“PRAKTEK MAD
THABI’I DAN MAD FAR’I ”
Dosen Pengampu:
Jimi Hardiyanto, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Khoiriyah Suryani 1411100206
Linda Diana 1411100217
Muri nopita sari 1411100233
SEMESTER II KELAS D
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015 M / 1436 H
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah
Ta’ala karena atas rahmat, nikmat, dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Qira’atul Qur’an dan Imla’ ini dengan lancar dan tanpa halangan
yang berarti.
Shalawat serta salam senantiasa
selalu kami sanjungkan kepada sang tauladan, guru besar kita nabi Muhammad
shalallahu’alaihi wasalam yang telah membawa kita dari zaman jahil ke zaman
yang lebih baik ini.
Ucapan terimakasih kami haturkan
kepada Dosen mata kuliah yang telah membimbing kami sehingga sampai pada titik
ini serta segenap pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini kami susun dengan judul Praktek Mad Thabi’i Dan Mad Far’i serta
Penambahan dan Pengurangan Huruf dalam Kalimat
yang dikemas dalam tulisan yang singkat dan mudah-mudahan bisa
bermanfaat. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat banyak sekali
kekeliruan dan kesalahan dalam penyusunan serta presentasi yang akan
dilaksanakan nanti. Oleh karena itu,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkkan untuk kemajuan makalah ini.
Demikian kata demi kata yang bisa
kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga makalah ini mendatangkan
manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Bandar Lampung, 15 Mei 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................ 1
1.1 Latar
Belakang Masalah.................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................. 1
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................... 2
2.1
Pengertian Mad.................................................................. 2
2.2
Pembagian Mad................................................................. 2
2.3 Penambahan dan Pengurangan
Huruf............................... 2
BAB
III PENUTUP................................................................. 11
KESIMPULAN...................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam
membaca Al-Quran haruslah memikirkan dan mempelajari dalam pembacaannya agar
apa yang kita baca dapat membawa berkah. Kaidah-kaidah yang penting untuk kita
pelajari dan ingat dalam rangka mengatasi kekeliruan dalam menentukan panjang
dan pendek bacaan yaitu kaidah yang pertama merupakan Mad Ashli ( Mad Dasar)
sedangkan kaidah kedua hingga kelima merupakan Mad Far’i (Mad cabang) yaitu
pengembangan dari Mad Ashli dengan sebab Hamzah, Sukun, dan Tasydid.
Berikut
ini kami berikan sedikit uraian tentang mad dan contoh surah yang mempunyai
bacaan mad.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang dapat kita rumuskan permasalahannya yaitu tentang mengulas
kembali bacaan mad thobi’i dan mad far’i serta contoh-contoh nya yang terdapat
dalam surah yang ada di Al-Quran.
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan Makalah
Tujuan
pertama dari adanya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah qiro’ dan imla’, kemudian selanjutnya sebagai pedoman
dalam membaca Al-Quran agar tidak menemui kekeliruan yang besar, selain itu
pula manfaat dari makalah ini yakni sebagai tambahan pengetahuan tentang
tajwid. Dan harapannya kelak dapat merealisasikannya setiap saat dalam membaca
Al-Quran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mad
Mad secara bahasa berarti tambahan,
sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan
huruf Mad.
Huruf Mad ada tiga, yaitu :
1. Apabila Waw sukun diawali dengan
huruf yang berharokat Dhommah (
َوْ )
2. Apabila Ya sukun diawali dengan
huruf yang berharokat Kasroh
( َيْ)
3. Apabila Alif yang huruf
sebelumnya adalah Fathah (َ ا)
2.2 Pembagian Mad berdasarkan Lama
memanjangkan huruf
1.
Mad yang panjangnya 2 harokat, tidak lebih dan tidak kurang ( Mad ini biasa
dkenal dengan Mad Ashli). Mad ini terdiri dari lima macam, yaitu:
a. Mad Thobii
Mad yang terjadi apabila terdapat
salahsatu dari huruf Mad yang tiga (dan tidak bertemu dengan Hamzah, Tasydid
dan Sukun)
Contoh : إِيَّاكَ - فِيْ جِيْدِهَا - وَلاَتُفْسِدُواْ
فِيْ الأَرْضِ
Praktek : Surat Al- Fatihah, Al- Baqarah
b.
Mad Badal
Apabila terdapat hamzah bertemu dengan Huruf
Mad
Contoh
: إِيْتُوْنِيْ - إِيْماَنٌ - ءَادَمَ -أُوْتِيَ
Praktek
: Surat Al-Baqarah
c. Mad ‘Iwadh
Mad yang terjadi apabila berhenti
pada huruf yang bertanwin fathah.
Contoh :جُزْءًا - لَيْسُوْ سَوَآءً - حَبّاً وَنَبَاتاً - عَلِيْماً حَكِيْماً
Catatan :
Contoh :جُزْءًا - لَيْسُوْ سَوَآءً - حَبّاً وَنَبَاتاً - عَلِيْماً حَكِيْماً
Catatan :
-
Cara membacanya adalah dengan tidak melafalkan Nun pada akhir katanya,
contohnya; Aliiman, dibaca Aliimaa ( dengan memanjangkan ma sebanyak 2 harakat),
demikian selanjutnya.
-
Huruf hamzah yang bertanwin fathah terkadang terkadang didahului dengan Alif
dan terkadang disudahi dengan alif seperti dua contoh terakhir diatas, cara
membacanya sama, yaitu dua harokat.
-
Pengecualian apabila berhenti pada Ta’ Marbutoh yang bertanwin fathah ( ةً ) maka
cara membacanya tanwin berubah menjadi H, sehingga seolah-olah kita mengakhiri
kata tersebut dengan H sukun ( هْ)
Contoh
:
وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً
d. Mad Tamkin
Mad yang terjadi apabila Ya karoh bertasdyid ( يِّّّّّّ ) bertemu
dengan Ya sukun, maka masing-masing (Tasydid dan madnya) dibaca/ditahan 2
harakat.
Contoh
;النَّبِيِّينَ - وَإِذَا حُيِّيْتُمْ
بِتَحِيَّةٍ
Praktek
; Surat Al-Muthoffifiin, Surat An-Nisa
e.
Mad Shilatin Qoshiroh
Mad yang terjadi pada Ha Dhomir ( ه
) *bunyi Hu atau Ha yang bertemu
dengan selain huruf Hamzah.
Contoh:
لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ
نَوْمٌ - مَآ أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُوَمَا كَسَبَ
Catatan :
-
Ha
Dhomir tidak dibaca panjang apabila sebelum atau sesudahnya adalah sukun,
contoh ;
مَآ
أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ - لَهُ الْأَسْمَآءُ الْحُسْنَى
Namun
pengecualian dalam keadaan diatas,dimana H Dhomir tetap dibaca 2 harakat
sekalipun didahului dengan huruf sukun, yaitu khusus pada Surat Al-Furqon ayat
69 ; yaitu pada kata
وَيَخْلُدْ فِيْهِ مُهَاناً
Praktek ; Surat Al-Lahab, ٍSurat Al-Baqarah (Ayat Kursi)
Kelima
Jenis Mad ini termasuk kedalam kelompok Mad Ashli (Asal), dimana merupakan asal
dari jenis Mad yang lain yang disebut sebagai Mad Far’i (cabang) karena
merupakan pengembangan dari Mad Asli, yang insya Allah akan dibahas pada kaidah
selanjutnya.
2.
Mad yang bersifat pilihan 2, 4 atau 5 harokat. Mad ini terdiri dari 2 macam,
yaitu:
a. Mad Jaiz Munfasil
Mad yang terjadi apabila Mad (thobii) bertemu dengan hamzah
dalam kata yang terpisah. Pada Mad ini biasa di beri tanda ~ diatas huruf mad.
Contoh
:
- قُلْ يَآ أَيُّهَا
الْكَافِرُوْنَ
-وَاعْلَمُوْآ أَنَّكُمْ
إِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
-الَّذِيْ أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
Perhatikanlah cotoh diatas, pada
contoh yang pertama huruf Yaa ( يَا ) pada kata
Yaa Ayyuhal Kaafiruun asalnya adalah mad thobii, dimana ia hanya dibaca
sepanjang 2 harokat, tidak lebih dan tidak kurang. Namun ketika ia bertemu
dengan Huruf Hamzah ( أ ) dalam kata yang terpisah ( Hamzah bukan bagian dari kata يَا ), maka
ia menjadi Mad Jaiz Munfasili, boleh dibaca 2, 4, hingga 5 harokat.
Demikian halnya pada contoh
selanjutnya. Oleh karena itu Mad ini berasal dari mad thobii dengan sebab bertemunya
mad dengan huruf hamzah
Praktek ; Surat Al-Baqarah,
Al-kafirun
b. Mad Shilatin Thowilah
Mad yang terjadi apabila Ha Dhomir (
ه )
bertemu dengan Hamzah
Contoh ;
Contoh ;
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ
- مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
Perhatikanlah contoh diatas, huruf
Ha yang berharokat dhommah pada kata مَالَهُpada contoh yang pertama asalnya
adalah Mad Shilatin Qosiroh, hanya dibaca 2 harokat, namun tatkala bertemu
dengan Hamzah (أ ) Maka ia menjadi Mad Shilatin Towilah. Oleh karena itu Mad
ini berasal dari Mad Shilatin Qosiroh dengan sebab bertemunya mad dengan hamzah
3. Mad yang panjangnya 5 harokat
ketika bersambung (Washol) dan 6 harokat ketika berhenti.
Pada
kaidah ini hanya terdapat satu jenis mad yaitu Mad Wajib Muttasili. Mad
Wajib Muttasili adalah mad yang terjadi apabila mad (thobii) bertemu dengan Hamzah
dalam satu padanan kata.
Contoh :
أُوْلَـئِكَ - سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ - إِذَا جَآءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Perhatikanlah contoh diatas. Pada contoh yang pertama huruf jim ( ج ) pada kata “Jaa” (جَآء ) asalnya adalah Mad Thobii hanya dibaca sepanjang 2 harokat, tidak lebih dan tidak kurang. Namun ketika ia bertemu dengan Huruf Hamzah ( أ) dalam satu padanan kata ( Hamzah merupakan bagian dari kata “Jaa-a”), maka ia menjadi Mad Wajib Muttasili dibaca 5 harokat ketika bersambung, dan apabila berhenti dibaca 6 harokat. Oleh karena itu Mad ini juga berasal dari mad thobii dengan sebab bertemunya mad dengan huruf hamzah. Demikian halnya dengan contoh yang lainnya.
Praktek ; Surat An-Nashr, Surat
Al-Baqarah
4. Mad Yang Panjangnya 6 Harokat,
Tidak Lebih Dan Tidak Kurang
Mad
ini terdiri dari 5 macam:
a. Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal
Mad yang terjadi apabila huruf Mad
(Thobii) bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kata. Contoh :
وَلاَ الضَّآلِّيْنَ - يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللَّهَ - فَإِذَا جَآءَتِ الطَّآمَّةُ الْكُبْرَى
Perhatikanlah
contoh diatas. Pada huruf Dho pada kata Waladdhoollin ( ض) asalnya adalah mad Thobii, hanya
dibaca 2 harokat, namun tatkala bertemu dengan Huruf Lam yang bertasydid ( لّ) maka ia menjadi Mad Lazim Kilmi
Mutsaqqal, dipanjangkan menjadi 6 harokat. Mad ini merupakan pengembangan dari
mad (thobii) dengan sebab tasydid.
Apabila
tidak dalam satu padanan kata (huruf mad dan huruf bertasydid berada dalam kata
yang terpisah) maka ia tidak dipanjangkan. contohnya pada kata مَنْ ذَا الَّذِي
Pada contoh diatas huruf Dzal pada kata dza (adalah Mad
Thobii) bertemu dengan lam yang bertasydid, namun karena bukan dalam satu
padanan kata ( dza dan alladzi adalah dua kata yang berbeda), maka dia tidak
dipanjangkan.
Praktek
: Surat Al-Fatihah, Surat Al Mujadilah, Surat An-Naziat
b. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Mad yang terjadi apabila Mad Badal bertemu dengan Huruf
Sukun. Mad ini hanya terjadi pada beberapa ayat di dalam Al-Qur’an, yaitu pada
Surat Yunus, ayat 51 dan 91
-ءَآلْآنَ وَقَدْ كُنتُم بِهِ
تَسْتَعْجِلُونَ
-ءَآلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
c. Mad Farqu
Mad yang terjadi apabila Mad Badal
bertemu dengan huruf yang bertasydid. Mad ini hanya terjadi pada beberapa ayat
didalam Al-Qur’an, yaitu Surat Al-An’am, ayat 143-144, dan Surat An-Naml, Ayat
59. Lafadznya adalah :
-ءَآللَّهُ
خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُون
-قُلْ ءَآلذَّكَرَيْنِ
d. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal
Mad
yang terjadi pada Huruf-huruf Muqoth-to’ah ( potongan huruf) yang terdapat di
beberapa awal/pembuka Surat (Fawatihussuwar). Cara membacanya adalah sesuai
dengan hurufnya, dan disertai dengan Idghom, dengan panjang 6 harokat. Huruf-hurufnya
adalah :
ن – ق – ص – ع – س – ل – ك – م )نقص
عسلكم(
Contoh
:
الم– طسم– المص
Perhatikan huruf yang digaris merah pada contoh diatas, Lam pada contoh pertama dibaca 6 harokat dan diidghomkan (dileburkan) dengan Mim
Praktek
: Surat Al-Baqarah, dan beberapa Surat yang terdapat huruf-huruf Muqoth-to’ah.
e. Mad Lazim Harfi Mukhoffaf
e. Mad Lazim Harfi Mukhoffaf
Mad yang
terjadi pada Huruf-huruf Muqoth-to’ah ( potongan huruf) yang terdapat di
beberapa awal/pembuka Surat (Fawatihussuwar).Cara membacanya adalah sesuai
dengan hurufnya, dan tidak disertai dengan Ideghom, dengan panjang 6 harokat.
Contoh:
Huruf-huruffnya adalah :
ن – ق – ص – ع – س – ل – ك – م )نقص
عسلكم(
Contoh ;
عسق – الر – كهيعض – ن – يس
Praktek
: Surat Maryam, Yasin, Nun ..
5.
Mad Yang bersifat pilihan 2, 4 atau 6 harokat
Mad ini terdiri dari 2 jenis
a. Mad ‘Arid Lissukun
Mad yang terjadi apabila Mad Thobii
berada sebelum huruf yang berhenti (diwaqofkan).
Contoh :
الرَّحْمـنِ الرَّحِيْمِ - قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
- وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُم يُنفِقُونَ
Perhatikanlah contoh diatas, pada contoh yang pertama, mad thobii yaitu حِيْ pada kata الرَّحِيْمِ asalnya hanya dibaca 2 harokat, tidak lebih, namun karena ia jatuh sebelum Mim yang berhenti (waqof), maka ia menjadi Mad ‘Arid Lissukun, boleh dibaca 2, 4, atau 6 harokat, demikian halnya dengan contoh selanjutnya.
Oleh karena itu mad ini merupakan
pengembangan dari Mad Thobii dengan sebab bertemuya mad dengan Sukun. Umumnya
Mad ini sering kita dapatkan pada akhir-akhir ayat.
Praktek : Surat Al-Faatihah, Surat
Al-Baqarah.
b.
Mad
Liin
Mad yang terjadi apabila berhenti
pada suatu huruf yang sebelumnya adalah waw atau ya sukun yang didahului oleh
huruf yang berharokat Fathah.
Contoh :
رِحْلَةَ الشِّتَاء وَالصَّيْفِ- الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
Praktek : Surat Al-Baqarah, Surat Quraisy
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari materi yang telah kami ulas diatas maka dapat dimbil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mad secara bahasa berarti tambahan,
sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan
huruf Mad.
2.
Huruf
mad thabi’I ada tiga yaitu alif, wawu’, ya..
3.
Mad
dibagi menjadi dua yaitu mad thabi’I dan mad far’i
4.
Al-Ziyadahadalah penambahan
huruf atau lafaz yang mempunyai tujuan dan faedah tertentu yang tidak
didapatkan ketika lafaz tersebut dibuang.
-
Wallaahu a’lam bi Shawab –
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Ati. 2010. Modul Qur’an Hadits. Sragen : Akik Pustaka
Sjafi’i, Mas’ud. 1967. Pelajaran Tajwid. Semarang : PT. M G.
Baroroh, Riska. 2009. Qur’an Hadits. Solo : Wijaya
Asy’ari, Abdullah. 1987. Pelajaran Tajwid. Surabaya : Apollo
Suparno. 2006. Pendidikan Agama Islam. Surakarta :
Percetakan Adinugraha
No comments:
Post a Comment