَةٌ |
3
|
خ |
مَنْ خَشِيَ |
ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ |
4
|
ع |
مِنْ عِلْمٍ |
سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ |
5
|
غ |
مِنْ غِلٍّ |
اَجْرٌ غَيْرُ |
6
|
ھ |
مِنْ هَادٍ |
جُرُفٍ هَارٍ |
2. Idgham ( اِدْغَامٌ )
Idgham artinya
memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf
dari huruf ي ن م و ل ر maka wajib
dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin (نْ / ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf
hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama
sekali.
Idgham terbagi
menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a. Idgham bighunnah ( اِدْغَامٌ
بِغُنَّةٍ )
Idgham
bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah) yaitu bila
nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat
yaitu:
Hukum bacaannya
wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun mati/tanwin ke
dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan
idgham bighunnah:
no
|
Huruf
|
Nun mati (نْ)
|
Tanwin ( ً ٍ ٌ )
|
1
|
ي
|
مَنْ يَقُوْلُ
|
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ |
2
|
ن
|
مِنْ نِعْمَةِ
|
حِكْمَةٍ نَافِعَةٍ |
3
|
م
|
مِنْ مَسَدٍ |
عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ |
4
|
و
|
مِنْ وَرَاءِهِمْ |
خَيْرٌ وَاَبْقَى |
Ketentuan
bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu
kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun mati/tanwin dibaca
jelas.
Contoh : قِنْوَانٌ ـ
صِنْوَانٌ ـ دُنْيَا ـ بُنْيَانٌ
b. Idgham
bilaghunnah ( اِدْغَامٌ بِلاَ غُنَّةٍ)
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung.
Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah
yaitu ل ـ ر
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin
ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan
idgham bilaghunnah:
No
|
Huruf
|
Nun mati (نْ)
|
Tanwin ( ً ٍ ٌ )
|
1
|
ل |
مِنْ لَدُنْكَ |
هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ |
2
|
ر |
مِنْ رَبِّكَ |
خَيْرٌ رَازِقِيْنَ |
3. Iqlab ( اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin bertemu
dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya
adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ) Huruf iqlab hanya satu
yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:
No
|
Huruf
|
Nun mati (نْ )
|
Tanwin (ً ٍ ٌ )
|
1 |
ب |
مِنْ بَعْدِهِمْ |
سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ |
4. Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya
menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun
mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya
ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu
dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ
ذ ـ ز – س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك
Contoh bacaan
ikhfa:
No
|
Huruf
|
Nun mati (نْ )
|
Tanwin (ً ٍ ٌ )
|
1
|
ت |
فَمَنْ تَبِعَ |
جَنّتٍ تَجْرِى |
2
|
ث |
فَمَنْ ثَقُلَتْ |
شِهَابٌ ثَاقِبٌ |
3
|
ج |
اِنْ جَاءَكُمْ |
خَلْقٍ جَدِيْدٍ |
4
|
د |
اَنْدَادًا |
دَكًّا دَكًّا |
5
|
ذ |
مِنْ ذَهَبٍ |
نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ |
6
|
ز |
وَاَنْزَلْنَا |
صَعِيْدًا زَلَقًا |
7
|
س |
أَلإِنْسَانُ |
سَلمًا سَلمًا |
8
|
ش |
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ |
عَذَابٍ شَدِيْدٍ |
9
|
ص |
عَنْ صَلاَتِهِمْ |
عَمَلاً صَالِحًا |
10
|
ض |
مَنْضُوْدٍ |
مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ |
11
|
ط |
مِنْ طَيِّبَاتٍ |
بَلْدَةٌ طَيٍّبَةٌ |
12
|
ظ |
مِنْ ظُهُوْرِهِمْ |
حُرَّاءً ظَاهِرَةً |
13
|
ف |
أَنْفُسِهِمْ |
مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ |
14
|
ق |
مِنْ قَبْلِ |
رٍزْقًا قَالُوا |
15
|
ك |
مَنْ كَانَ يَرْجُو |
نَاِصيَةٍ كَاذِبَةٍ |
E. Hukum bacaan
Mim Mati
Mim mati atau
mim sukun (مْ)
apabila bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa
syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.
1. Ikhfa Syafawi (اِخْفَاء
شَفَوِيّ)
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim.Hukum bacaan
disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba (
ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan
samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati
bertemu huruf ba’ : وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ
Mim mati
bertemu huruf ba’ : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
2. Idghom Mimi ( اِدْغَامٌ
مِيمِي)
Hukum bacaan
disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara
membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib
dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham
mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati
bertemu huruf mim : وَمَا لَهُمْ مِنَ اللهِ
Mim mati
bertemu huruf mim : اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
3. Idhar Syafawi (اِظْهَارْ
شَفَوِيِّ)
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi.
Cara
membacanya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di
bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf
idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ
ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص
ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع
ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ -ي
No
|
huruf
|
Kalimat
|
No
|
Huruf
|
Kalimat
|
1
|
ا |
فَلَهُمْ اَجْرٌ |
14
|
ض |
وَامْضُوا |
2
|
ت |
جَنتٍ تَجْرِى |
15
|
ط |
لَهُم طَعَامٌ |
3
|
ث |
مَاءً ثَجَّاجًا |
16
|
ظ |
ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ |
4
|
ج |
خَلْقٍ جَدِيْدٍ |
17
|
ع |
وَلَهُمْ عَذَابٌ |
5
|
ح |
عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ |
18
|
غ |
مَاءُكُمْ غَوْرًا |
6
|
خ |
هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ |
19
|
ف |
لَهُمْ فِيْهَا |
7
|
د |
لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ |
20
|
ق |
رَأَوْهُمْ قَالُوْا |
8
|
ذ |
رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ |
21
|
ك |
اِنَّهُمْ كَانُوا |
9
|
ر |
اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ |
22
|
ل |
فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ |
10
|
ز |
اَمْ زَيَّنّا السَمَاء |
23
|
ن |
اَلَمْ نَجْعَلْ |
11
|
س |
فَوْقَكُمْ سَبْعًا |
24
|
و |
عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ |
12
|
ش |
هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ |
25
|
ھ |
اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا |
13
|
ص |
اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ |
26
|
ي |
مَالَم يَعْلَمْ |
F. Strategi dan
Media Pembelajaran
Metode yang bisa dipakai untuk
mengajarkan ilmu tajwid antara lain pembiasaan, ceramah, tanya strategi yang
bisa dipakai adalah:
1. Strategi Demonstrasi variasi
permainan
a. Tujuan : siswa jawab dan metode
demonstrasi. Metode tersebut bisa dilakukan dengan berbagai strategi.
Contoh mamahami kaidah tajwid serta
dapat menerapkan ke dalam bacaan al-Quran dengan benar.
b. Media : Bagan (kertas Karton atau
Power point), Lembaran-lembaran kertas berisi ayat/surah al-Qur’an
c. Cara bermain : berkelompok
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi disertai
dengan media bagan.
- Guru memberi contoh cara membaca
dengan tajwid yang benar
- Siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok
- Setiap kelompok diberikan lembaran
berisi surat/ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung bacaan tajwid sesuai materi.
- Setiap kelompok mencari contoh
bacaan tajwid yang tadi dijelaskan.
- Secara bergantian siswa menyebutkan
bacaan tajwid yang ditemukan dan mempraktekkan cara membacanya.
- Kelompok yang sudah selesai membaca
memilih kelompok lain untuk giliran selanjutnya.
2. Permainan Kepala Bernomor
a. Tujuan : siswa mamahami kaidah
tajwid serta dapat menerapkan ke dalam bacaan al-Quran dengan benar.
b. Media : Bagan (kertas Karton atau
Power point), Lembaran-lembaran kertas berisi ayat/surah al-Qur’an, juz ’amma
c. Cara bermain : individu
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi disertai
dengan media bagan.
- Guru memberi contoh cara membaca
dengan tajwid yang benar
- Siswa berhitung dari angka 1 sampai
sejumlah siswa yang ada.
- Secara bergantian siswa membaca ayat
yang mnegandung bacaan tajwid.
- siswa yang sudah selesai membaca
memilih nomor untuk mendapat giliran selanjutnya.
3. Bermain mencari pasangan
a. Tujuan : siswa bisa membedakan dan
memahami bacaan-bacaan tajwid yang diajarkan.
b. Media : Kartu soal dan jawaban.
c. Cara bermain : berpasangan
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi dengan media
yang disiapkan.
- Guru membagikan kartu soal dan kartu
jawaban
- siswa mencari pasangan yang sesuai
denga kartu yang dimiliki.
- Secara bergantian siswa membaca soal
dan jawaban yang dipegang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi-strategi di atas hanyalah
sebagian kecil dari strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran ilmu
tajwid. Masih banyak strategi lain yang dapat dikembangkan untuk dapat
mengajarkan ilmu tajwid dan menarik minat dan menambah semangat anak untuk
belajar ilmu tajwid.
Sebagai calon guru, kita dituntut
untuk kreatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang membuat murid
tidak bosan.
DAFTAR PUSTAKA
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina
Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II. Jakarta.
Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina
Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta.
Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina
Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta.
Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina
Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI. Jakarta.
Erlangga.