BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Lahirnya gerakan pembaharuan dipengaruhi oleh kemunduran dunia islam
yang mencangkup dalam berbagai bidang, baik bidang keagamaan, social, dan
intelektual. Merajalelanya bid’ah dan khurafat yang mengotori akidah, sehingga
sebagian dari ulam Islam buta terhadap sinar islam yang orisinil yang
terkandung dalam Al- Qur’an dan Sunnah.
Maka lahirlah para pembaharu dalam Islam yang menyerukan agar umat
Islam kembali kepada al- Qur’an dan hadits, meninggalkan sikap jumud menuju
sikap dinamis, menjauhkan syirik, bid’ah dan khurafat menuju aqidah yang
shalih, dan memanfaatkan akal yang tinggi. Menurut fazlur Rahman, gerakan
pembaharuan dalam islam muncul pada abad ke- 17, 18 dan 19 pada dasarnya
menunjukan karakteristik yang sama seperti pemikiran ibnu Taimiyah, bahwa
gerakan tersebut mengedepankan rekonstruksi social- moral masyarakat islam dan
sekaligus mengoreksi sufisme yang terlalu menekankan individu dan mangabaikan
masyarakat.[1]
Salah satu tokoh pembaharu tersebut adalah Rasyid Rida. Kata Syakib Arselan,
sebagai dinukil oleh Al- Syirbas “ tidaklah mungkin sejarah Islam akan ditulis
dalam bentuk yang sebenarnya serta mencangkup beberapa Ilmu pengetahuan tanpa
memberikan tempat terhormat bagi Sayyid Muhammad Rasyid Ridha didalamnya”. [2]
Dalam makalah ini akan dibahas pembaharuan- pambaharuan yang
dilakukan Rasyid Ridha khususnya pembaharuan dalam bidang pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
Biografi Rasyid Ridha?
2.
Apakah
karya- karya Rasyid Ridha?
3.
Apakah
konsep pemikiran pendidikan (tujuan, materi, metode, pendidikk dan peserta
didik), menurut Rasyid Ridha?
4.
Bagaimanakah
relevansi pemikiran pendidikan islam menurut Rasyid Ridha dengan pendidikan
masa terkini?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Biografi Rasyid Ridha
2.
Untuk
mengetahui karya- karya Rasyid Ridha
3.
Untuk mengetahui
konsep pemikiran pendidikan (tujuan, materi, metode, pendidikk dan peserta
didik), menurut Rasyid Ridha
4.
Untuk
mengetahui relevansi pemikiran
pendidikan islam menurut Rasyid Ridha dengan pendidikan masa terkini
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Rasyid Ridha
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dengan nama lengakapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni
Al-Husaini. Namun, dunia Islam lebih mengenalnya dengan nama Muhammad
Rasyid Ridha. Ia lahir didaerah Qalamun (sebuah desa yang tidak jauh dari Kota
Tripoli, Lebanon) pada 27 Jumadil Awal 1282 H bertepatan dengan tanggal 23
September 1865 M. Dari namananya jelas bahwa beliau merupakan salah satu
keturunan Ahlul-Bait.[3]
Menurut keterangan ia berasal dari keturunan Al- Husain, cucu Nabi
Muhammad SAW. Karena ia memakai gelar Al- Sayyid di depan namanya, kadang-
kadang ia juga dipanggil syaikh, walaupun gelar demikian sangat jarang dipakai
dan lebih popular, ketika orang sering membuat tambahan tambahan didepan
namanya sebagai sayyid. [4]
Semasa kecil ia dimasukan ke Madrasah Tradisional di Al- Qolamun
untuk belajar menulis, berhitung dan
membaca al- Qur’an.Ditahun 1882 ia melanjutkan pelajaran di Madrasah al-
wataniyah Al- Islamiyah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Di madrasah ini,
selain dari Bahasa arab diajarkan pula bahasa Turki dan prancis, dan disamping
pengetahuan- pengetahuan Agama juga pengetahuan Modern. rasyid ridha meneruskan
pelajarannya di salah satu Sekolah Agama yang ada di Tripoli. Walaupun pindah sekolah
hubungannya dengan Al- Syaikh Husain Al- Jisr berjalan terus dengan baik.
Lewat hubungan akrab itulah Rasyid Ridha lebih jauh berkenalan
denagan ide- ide pembaharuan, dan syekh amat berhasrat memompa semangat muda
Rasyid Ridha yang memang meminati berat alur pemikiran baru.
Muhammad
Rasyid Rida sebagai ulama yang selalu menambah ilmu pengetahuan dan selalu pula
berjuang selama hayatnya, telah menutup lembaran hidupnya pada tanggal 23
Jumadil ‘Ula 1354 H, bertepatan dengan 22 Agustus 1935 M. [5]
B.
Karya-
karya Rayid Ridha
1.
Majalah
al- Manar
Majalah ini termasuk majalah termasyhur, al- manar dalam nomor
pertama dijelaskan bahwa tujuan Al- Manar sama dengan tujuan Al- Urwah Al-
Wusqa, antara lain mengadakan pembaharuan dalam bidang Agama, Sosial, dan
Ekonomi, memberantas takhayul dan bid’ah- bid’ah yang masuk kedalam tubuh
Islam, menghilangkan paham fatalism yang terdapat dikalanagan Umat Islam, serta
paham- paham yang dibawa tarekat Tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan
membela umat islam terhadap permainan polotik Negara- Negara Barat.[6]
2.
Tafsir Al-
Mannar
Rasid Ridha melihat perlunya diadakan tafsir modern dari al- Qur’an
yaitu tafsiran yang sesuai dengan ide- ide yang dicetuskan gurunyaa. Ia selalu
menganjurkan pada Muhammad Abduh supaya menulis tafsir modern tetapi guru tidak
sepaham dengan murid dalam hal itu. Karena selalu didesak Muhammad Abduh
akhirnya setuju untuk memberikan kuliah mengenai Tafsir Al- Qur’an di Al-
azhar. Kuliah- kuliah itu dimulai di tahun 1899 dan dihadiri oleh rasyid ridha.
Keterangan- keterangan yang diberikan guru ia catat untuk seterusnya disusun
dalam bentuk keterangan teratur. Apa yang ia tulis ia serahkan pada guru untuk
deperiksa. Setelah mendapat persetujuan karangan itu disiarkan dalam Al- Manar.
Dengan demikian timbullah apa yang kemudian dikenal dengan Tafsir al- Manar.
Setelah guru meninggal, murid meneruskan penulisan tafsir sesuai dengan jiwa
dan ide yang dicetuskan guru. Muhammad Abduh sepat memberikan tafsiran sampai
dengan ayat125 dari Surat An- Nisa’ (jilid III dari Tafsir Al- Manar) dan yang
selanjutnya adalah tafsiran Rasyid Ridha sendiri.[7]
3.
Tarikh Al-Ustadz
Al-Imama Asy-Syaikh 'Abduh (Sejarah Hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh)
4. Nida' Li Al- Jins Al-Latif (Panggilan terhadap Kaum Wanita),
Al-Wahyu Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW)
5. Yusr Al-Islam wa Usul
At-Tasyri' Al-'Am (Kemudahan Agama Islam dan dasar-dasar umum penetapan hukum
Islam)
6. Al-Khilafah wa
Al-Imamah Al-Uzma (Kekhalifahan dan Imam-imam besar), Muhawarah Al-Muslih wa
Al-Muqallid (dialog antara kaum pembaharu dan konservatif),
7. Zikra Al-Maulid An-Nabawiy (Peringatan Kelahiran Nabi
Muhammad SAW), dan Haquq Al-Mar'ah As-Salihah (hak-hak wanita Muslim)
C.
Konsep
Pendidikan Islam menurut Rasyid Ridha
1.
Tujuan
a. Rasyid Ridha mengatakan salah satu tujuan
pembaharuaan pendidikan agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
modern kalangan umat islam sekaligus memberikan informasi yang benar tentang
Islam selain itu, untuk menandingi daya
tarik sekolah- sekolah Kristen.
b.
Memadukan pendidikan agama dan
pendidikan umum dengan metode modern. Hal tersebut didasari kenyataan
sekolah-sekolah yang didirikan bangsa Eropa saat ini banyak diminati oleh para
pelajar dari seluruh penjuru dunia, padahal tidak disajikan pelajaran agama
didalamnya.
c.
Pendidikan Islam bertujuan memahami
ajaran islam yang sebenarnya
Rasyid ridha berpendapat
bahwa umat muslim mundur karena tidak memahami ajaran pendidikan islam dengan sebenarnya, yang mencangkup
pendidikan sepiritual dan kemakmuran
dunia. Jika mereka memahami dengan betul dan menjalankannya, mereka akan maju
sampai akhir zaman, jika tidak akan mundur. Kemunduran itu tidak akan hanya
meninpai individu melainkan juga masyarakat islam.
d. Tidak memisahkan antara pendidikan Agama (sepiritual)
dengan Pendidikan umum (keduniaan)
Ketika umat Islam dapat
memadukan antara ajaran spiritual dengan ajaran keduniaan secara baik, maka
mereka akan mendapatkan kekuatan yang tangguh, kehormatan, peradaban yang
tinggi dan kesejahteraan hidup. Mereka akan menjadi pusat peradaban dunia
selama mereka menjadi muslim yang sebenarnya. [8]
e. Pendidikan Islam tidak melenceng dari ajaran
yang sebenarnya
kemunduran umat islam pada
masa klasik terjadi kerena ajaran/
pendidikannya telah menyeleweng dari ajaran yang sebenarnya. Ajaran-
ajaran islam telah banyak masuk bid’ah,
di antara bid’ah itu adalah pendapat bahwa islam itu terdapat ajaran kekuatan
batin yang membuat pemiliknya dapat memperoleh segala apa yang dikehendaki.
Bid’ah yang berpendapat tentang syekh tarekat yang menganggap hidup di dinia
tidak penting, tentang tawakal dan pujaan serta kepatuhan yang berlebihan
kepada syaikh dan wali. [9]
2.
Materi
Menurut Rasyid Ridha materi yang diajarkan di samping fiqh, tafsir,
hadits dan sebagainya yang biasa diberikan di Madrasah- madrasah Tradisional,
perlu adanya penambahan kurikulum mata pelajarannya yang mencangkup bidang
teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, dan
Ilmu mengatur Rumah tangga (kejahteraan keluarga).
Alasan pembaharuan itu karena pada masa ini, telah bercokolnya
politik kerajaan Turki Utsmani di Dunia Arab yang tidak banyak menggantungkan
perkembangan peradaban Islam secara utuh, sehingga masa itu merupakan priode
kebekuan, keruntuhan dan kehancuran pendidikan Islam. [10]
Dengan semangat motivasi itulah Rasyid Ridha berpendirian bahwa umat
islam harus merebut kembali peradaban Islam dalam berbagai bidangnya,
sepertihalnya peradaban modern. Jalan untuk memiliki kekuatan hanyalah berusaha
untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern, sebagaimana yang
dimiliki barat. Peradaban barat modern menurutnya didasarkan atas ilmu
pengetahuan dan teknlologi yang tidak bertentangan sama sekali dengan ajaran islam.
Kemajuan umat islam di zaman klasik adalah karena penguasaan ilmu
pengetahuan. Barat berhasil mencapai kemajuan adalah karena mereka berhasil
mengambil alih ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh orang islam. Dengan
demikian, sejalan dengan pemikiran Al- tahtawi dan khayr aal- din, Rasyid Ridha menganggap bahawa
mengambil ilmu pengetahuan moder sebenarnya mengambil kembali pengetahuan yang
pernah dimiliki umat islam.orang- orang barat hanya mengembangkan peradaban itu
setelah mereka memperoleh dari islam melalui sepanyol dan tanah suci. [11]
3.
Metode
Metode yang
digunakan diantaranya yaitu:
a.
Pembelajaran
mandiri
Jika pada zaman klasik
metode mengajar yang sering digunakan adalah metode ceramah yang intinya proses
KBM terpusat pada guru, dengan adanya pembelajaran mandiri ini siswa dituntut
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran mandiri ini
pengetahuan yang didapat tidak terbatas dari guru saja, malah pengetahuan
secara langsung dapat diperoleh oleh siswa.
b.
Belajar
melalui pengalaman
Penerapan metode visitasi melalui
metode ini guru dapat member pengalaman kepada pelajar. Pengajaran akan tekesan
karena pelajar itu dapat merasakan sendiri serta dapat menguatkan pemahaman
mereka.
c.
Menggunakan
alat batu atau media dalam mengajar
Media merupakan segala
kelengkapan yang digunakan oleh guru untuk membantu menyampaikan dan
mempermudah peserta didik dalam menerima pelajaran. Alat ini tidak terbatas
pada buku teks, papan tulis dan gambar saja melainkan juga meliputi segala
benda yang digunakan dalam yang dapat dilihat, didengar, dipegang, dibaca,
dirasai, digunakan dan sebagainya.
4.
Pendidik
a.
Seorang
pendidik harus senantiasa menambah ilmu pengetahuan
b.
Dalam
mengajar pendidik menggunkan metode yang bervariasi
c.
Dalam
mengajar pendidik harus melibatkan peserta didik agar mereka dapat menjelaskan
secara kusus menurut penelitian mereka sendiri (pendidik sebagai pembimbing
bagi peserta didik)
d.
Pendidik
tidak hanya dituntut untuk mengajar masalah agama saja tetapi juga dituntut
untuk memberi pengetahuan masalah teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, dan Ilmu mengatur Rumah
tangga (kejahteraan keluarga).
5.
Peserta
Didik
Peserta didik merupakan makhluk allah SWT. Yang memiliki fitrah
jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran,
maupun perimbangan pada bagian- bagin lainnya.
a.
Peserta
didik tidak hanya mendengarkan apa yang
dikatakan guru tetapi juga dituntun untuk terlibat aktif dalam suatu
pembelajaran.
b.
Penuntut
ilmu dalam usaha mendalami suatu disiplin ilmu tidak dilakukan sekaligus, akan
tetapi perlu bertahap dan memprioritaskan yang terpenting.
c.
Peserta
didik tidak membusungkan dada terhadap orang alim (guru), melainkan bersedia
patuh dalam segala urusan dan bersedia patuh terhadap tata tertib.
BAB
IV
RELEVANSI
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT RASYID RIDHA DENGAN PENDIDIKAN MASA TERKINI
Pemikiran pembaharuan
Rasyid Ridha dengan pendidikan zaman sekarang,
sudah banyak yang terealisasi
diantaranya yaitu dilihat dari:
A.
Tujuan
pembelajaran
1.
Rasyid
Ridha mengatakan salah satu tujuan pembaharuaan pendidikan agar dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi modern kalangan umat islam sekaligus memberikan
informasi yang benar tentang Islam selain itu,
untuk menandingi daya tarik sekolah- sekolah Kristen. Jika dilihat
dengan dengan zaman sekarang madrasah- madrasah atau sekolah umum yang berbasis
islam dalam pengajarannya menggunakan teknologi yang canggih. Dengan teknologi
yang canggih pada madrasah- madrasah membuat lembaga ini menjadi sekolah
faforit dan diminati oleh banyak siswa.
2.
Memadukan pendidikan agama dan
pendidikan umum dengan metode modern. Hal ini sudah cukup terealisasi dimana
sekarang madrasah- madrasah memadukan pendidikan agama dengan pendidikan umum
menggunakan metode yang modern.
3.
Tidak
memisahkan antara pendidikan Agama (sepiritual) dengan Pendidikan umum
(keduniaan)
Dalam
madrasah sekarangpun masih tetap diterapkan, pendidik tidak mesisahkan kedua
ilmu tersebut, karena memang kedua pengetahuan tersebut penting bagi kehidupan
seseorang. Untuk bahagia dunia dan akherat dibutuhkan kedua ilmu tersebut.
B.
Materi
Menurut Rasyid Ridha materi yang diajarkan di samping fiqh, tafsir,
hadits dan sebagainya yang biasa diberikan di Madrasah- madrasah Tradisional,
perlu adanya penambahan kurikulum mata pelajarannya yang mencangkup bidang
teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, dan
Ilmu mengatur Rumah tangga (kejahteraan keluarga).
Jika dilihat meteri pembelajaran sekarang, pemikiran Rasyid Ridho
tersebut sudah terealisasi sekarang pada madrasah- madrasah tidak hanya
mengajarkan ilmu agama saja seperti fiqh, tafsir, hadits dan sebagainya tetapi
juga mengajarkan bidang teknologi,
moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah,
ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, malah bias dibilang teknologi
yang digunakan pada madrasah- madrasah sudah cukup canggih. Walaupun masih
terdapat madarasah- madrasah yang hanya mengajarkan agama saja tidak
mengajarkan ilmu- ilmu umum, seperti di Madrasah/ Pesantren salafi.
C.
Metode
Metode yang yang digunakan
rasyid Ridha cukup terlaksana pada masa kini, melihat sekarang metode
yang yang digunakan lebih menuntut kepada kemandirian siswa, menjadikan
pengalaman sebagai pelajaran dan menggunakan teknologi sebagai alat bantu/
media yang digunakan untuk mempermudah guru mengajar dan murid menerima
pelajaran.
D.
Pendidik
1.
Seorang
pendidik harus senantiasa menambah ilmu pengetahuan
Pemikiran ini sudah cukup
terlaksana, seperti adanya progam pemerintah memberikan sertifikasi kepada guru-
guru yang memenuhi syarat. Dengan adanya progam ini memberikan semangat kepada
para pendidik untuk memperluas pengetahuannya.
2.
Dalam
mengajar pendidik menggunkan metode yang bervariasi
Jika dilihat dengan masa
kini, pemikiran ini sudah cukup terealisasi, dimana pada saat ini banyak
pendidik yang tidak hanya menggunakan metode ceramah saja dalam mengajar,
tetapi sudah bermacam- macam metode yang digunakan sesuaikan dengan materi yang
diajarkan.
3.
Dalam mengajar pendidik harus melibatkan
peserta didik agar mereka dapat menjelaskan secara kusus menurut penelitian
mereka sendiri (pendidik sebagai pembimbing bagi peserta didik)
Pemikiran rasyid Ridha ini
sudah cukup terealisasi dimana para pendidik kini menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student- centered- approaches). pendekatan yang
berpusat pada siswa (student- centered- approaches) adalah pendekatan
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar
bersifat modern. Pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka
untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas
secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. [12]
E.
Peserta
Didik
Seperti yang telah
dijelaskan diatas peserta didik dituntut untuk lebih aktif untuk lebih aktif,
sudah cukup terlaksana melalui pendekatan yang berpusat pada siswa (student-
centered- approaches).
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam masa, telah bercokolnya politik kerajaan Turki Utsmani di
Dunia Arab yang tidak banyak menggantungkan perkembangan peradaban Islam secara
utuh, sehingga masa itu merupakan priode kebekuan, keruntuhan dan kehancuran
pendidikan Islam. dengan semangat motivasi itulah Rasyid Ridha berpendirian
bahwa umat islam harus merebut kembali peradaban Islam dalam berbagai
bidangnya, sepertihalnya peradaban modern. Jalan untuk memiliki kekuatan
hanyalah berusaha untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
sebagaimana yang dimiliki barat. Peradaban barat modern menurutnya didasarkan
atas ilmu pengetahuan dan teknlologi yang tidak bertentangan sama sekali
dengan ajaran islam.
B.
Penutup
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa dalam
penyusunan makalah masih banyak kekurangan, Karena keterbatasan kemampuan kami
atapun kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan dalam
pembuatan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah inni berguna bagi para
pembacanya dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amiiin
[1] Amin Rais , Islam dan Pembaruan, dalam
john J. Donohue dan John L. (Ed.),(ter. Machnun Husein ), (Jakarta:
Rajawali, 1984) hlm. 10
[2] Ahmad al- Syirbasi,
Rasyid Ridha, Shahibu al- Manar,
(Mesir: Lajnah al- ta’rif bi al- Islam, 1970) hlm. 69
[4] Harun Nasition, pembaharuan
dalam islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hlm. 59
[5] Asmuni,
Muhammad Yusran, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam
Dunia Islam, (Surabaya : al-Ikhlas, 1994). hlm. 27
[6] Lihat As- Syayid
Muhammad rasyid Ridha dalam tarikh Al- Ustd Al- Imam As- Sayyid Muhammad Abduh,
Al- Manar, 1350/ 1931, hlm.1003
[7] Ibid, hlm. 71
[8] Albert Hourani, Arabic
Thought in the Liberal Age 1798- 1939, (Oxford University, London, New
York, Toronto, 1962), hlm. 228
[9] Harun Nasition,op.
cit, h. 72- 73
[10] Hasan Langgulung,
Asas- asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1987), hlm. 98
[11] Albert Hourani, op.
cit, 236
[12] Rusman, model- model pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo,
2014 ) hlm, 382
Izin Copas bro. biar lebih bermanfaat
ReplyDeleteizin
ReplyDeleteMohon ijin kopas
ReplyDeleteIzin
ReplyDeleteIzin copas
ReplyDelete