Penjabaran Makharijul Huruf Secara Rinci
Penulisan Hamzah
diawal, ditengah, dan diakhir kalimat
Dosen pengampu : jimmy
Hariyanto, M.pd.I
Di susun oleh :
Kelompok 3 : Kelas D
1.
Intan
Suhartasih : 1411100202
2.
Lutfita
Maulidya : 1411100216
3.
Merry
Marantika : 1411100221
INSTITUT
AGAMA ISLAM IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS
TARBIYAH dan KEGURUAN
JURUSAN
PGMI
2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tetap
terlimpah kepada nabi besar kita Nabi Muhammad Saw kepada keluarga dan para
sahabatnya sampai generasi berikutnya hingga akhir zaman.
Makalah
ini dapat diselesaikan atas izin Allah serta bantuan dan dukungan dosen serta
teman-teman yang memberikan semangat dan motivasi kepada kelompok kami dan kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan kami .
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Kami
mengharapkan kritik dan saran sebagai
bahan pembelajaran untuk kami semua. Sekian yang dapat kami sampaikan dan kami mengucapkan terimakasih.
Bandar
Lampung, 31 Maret 2015
PENYUSUN
DAFTAR
ISI
DAFTARISI ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ............................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan ............................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Penjabaran
Makharijul Huruf Secara Rinci................... 2
B.
Penulisan
Hamzah diawal, ditengah,
dan diakhir Kalimat........................................................... 5........
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan........................................................................ 10
3.2
Saran
................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Al-qur’an sebagai kitab yang berisi
firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita menjaga kitab
yang menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalam Allah maka dalam
segi pembacaannya mempunyai tata cara membacanya dalam arti kata kita
mengetahui ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam membaca al-qur’an serta
bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan sebuah
disiplin ilmu dalam membaca al-qur’an yaitu ilmu tajwid.
Ilmu tajwid tidak hanya didalamnya
menerangkan hukum-jukum bacaan yang terdapat dlam al-qur’an. Dalam ilmu tajwid
juga dibahas mengenai makharijul huruf agar dalam segi pembacaannya ada perbedaan
dalam semua huruf hijaiyyah. Huruf hijaiyyah mempunyai sifat huruf dan sifat
itulah yang membedakan masing-masing huruf hijaiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
penjabaran makharijul huruf secara rinci ?
2. Bagaimana
penulisan hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kalimat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
penjabaran makharijul huruf secara rinci
2. Mengetahui
penulisan hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kali
BABII
PEMBAHASAN
A.Penjabaran Makharijul
Huruf Secara Rinci
Makhorijul
huruf adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an.
Pengertian makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi
istilah makhraj diartikan tempat keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya
huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dalam
melafadzkan huruf hijaiyyah secara benar.[1]
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa
makhraj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah ditentukan yaitu uruf
hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul Qur’an harus diketahui dan
benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan al-Qur’an yang baik
dan benar.
Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah
(29) itu memang banyak yang berpendapat, namun dari sekian pendapat yang paling
banyak diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ adalah pendapat Syekh Kholil bin Ahmad
an-Nahwiy. Adapun menurut beliau Makhorijul Huruf Hijaiyahitu
ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yiatu : [2]
1.
Al jauf(rongga mulut), yakni celah panjang yang berada di belakang tenggorokan
sampai ke mulut. Keluar darinya huruf-huruf mad yaitu ا
و ي
2.
Al Halq(tenggorokan), yang terbagi menjadi 3 bagian:
ü Tenggorokan bagian bawah, keluar
darinya huruf ء dan ه
ü Tenggorokan bagian tengah, keluar
darinya huruf حdan ع
ü Tenggorokan bagian atas, keluar
darinya hurufغ dan خ
3.
Al Lisaan(lisan), dibagi menjadi 10 bagian :
ü Pangkal lisan dengan langit-langit
atas, keluar darinya huruf ق
ü Bawah pangkal lisan dengan
langit-langit atas, keluar darinya hurufك
ü Tengah lisan dengan langit-langit
atas, keluar darinya huruf ش, ي dan ج
ü Salah satu tepi lisan sampai pada
ujungnya berpapasan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ل
ü Tepi lisan bertemu dengan gigi
geraham dan langit langit atas, keluar darinya huruf ض
ü Ujung lisan di bawah makhroj لbertemu dengan bagian atas dari
langit-langit atas, keluar darinya huruf ن
ü Punggung lisan denga gusi atas,
keluar darinya huruf ر
ü Ujung lisan dengan antara ujung dua
gigi atas dan bawah [ dengan tetap ada lubang (celah) diantara keduanya yaitu
antara ujung lisan dan 2 gigi atas dan bawah], keluar darinya huruf ص, سdan ز
ü Ujung lisan bertemu dengan pangkal
dua gigi atas, keluar darinya huruf ط ,دdan ت
ü Ujung lisan bertemu dengan ujung dua
gigi atas, keluar darinya hurufث, ذdan ظِ
4.
Asy Syafataan(kedua bibir), yang terbagi menjadi 4 bagian :
ü Perut bibir bawah bertemu dengan
ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ف
ü Bertemunya antara bibir atas dan
bawah dengan sedikit menekan, keluar darinya huruf ب
ü Bertemunya antara bibir atas dan
bawah dengan menekan sedikit lebih ringan, keluar darinya huruf م
ü Bertemunya antara bibir atas dan
bawah namun ada sedikit rongga, keluar darinya huruf و
5. Al Khoysyuum(pangkal hidung), keluar darinya sifat ghunnah
(dengung), yaitu mim (م) dan nun (ن) yang bertasydiid. [3]
B. Penulisan
Hamzah diawal, ditengah, dan diakhir Kalimat
a. Definisi Hamzah dan
Alif
Hamzah adalah huruf tertentu yang menerima harokat.Alif adalah
huruf tertentu yang tidak menerima harokat. Contoh
:
Huruf pertama didalam lafadz (أَمَرَ)adalah hamzah yang
menerima harokat, danhuruf terakhir dari lafadz (اَلْفَتَى) adalah alif yang
tidak menerima harokat.
b. Cara penulisan hamzah
yang ada diawal kalimat
Hamzah yang ada
dipermulaan kalimat baik hamzah washol atau qatha’itu ditulis dengan
alif.Contoh : اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الَّذِى أَمَرَ النَّاسَ بِالصَّلَاةِ
Hamzah washol itu berada didalam 4 (empat)
tempat, yaitu ;
1. Isim yang sepuluh (اِسْمٌ, اِسْتٌ, اِبْنٌ, اِبْنَةٌ, اِبْنُمُ, اِمْرُؤٌ, اِمْرَأَةٌ)
2. ال baik Al- Syamsiyah / Al- Qomariyah.
3. Fi’il amar dari fi’il
tsulatsi mujarrod. Contoh : اُكْتُبْ, اِفْهَمْ
4. Fi’il madhi, mashdar,
dan fi’il amar dari fi’il humasi dan sudasi. Contoh اِنْطَلَقَ, اِنْطِلَا, اِنْطَلِقْ, اِسْتَخْرَجَ, اِسْتِخْرَاجًا,
اِسْتَخْرِجْ
Didalam empat tempat
ini hamzahnya tidak diletakkan diatas ataupun dibawah alif, tujuannya untuk
membedakan antara hamzah washol dengan qatha.
Hamzah qatha itu berada diselain tempat yang
telah disebutkan diatas. Ya’ni didalam isim mufrad, isim tatsniyah dan isim
jama contoh : أَخٌ,
أَخَوَانِ, أُخْوَةٌ. Dan didalam fi’il
madhi dan mashdarnya fi’il tsulatsi, ruba’i. Contoh : أَسْراً,إِسْرَاراً, أَسَرَ, أسرَّ
Hamzah qatha ditulis
diatasnya alif pengganti apabila harokat hamzah tersebut fathah dan dlammah.
Contoh ; أَمر,
أُمر, أَكرم, أُكرم dan ditulis
dibawahnya alif pengganti apabila berharkat kasroh. Contoh : إِيْمَانٌ
Hamzah qatha tetap ditulis seperti diatas
meskipun dimasuki huruf lain seperti ;
1.
ال Contoh الأمر
2.
لام جار
Contohلأخرج
3.
باء
جار Contoh بأمر الله
4.
همزة استفهام.
Contohأأخرج
c. Cara penulisan hamzah
ditengah kalimat
Hamzah yang berada ditengah kalimat itu mempunyai lima model
tulisan, yaitu :
1. Ditulis dengan alif
didalam dua tempat, yaitu ;
a. Apabila berharokat sukun atau berharokat fathah
sekalipun hamzah tersebut bertasydid disetelah huruf yang berharokat fathah
sekalipun huruf tersebut bertasydid. Contoh يَأمُرُ, تَذَأّب, تبوَّأها, قرأَا
b. Apabila berharokat fathah yang berada disetelah huruf
shahih yang mati dan setelah hamzah tersebut tidak ada alif tatsniyah atau alif
pengganti tanwin. Contoh جُزْأَيْن,
مسْأَلَة, يُسْأَلُ, تَسْاَلُ, دَفْاَن, جُزْأَه
2. Ditulis dengan wawu
didalam tiga tempat, yaitu :
a. Apabila berharokat dhommah yang berada
disetelahnya huruf mati yang selain wawu atau ya dan tidak ada wawu mad
sesudahnya. Contoh أُرْؤُس,
جُزْؤُه, سَمَاؤُه
b. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelah harokat
fathah yang tidak menengah-nengahi diantara dua wawu dalam satu kalimat dan
tidak ada wawu jama sesudahnya. Contoh يَمْلَؤُه, أَؤُلْقِى الذَّكَرُ عَلَيه
c. Apabila berada disetelah huruf yang berharokat
dhommah dan huruf tersebut bukan wawu bertasydid dengan syarat hamzahnya tidak
berharokat kasroh.
Contoh جُؤْجُؤان, يُؤَاخَد, سُؤّال, وضُؤَت, يَوْضُؤَانِ, اؤْتُمِن
Qaidah : setiap hamzah yang berharokat dhommah yang diiringi
oleh huruf mad seperti bentuknya hamzah yang dibaca dhommah maka bentuknya
tersebut dibuang.
Maksudnya, hamzah tersebut ditulis mufrod kecuali huruf
sebelumnya dan sesudahnya bisa disambung. Contoh فَئُوس menurut
pendapat kedua ditulis dengan dua wawu, contoh فَؤُوس pendapat
ketiga ditulis diatas wawu yang kedua setelah membuang wawu yang pertama,
contoh فؤس, رؤس
3. Ditulis dengan ya’
didalam empat tempat, yaitu :
a. Apabila hamzah tersebut berharokat kasroh yang
berada disetelah huruf yang berharokat, contoh سَئِم, بَئِيس, مَلَئِه, تتوضَّئِين, begitu juga dengan kalimat yang
dimulai dengan hamzah istifham dan huruf kedua adalah hamzah qatha yang
berharokat kasroh. Contoh أَئِفْكا, أَئِن, أَئِدا, أَئِنَّا
b. Apabila hamzahnya berharokat kasroh dan huruf sebelumnya
berharokat sukun. Contoh صائم,
قائم, وضوئه, أسئلة
c. Apabila hamzahnya berharokat sukun dan huruf
sebelumnya berharokat kasroh. Contoh برئت, برِّئت.
Begitupula dengan fi’il madhi, amar dan mashdar binak mahmuz fa’ dari bab
ifti’al. Contoh إئتمن,
إئتمانا, إئتمن dan apabila
didahului oleh fa’ dan wawu yang masuk dalam satu kalimat dan selamat dari
keserupaan maka hamzah yang pertama dibuang dan hamzah yang kedua ditulis
dengan alif karena hamzahnya berharokat sukun dan berada disetelah huruf yang
berharokat fatha. Contoh فأتزر,
فأتزار, وأتمن,
وأتمنه. Dan apabila didahului
oleh lafadz tsumma atau ada keserupaan, maka hamzahnya tersebut tetap ditulis
dengan ya’. Contoh ثم
أتزر, فائتم
d. Apabila hamzahnya berharokat selain harokat kasroh dan
huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh رئة, سيئة, ناشؤنٍ .
4. Ditulis mufrod dalam
empat tempat, yaitu ;
a. Apabila berharokat
fathah yang berada disetelahnya alif.
Contoh تساءل, تضاءل, عباءة, رداءين, راءى, شاءا, رداءان
b. Apabila berharokat fatha atau dhommah yang berada
disetelah wawu sukun. Contoh وضوءه, تبوءه, السوءى, ضوءان namun
apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka
hamzahnya ditulis dengan diatas wadah. Contoh دفئا, دفئا, شيئا, شيئان
c. Apabila berharokat fatha yang berada disetelah
huruf shohih yang mati dan disebelum alif tanwin dan alif tatsniyah.
Contoh جزءا, جزءان
d. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya wawu
didalam wazan مفعول, فعول atau hamzah
tersebut ditulis dengan alif atau hamzah mufrod sebelum berada ditengah.
Contoh مرءوس, موءودة, دءوب,
وءول, قرءوا,جاءوا.
namun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung
maka hamzahnya ditulis diatas wadah. Contoh مسئول, مشئوم, سئول, قئول
Ditulis diatas wadah
apabila hamzahnya didahului oleh ya’ sukun. Contoh هيئة, جيئل, ييئس, شسئُك, شيئِه begitupula
apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka
hamzahnya ditulis dengan memberi wadah seperti didalam tempat ke tiga dan
keempat dari model keempat.
d. Cara penulisan hamzah
diakhir kalimat
Hamzah yang berada diakhir kalimat itu mempunyai dua model tulisan,
yaitu :[5]
1.
Ditulis hamzah mufrad apabila huruf sebelum
hamzah berharkat sukun atau berupa wawu bertasydid yang dibaca dhommah.Contoh جُزْءٌ, بُرْءٌ, مَلْءٌ, دَرْءٌ,
مِلْءٌ, رِدْءٌ, مُنْءٌ,
نَاءٍ,جَاءَ,شَاءَ,رِدَاءٍ,كِسَاءٍ,غِطَاءٍ,بُراَءٍ,وُضُوءٍ, وَتَبَوُّءِ
2.
Ditulis dengan huruf yang sesuai dengan
harkatnya huruf sebelumnya, apabila huruf sebelumnya berharkat dan bukan wawu
bertasydid yang dibaca dhommah.contohامْرُؤٌ,لُؤْلُؤٌ,تَهَيُّؤٌ,اِمْرِئٍ,مُتَهَيِّئٍ,يُبْرَأُ,مُهَيَّأٌ
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Makhorijul huruf adalah merupakan tempat
keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari segi
bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan
tempat keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah
adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dalam melafadzkan huruf
hijaiyyah secara benar.
Dapat
dipahami bahwa makhraj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah
ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul
Qur’an harus diketahui dan benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan
bacaan al-Qur’an yang baik dan benar.
B.
SARAN
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca, sehingga nantinya makalah ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya,
dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ali ustman al-qirtosi 2011, Darrotu-tilawah, dasar-dasar ilmu tajwid
waqof-ibtida’, Pamekasan biro taman pendidikan alquran pp. Miftahul Ulum
Bettet
Drs. H. Bambang Imam Supeno SH. MSc 2004, pelajaran tajwid,
Surabaya. Insan Amanah
AssalamuAlaikum Wr.Wb. kak, Izin untuk Copy artikelnya ya?? buat referensi tugas
ReplyDeleteTerima Kasih