ABSTRAK
Bakat
merupakan potensi bawaan yang dengan sengaja diberikan oleh Tuhan kepada
seseorang untuk dikembangkan agar bakat tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi
kehidupannya.[1]
Kita dapat membantu dalam mengembangkan anak-anak dan memungkinkan mereka
memanfaatkan bakat tersebut, dalam merencanakan pengajaran dan bimbingan
pekerjaan, serta memberi mereka bekal dengan pengalaman-pengalaman yang
berguna, yang mungkin dari adanya akan muncul bakat mereka.[2]
Macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan dimana seseorang
individu hidup.[3]
Bakat-bakat lahir dan bertumbuh pada masa kanak-kanak dan masa remaja.
Berkembangnya bakat dan arah perubahannya dipengaruhi oleh pengalaman anak
dalam lingkungan dan oleh pola hidup yang berpengaruh dalam keluarga,
masyarakat, dan teman-teman.[4]
Peran keluarga dalam pengembangan bakat adalah untuk mengetahui kemungkinan
bakat pada anak menyiapkan dan membantu pengembangan bakat anak dirumah dengan
pengalaman, perhatian, pola asuh juga bakat yang ada dipertkuat dan bakat-bakat
baru ditumbuhkan selain itu, membantu mengatur program-program untuk
mengoptimalkan bakatnya.[5]
Peran sekolah untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan bakatnya dengan
menciptakan situasi yang kondusif, fasilitas yang memungkinkan pengembangan
bakat dibarengi bimbingan guru, mengikutsertakan anak didik dalam kompetisi
sekolah dan luar sekolah. Peran masyarakat dalam pengembangan bakat anak dengan
mendirikan organisasi pemuda, lembaga kursus, dan gedung pelatihan serbaguna
dalam rangka menyiapkan masa depan pekerjaan atau keahlian anak di masa yang
akan datang.[6]
Pendidikan bakat di negeri ini terlupakan, tidak ada yang menangani pendidikan
bakat secara serius kecuali orang yang berkepedulian besar terhadap kader
terbaik bangsa oleh karena itu, dibutuhkan jalan tengah yang bisa diterima
semua pihak. Sekolah hanya bisa maksimal menggali dan mengembangkan bakat anak
dalam konteks kegiatan ekstrakulikuler. Keluarga dan masyarakat juga berperan
aktif dalam menyediakan lembaga pengembangan bakat.sehingga terjadi sinergitas
antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.[7]
Walau daalam prosesnya kemungkinan terjadi hambatan sangat besar bisa tetap
diatasi.[8]
Fokus kepada pengoptimalan bakat anak akan lebih baik karena membandingkan
hasil pencapaian hasil orang lain tidak akan membantu. Sebab setiap pribadi
memiliki kelebihan atas orang lain, sebaliknya kekurangan kita mungkin menjadi
kelebihan orang lain.[9]
BAB I
PENDAHULUAN
Apapun bentuknya, anda harus bersyukur kepada Allah
dengan karunia anak yang telah diberikan kepada Allah. Dengan adanya buah hati
berarti anda telah menjadi orang yang sempurna dan tali pernikahan akan semakin
erat bersambung. Sekali lagi, senantiasa bersyukurlah kepada Allah karena
tanpanya anda tidak aakan mendapatkan anak sebagaimana yang telah di
berikan-Nya. Selalu berbahagialah dan sesantiasa bersyukurlah kepada sang
pencipta atas segala karunia berupa anak terkasih yang telah diberikan kepada
anda.[10]
Tetapi ingat, anak anda, baik yang berbakat maupun
tidak berbakat, adalah titipan Allah SWT yang harus anda pelihara dengan baik.
Bakat anak-anak yang bermacam-macam itu mempunyai peran penting dalam hidup
mereka, urgensinya tampak jelas dalam pengajaran mereka dalam macam kegiatan
yang mereka gunakan untuk pengisi waktu luang, dan dalam cara mereka membuat
rencana untuk kehidupan pekerjaan mereka di kemudian hari. Ia juga membantu
anak untuk merasakan kerluan kejiwaan mereka yang pokok. Karena bakat sangat
penting artinya bagi kehidupan anak-anak maka seharusnya kita sebagai orang tua
dan guru memahami sifat bakat-bakat itu dengan nilai-nilai dan fungsinya supaya
bimbingan kita terhadap anak-anak lebih sesuai dan tepat.[11]
Setiap upaya untuk melayani kebutuhan pendidikan
anak berbakat perlu memperhatikan kelompok khusus seperti mereka yang dalam
kedudukan yang kurang menguntungkan misalnya kondisi soaial ekonomi, tinggal di
tempat terpencil, mengalami cacat atau diskriminasi. Pada akhirnya yang harus
kita tuju ialah bahwa setiap sekolah dapat memberikan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat dan kemampuan unik dari setiap siswanya, baik yang
berkemapuan kurang maupun memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dan
berbakat unggul.[12]
Inilah suatu tantangan bagi pendidikan di Indonesia
untuk dapat memadu (mengenali dan membina) dan memupuk (mengembangkan secara
optimal) bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Sehingga dapat mewujudkan
dirinya sepenuhnya dan memberi sumbangan yang bermakna bagi pengembangan
masyarakat dan negaranya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bakat
Anak
1.
Definisi
Bakat
Menurut Guilford, bakat terkait
dengan tiga dimensi pokok, yaitu persptual, psikomotor, dan intelektual.[13]
Menurut Iskandar Junaidi bakat adalah kegiatan yang disenangi oleh anak secara
terus menerus disertai minat yang kuat dalam hal positif dan berguna.[14]
Bakat merupakan potensi bawaan yang dengan sengaja diberikan oleh Tuhan kepada
seseorang untuk dikembangkan agar bakat tersebut agar lebih bermanfaat bagi
kehidupannya.[15]
Dari contoh yang telah dikemukaan
itu terbukti bahwa tidak ada keseragaman pendapat di antara para ahli, mengenai
soal “apakah bakat itu”. Namun perbedaan-perbedaan pendapat mereka sebenarnya
tidak sebesar rumusan-ruusan tersebut. Rumusan-rumusan yang berbeda-beda
tersebut sebenarnya merupakan penyorotan masalah bakat itu dari sudut yang
berbeda-beda, jadi disamping adanya perbedaan antara pendapat yang satu dan
pendapat yang lain, pendapat-pendapat tersebut juga saling melengkapi.[16]
2.
Jenis
Bakat
Bakat merupakan kemamouan atau
potensi yang perlu dikembangkan atau dilatih sehingga mencapai kecakapan,
pengetahuan, dan ketrampilan khusus. Jenis bakat meliputi :
a. Kemampuan dibidang khusus. Misalnya,
bakat musik, melukis, dan sebagainya.
b.
Bakat
khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan khusus.
Misalnya, bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasikan
kemampuan dibidang teknik arsitek.
c. Bakat alam adalah bakat yang sudah ada
sejak kita dilahirkan. Dan perlahan, bakat ini mulai kelihatan ketika usia kita
beranjak bersar basanya terjadi karena anak bisa melakukan suatu hal dengan
sangat cepat, tentunya dengan proses latihan.
d.
Bakat
turunan adalah bakat dari turunam orang tua atau keluarga
e.
Bakat
kebiasaan ini timbul karena kebiasaan yang dilakukan terus menerus. Tanpa
disadari anak telah mengasah kemampuan yang mungkin terpendam.[17]
3.
Ciri-Ciri
Anak Berbakat
Tanda bakat yang mungkin sudah
nampak sejak dini pada anak, namun apabila ciri ini muncul di usia 2 tahun
jangan terburu-buru menyimpulkan bakatnya karena akan lebih tepat dilakukan
ketika berusia 4 sampai 5 tahun. Tanda yang dimaksud ialah:[18]
a.
Terampil
menggunkan kata-kata.
b.
Mahir
menggunakan angka.
c.
Mempunyai
ingatan yang kuat.
d.
Mempunyai
logika dan keterampilan analitis yang kuat.
e.
Mampuberpikir
abstrak.
f.
Mahir
dengan ruang.
g.
Mempunyai
keterampilan mekanis.
h.
Pintar
bersosialisasi.
i.
Pandai
memahami perasaan manusia.
4. Perubahan Bakat
Bakat anak-anak berkembang dari permainan khayal pada tahun-tahun
pertama dari umurnya, menjadi permainan berkelompok dan kemudian kepada
melakukan sesuatu dengan memperhatikan apa yang terjadi diluar rumah. Tahap
sebelum baligh ditandai dengan tumbuhnya rasa ingin tahu dan menanyakan
berbagai masalah yang terdapat dalam lingkungannya. Bakat itu tumbuh secara
berurutan, satu demi satu dengan cepat pada umur 15 tahun bakat anak mulai
menetap namun perubahan tetap berjalan akan tetapi perubahan tersebut sebagian
besar berkenaan dengan aspek perlengkapannya bukan pada inti bakat.[19]
5. Cara Mengenal Bakat
Salah satu cara mengenal bakat
adalah melihat perilaku dan kecenderungn dalam melakukan kegiatan. Kegiatan
tersebut sangat menarik perhatian anak bahkan ia tetap saja melakukannya walau
sudah diminta berhenti. Inilah bakat bawaan yang digerakkan dan dipengaruhi
oleh hormin dan jaringan saraf. Cara lainnya dengan memperhatikan kegiatan yang
dipilih untuk mengisi waktu luang karena kegiatan tersebut berkaitan dengan
potensi dan bakat yang masih tersembuyi. Jika sudah senang, secara otomatis
seseorang bisa tekun dan menikmati pekerjaannya sehingga profesionalitas akan
datang dengan sendirinya dan semangat meningkatkan kemampuan yang bergelora.
Ada beberapa cara mudah menemukan bakat :[20]
a. Mengatasi reaksi spontan saat menyikapi
kejadian.
b. Mengukur besarnya niat dan keinginan
dalam melakukan kegiatan.
c. Kecepatan belajar dan penguasaan atas
bidang tertentu.
d. Mengamati perasaan anda saat melakukan
sebuah kegiatan.
e. Menikmati sebuah kegiatan.
f. Keinginan mendalami sebuah kegiatan.
6. Perbedaan Bakat
Perbedaan bakat juga terjadi pada
anak laki-laki dan perempuan karena perbedaannya signifikan dalam perkembangan intelektualitas
dasar saperti, persepsi, daya ingat, belajar dan sebagainya. Perbedaan juga
terjadi pada masa kecil anak perempun lebih menonjol daripada anak laki-laki.
Disini posisi anak laki-laki berada jauh pada perkembangan anak perempuan
tetapi seiring berjalannya waktu, semakin anak perempuan tumbuh menjadi dewasa
semakin menurun perkembangan intelektualnya. Sebaliknya anak laki-laki
mengalami perkembangan pesat. Perbedaan pada masa remaja, antara ank laki-laki
dan perempuan sama-sama mengalami perkembangan yang baik hanya saja dalam
bidang sains dan matematika anak laki-laki jauh lebih unggul. Perkembangan otak
mempengaruhi pemilihan bakat diamana anak perempuan berbakat akan memilih karir
yang berbeda dengan anak perempuan tidak berbakat, namun anak laki-laki bebakat
maupun tidak memiliki pilihan karir yang sama.[21]
7. Tes Bakat
Merupakan tes yang dirancaang untuk
mngukur kemampuan potensial seseorang dalam satu jenis aktivitas khusus dan
dlam rentan tertentu. Tes bakat meliputi tes kemampuan khusus, tes perbedaan
individual, tes terpisah, dan tes kekuatan kemampuan. Pelaksanaan tes bakat
sangat penting sebagai informasi awal untuk mengenal bakat anak. Kebiasaan dan
kesenangan sehari-hari yang dijalani anak lebih menentukan karena sifatnya
faktual, objektif, dan empiris.
8. Hal-Hal yang Mempengaruhi Bakat
Semua kegiatan positif sangaat besar
pengaruhnya terhadap lahirnya bakat anak. Sehingga, pada usia dini anak lebih
baik diajakmelakukan semua kegiatan semampunya sampai ia menemukan bidang yang
menjadi minat dan bakatnya. Dalam website Universitas Bina Nusantara dijelaskan
hal-hal yang mempengaruhi bakat, antara lain :[22]
a. Pengaruh unsur genetik
b.
Struktur
tubuh
c. Latihan
9. Cara mengembangkan Bakat
Cara mengembangkan bakat narus
didukung oleh lingkungannya. Namun, membentuk lingkungan adalah tugas keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Membentuk lingkungan membutuhkan kerja keras, waktu
yang panjang,dan kreativitas. Tapi, bakat yang sudah diberikan Tuhan harus
disyukuri dengan mengembangkannya secara maksimal agar mampu memberikan manfaat
bagi seluruh masyarakat. Jangan sampai membuat anak merasa rendah diri, takut,
dan pesimis. Mengembangkan bakat dilakukan dengan:[23]
a. Keberanian.
b. Latihan.
c. Dukungan lingkungan.
d. Memahami hambatan dan mengatasinya.
10. Menyalurkan Bakat
Bakat harus disalurkan ditempat yang
tepat, agar mereka bisa berkembang dan memiliki potensi unggul, selain itu bisa
dengan memasukkan anak ke sanggar atau lembaga kursus, mengikuti ajang
pencarian bakat jangan pernah memendam bakat karena bakat harus diasah dan
dieksplor lalu jangan pernah takut atau minder menunjukkan bakat. Teruslah
menggali bakat dengan memperbanyak latihan, bertanya, dan tidak malu
menunjukkannya.[24]
B. Pengembangan
Bakat
Anak berbakat bisa
mendapatkan pelayanan pendidikan memadai apabila terdapat bentuk kerjasama dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat. [25]
Sebelumnya kurikulum 1994 menunjang pendiferensiasi kurikulum untuk siswa
berbakat melalui pilihan metode dan cara pembelajaran yang dapat ditentukan
sendiri oleh guru atau sekolah dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
Muatan lokal telah memberi peluang untuk mengembangkan kemampan siswa yang
dianggap perlu oleh daerah dan memanfaatkan ekstrakurikuler dan pembelajaran
tambahan untuk pengayaan siswa berbakat.
Siswa berbakat membutuhkan
lingkungan belajar, konten pembelajaran, proses atau metode pembelajaran, dan
proses belajar siswa. [26]
Orang tua dan guru harus mmbantu anak menemukan bakatnya agar dapat mengetahi
kekuatan dan kelemahan pada bakatnya.[27]
Cara memperlakukan anak berbakat,
orang tualah yang mempunyai peran penting untuk memberikan perhatian dan
pertolongan bagi bakat anak. Orang tua harus menyiapkan aktivitas lebih untuk
mendukung pengembangan bakat anak. Caranya dengan menanamkan rasa optimis,
meningkatkan komunikasi, memberikan perhatian lebih, mengajak anak mengenal
hal-hal baru. Hat-hati dengan respon dalam bakat anak bila salah jalan bisa
jadi akan terjadi gangguan psikologis bagi anak. Sehingga menurut Andi
Srisuriati Amal, orang tua harus mempertimbangkan beberapa hal, yakni:
a. Utamakan pemberian motivasi bukan
doronagn berlebihan yang membuat anak tertekan.
b. Apresiasi yang berlebihan dapat membuat
anak menjadi malas mengeksplor bakatnya dan cenderung angkuh.
c. Harapan orang tua yang baik adalah
manfaat dari potensi anaknya bukan profesi yang akan disandangnya.
Disamping memberikan sikap dan
pelayanan yang baik orang tua harus paham masalah pikologis yang mungkin
terjadi dlam diri anak. Masalah psikologi dapat mengganggu keseharian anak yang
berkenaan dengan aktivitasnya sendiri maupun aktivitas orang lain. Menurut
James Lefanu, ada beberapa macam penyakit psikologis pada anak, yaitu :[28]
a. Disleksia (gangguan belajar Membaca)
b. Disgraphia (gangguan belajar menulis)
c. Disortografia (gangguan belajar mengeja)
d. Diskalkusia (gangguan belajar
matematika)
e. Attention Devisit Hyperactivity Disorder
(gangguan aktivitas dan hiperaktif)
f. Elektivemutism (sifat pemalu yang
berlebihan)
g. Autism (gangguan dalam mengakses
informasi panca indera)
h. Separation Anxiety (kecemasan berlebih)
i.
Phobia
(ketakutan berlebih yang tidak beralasan)
Ada beberapa kendala dalam pengembangan
bakat, lebih dari itu mengenali dan mengembangkan bakat anak membutuhkan
kecermatan dan kelihayan dalam mengelola dan menetapkan target anak. Sempitnya
wawasan dari warga sekolah yang menganggap nial ujian nasional sebagai
kepentingan utama dan takut melakukan perubahan, sehingga sekolah berjalan apa
adanya tanpa sentuhan kreativitas, dinamitas, dan inovasi terus menerus.
Ditambah tidak adanya keinginan meski dewasanya kompetisi dunia semakin ketat.
Kesulitan merubah paradigma berpikir yang menghambat lahirnya ide dan orisinal
dalam program penggalian dan pengembangan bakat.
Hilangnya kekuatan visi dan misi
sekolah dalam mengapresiasi bakat anak dan mengasahnya dengan program yang
lebih baik. Kebanyakan pihak sekolah pasif, dan tidak kreatif mencari solusi
sehingga bakat anak terbengkalai dan terkesan pasrah terhadap kekurangan dan
keterbatasan. Kesulitan mencari pembimbing ahli untuk melahirkan
keprofesionalan bakat dan melakukan kaderisasi secara sistematis dan
fungsional. Tidak jarang tidak berjalannya prorm pengembangan bakat anak sebab
personil terlalu matrealistis, tidak ada nilai perjuangan dan nilai pengabdian.
Tetapi sebaik apapun program yang
dibuat sekolah apabila rendahnya kesadaran,
dorongan dan dukungan dari orang tua anak rendah maka program akan sulit
terlaksana dengan baik dan memuaskan. Masalah klasik dilembaga pendidikan
adalah lemahnya sektor pendanaan yang menyulitkan pergerakan dalam pengembangan
bakat anak.
Tujuan dari pengembangan bakat
adalah membekali anak didik dengan kemampuan besar dengan mengadapi persaingan
hidup dimasa depan. Penggalian dan pengembangan bakat sebagai manivestasi nyata
dari kepedulian sekolah dalam menyiapkan anak didik yang berkualitas dan
berdaya saing harus diwujudan secara maksimal dan produktif sehingga, segala
kendala yang merintangi bisa diatasi dan berjalan sesuai harapan semua elemen
pendidikan.[29]
C. Peran
Keluarga
Beberapa penelitian di
Indonesia mengenai hubungan antara latar belakang keluarga, tingkat pendidikan
orang tua, nila-nilai yang di pentingkan orang tua dan mendidik anak baik pada
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi lanjutan pada umumnya
memperkuat teori dan hasil peneliatian di luar negeri mengenai faktor-faktor
penelitian dalam memupuk dan meningkatkan bakat dan kinerja kreatif anak. Sikap
orang tua yang memupuk kreatifitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua
yang tidak menunjang kreatifitas anak dan pentingnya peran orang tua sebagai
pendukung program anak berbakat di sekolah.[30]
Apabila kita jumpai anak merasa gagal
pertama kali yang kita lakukan adalah menalarkan kejadian, dan hindari komentar
negatif. Apabila kegagalan itu mengan dung tingkat emosi yang tinggi berikanlah
empati bahwasannya kegagalan bukanlah kiamat, dan besok kita masih akan hidup
terus seperti biasa. Hindarkan anak dari cara mengkambing hitamkan terhadap
kegagalan karena sikap ini akan memasung upayanya untuk meningkatkan
kompetensi.[31]
Pembentukan bakat anak-anak sangat
terpengaruh oleh bakat yang hidup dalam keluarga dan oleh posisi serta sikap
orang tua terhadap bakat anak. Disamping itu, adannya seseorang yang mnyertai
anak dalam bakatnya akan menambah motivasinya. Tidak mudah menentukan peranan
yang dimainkan olehnketurunan dalam pembentukan bakat. Akan tetapi kita percaya
bahwa faktor lingkungan sangat penting. Pertumbuhan kecemerlangan dalam
keterampilan yang bermacam-macam dan perkembangan bakat , banyak tergantung
pada lingkungan. Diantara faktor lingkunagn ada yang sangat kuat pengaruhnya
dibanding faktor lain yaitu pengaruh adat, kebiasaan dan pandangan hidup yang
berpengaruh, pola kebudayaan umum yang menjadi ciri kelompok atau masyarakat
tempat anak hidup.[32]
Sebagai orang tua hendaknya harus
menghargai anak dan bakat yang ada dalam dirinya dengan perlakuan khusus
diharapkan anak dapat mengembangkan bakatnya dengan sempurna karena lingkungan
dimana dia tinggal mendukung sepenuhnya terhadap bakatnya. Tapi memang tidak
seharusnya memberikan perlakuan khusus yang over. Kemungkinan terjadinya bakat
negatif dikemudian hari sangatlah besar. Jangan sekal-kali hanya memberi
perlakuan khusus kepada anak yang berbakat saja tetapi yang kurang berbakat juga membutuhkan rangsangan
untuk pengembangan bakatnya. Bakat anak hanya mampu berkembang dengan baik bila
orag tua mampu menunjukkan diri sebagai lingkungan yang baik dan mendidik.
Beberapa sikap yang seharusnya ditunjukkan orang tua untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif, dengan:
1. Kebebasan
2. Rasa hormat
3. Kedekatan emosional
4. Penanaman nilai
5. Penekanan prestasi
6. Minat
7. Menghargai kreativitas
8. Memiiki visi
Menjadi orang tua yang bijaksana
harus dapat membedakan antar memberi perhatian yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit dan dapat membedakan antara memberi kesempatan pada anak untuk
mengembangkan minatnya atau memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal
mungkin. Hendaknya orang tua harus dapat mengusahakan suatu lingkungan yang
kaya akan rangsangan mental dan suasana dimana anak merasa tertarik dan
tertantang untuk menunjukkan bakat-bakat dan krativitasnya. Berikut hal-hal
yang harus dilakukan agar kondisi seperti itu dapat tercipta:[33]
1. Orang tua harus menunjukkan minat
terhadap hobi tertentu
2. Orang tua harus menyempatkan diri untuk
berdiskusi dengan anaknya
3. Orang tua mengusahakan alat-alat
permainan yang mendidik dan merangsang kreativitas anak
4. Orang tua menciptakan lingkungan dimana
orang tua berperan serta dalam kecerdasan intelektual
5. Orang tua menyediakan banyak kegiatan
6. Oarang tua menjadikan rumah sebagai
pusat kreativitas pada anak
Terdapat enam peran yang diharapkaan
dari orang tua dalam menggali dan mengembangkan bakat anak , diantaranya:
1. Keteladanan, orang tua bisa dalam bentuk
loyalitas dan totalitasnya dalam menjalani dan mnegembangkan profesi yang
dijalani. Keteladanan orang tua menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak
untuk menirunya sedikit demi sedikit.
2. Membuat program dan pengawasan, yang
betujuan untuk mengisi waktu anak dengan hal-hal positif. Pengawasan diperlukan
untuk memastikan anak disiplin menjalankan program yang telah dimusyawarahkan
dan disepaki bersama dan pemberian sanksi bila melanggar.
3. Penghargaan, sangat penting bagi anak
untuk memotivasinya dalam belajaar dan berkarya sesuai bakatnya. Penghargaan
ini lebih mendidik dan bisa menmbah rasa percaya diri dan keyakinan anak namun,
orang tua harus berhati-hati jangan sampai anak menjadi sombong. Disinilah
pentingnya membekali kecerdasan secara lengkap tidak hanya bertumpu pada IQ,
tapi juga EQ dan SQ.
4. Menciptakan lingkungan yang kondusif,
dengan kesadaran dan pendidikan lebih tinggi orang tua harus berani menjadi
pioner kebangkitan. Jangan sampai hanya menyerahkan kepada proses alam karena
maaksimalisasi usaha sangat menentukan keberhasilan program denga tetap berdoa
kepada Tuhan agar diberi kemudahan dan kesuksesan.
5. Membuat perpustaan rumah sebagai sumber
pengetahuan yang efektif dalam mendorong anak mengeluarkan kemampuan
terbaiknya.
6. Bertindak tegas jika diperlukan,
keteladanan orang tua menjadi kunci karena anak akan mencontoh perilaku orang
tua. Ketika orang tua disiplin menaati peraturan maka anak menjadi segan melaranggarnya,
karena akan mendapat sanksi.
Orang tua tidak boleh menggantungkan
kesuksesan anak kepada lembaga pendidikan tanpa terlibat aktif dalam mengawal
dan mengawasi perkembangan anak bila orang tua tidak sungguh-sungguh mangawal
proses pendidikan anak, sangat besar kemungkinan anak terjerumus dalam
pergaulan bebas yang akan merusak karakter dan kualitasnya.[34]
D. Peran
Sekolah
Banyak guru yang keberatan
ditugaskan di sekolah yang bukan unggulan, padahal di sekolah biasa atau yang
baru berkembang lebih memberikan kesempatan untuk maju dan meningkatan
kompetensi guru terbuka luas.[35]
Ketika si anak mulai kehidupan
sekolah ia bergairah mencari pengalaman-pengalaman baru dan ia condong untuk
belajar. Sebagai orang tua dan guru menggunakan bakat anak-anak yang wajar,
untuk mengajar mereka, serta mengatur kehidupan mereka, agar amk-anak tidak
kehilangan dorongan yang membawa mereka kepada mempelajari setiap hal baru dan
mendorong mereka untuk memahami alam dimana mereka hidup. [36]
Sekolah harus memberikan kesempatan
dan suasana yang membawa rangsangan bakat yang baik untuk muridnya. Sekolah
memberikan bermacam-macam pengalaman baru yang sesuai dengan anak laki-laki
maupun perempuan. Dengan beerbagai kegiatan murid dapat mengungkapkan dirinya
dan akhirnya terbentuknya bakat-bakat bar pada mereka. Semua kesempatan
menjadikan murid memperoleh pengalaman yang langsung dilakukannya, maka
cakrawala pengetahuan bertambah luas dan pengertiannya terhadap masalah
kehidupan berbakat, sehingga dapat membantu pengembangan dan perluasan lingkup
bakatnya.[37]
Karakteristik guru anak bebakat dapat
digolongkan menjadi karakteristik filosofis, profesional, dan pribadi. Guru
dapat mengajarkan kreativitas melalui keterampilan berpikir daan bekerja
kreatif serta motivasi intrinsik, teapi harus didukung suasan kelas yang
menunjang. Anak akan kreatif jik guru mendorong otonomi anak.
Kelas terbuka dengan stuktur yang
tidak kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk pengembangan
kreativitas anak dibandingkan ddengan kelas tradisional. Ruang kelas memberikan
banyak rangsangan visual yang menarik dengan berbgai pusat kegiatan
memungkinkan anak bereksperimen dan menjajahi berbagai bidang. Strategi
mengajar yang meningkatkan kreativitas, memperhatikan :[38]
1. Pemberian penilaian tidak hanya oleh
guru tapi juga melibatkan siswa.
2. Pemberian hadiah yng berkaitan dengan
kegiatan yang sedang dilakukan (bila perlu).
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
memilih topik atau kegiatan belajar sampai batas tertentu (setelah minimal
persyaratan tercapai).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal mempunyai tanggung jawab besar dalam mensukseskan anak didik. Dalam
kegiatannya, sekolah bukan hanya tempat berkumpul bagi guru dan murid,
melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan.
Tugas pokok dan fungsi sekolah adalah meneruskan, mempertahankan, dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat. Serta sekolah berperan membantu keluarga
dan masyarakat melaksanakan fungsi pendidikan. Tugas utama sekolah menunjukkan
perlunya membangun sistem persekolahan yang dapat memberikan kemampuan dasar
bagi anak didik.
Dalam konteks menggali dan
mengembangkan bakat anak didik, peran yang diharapkan datang dari sekolah
adalah sebagai berikut:[39]
1. Menjadikan guru sebagai sosok yang
profesional sebab peran guru sangat strategis dalm mentransfer pengetahuan,
keahlian, menanamkan karakter dan kepribadian yang meniscayakan sumber daya
manusia yang berkualitas.
2. Membangun perpustakaan sekolah yang
memadai, karena jantung pendidikan adalah perpustakaan. Fungsinya sangat vital
sebagai sumber informasi dan pengethuan. Perpustakaan ini bisa berfungsi
menggali bakat anak didik dengan melihat kategori buku yang dibaca oleh anak
didik.
3. Modernisasi manajemen yang akuntabel,
dinamis, produktif, kompetitif, dan progresif adalah kebutuhan yang tidak dapat
ditunda. Efisiensi dan produktivitas merupakan 2 kata kunci untuk menilai
modernisasi manajemen.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif yang memiliki konrtol lingkungan, keamanan, kenyamanan, daya tarik,
menumbuhkan tanggung jawab dan rasa memiliki, pengaturan akustik, penerangan,
suhu udara dan ventilasi.
5. Melakukan studi banding, tetapi jangan
sampai biaya yang besar dalam studi banding tidak membuahkan hasil seperti
harapan dan hasilnya harus di diskusikan secara serius.
E. Peran
Masyarakat
Peran serta masyarakat
dalam penyelnggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat dapt terwujud melalui
berbagai bentuk kerjasama. Anak berbakat dapat mengunjungi beberapa tempat
kerja bisnis dan organisasi, serta memperoleh pelatihan disana. Pemimpin perusaan,
tokoh-tokoh yang memiliki keahlian ataau keterampilan dalam bidang tertentu
dapat memberi ceramah di sekolah anak berbakat.
Bisnis atau perusahaan dapat
membantu seleksi siswa yang akan mendapat beasiswa, atau yang akan bekerja di
perusahaan selama beberapa waktu. Perusahaan dapat pula membiayai penelitian
yang dilakukan siswa berbakat, mengenai berbagai masalah didalam masyarakat.
Dengan demikian, melatih keterampilan penelitian dan mendekatkan siswa berbakat
terhadap masalah nyata dalam kehidupan.
Program luar sekolah dapat membantu
memenuhi kebutuhan kognitif (mengembangkan keterampilan berpikir), afektif
(berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa yang kreatif), dan
generatif (menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah) siswa berbakat.
Makin tampaklah peran serta
masyarakat untuk memupuk bakat dan talenta siswa berbakat dalam berbagai bidang
dengan menyelenggarakan kursus, pelatihan, sanggar, dan sebagainya. Namun,
masih perlu lebih di galakkan ialah kerjasama 3 lingkungan pendidikan (sekolah,
keluarga, dan masyarakat). Dalam pengadaan berbagai alternatif program
pendidikan anak berbakat.[40]
Masyarakat sebagai kumpulan dari
individu-individu tidak boleh pasif dan apatis melihat pertumbuhan dan
perkembangan remaja.masyarakat harus ikut terlibat dalam pengembangan potensi
mereka secara aktif, sehingga lahir kader-kader pengembangan masyarakat yang
mereka harapkan. Masyarakat sbagai tempat berinteraksi dan berkembangnya
kader-kader bangsa menjadi wahana aktualisasi yang sangat kondusif bagi
lahirnya bakat-bakat muda yang bisa diperhitungkan dunia jika dilatih secara
maksimal.
Masyarakat adalah kekuatan sosial
yang bisa mengarahkan generasi mudanya kearah perilaku yang positif. Salah
satunya adalah menjadikan lingkungan masyarakat sebagai arena yang kondusif
bagi tersemainya kader-kader bekualitas. Hal ini bisa diwujudkan dengan
kedisiplinan sosial dan personaal yang tinggi disertai iklim kompetisi yang
ketat dan produktif. Untuk itu, banyak peran yang bisa dilakukan oleh
masyarakat dalam mengembangkat bakat anak atau generasi mudanya. Diantaranya
sebagai berikut :[41]
1. Mendirikan organisasi pemuda sebagai
forum bagi pemuda untuk berkumpul dan membuat kegiatan lalu mengembangkan
bakatnya. Organisasi pemuda diharapkan mampu menjadi alternatif pengembangan
bakat dengan program yang positif dan konstruktif.
2. Mengadakan kompetisi secara bekala untuk
melahirkan bakat besar karena kompetisi mampu menggalakkan semangat belajar dan
berlatih. Kompetisi bisa melahirkn juara yang menjadi kebanggaan orang tua dan
masyarakat. Kompetensi yang diselenggarakkan harus menyeimbangkan dimensi
rohani dan jasmani.
3. Mendirikan lembaga kursus sebagai wahana
yang efektif bagi pengembangan bakat anak jika dilatih oleh tenaga ahli dibawah
manajemen yang profesional, akuntbel, dan kredibel.
4. Membuat gedung pelatihan serbaguna yang
sederhana dan artistik bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi kader bangsa.
Gedung rakyat yang berguna membangun skill dan profesionalitas serta menjadi
wahana akselerasi karir yang membanggakan. Masyarakat harus membentuk tim
sehingga operasionalisasi dan fungsionalisasi gedung berjalan dengan efektif
dan produktif bagi semua lapisan masyarakat.
5. Membangun media informasi publik untuk
menambah informasi dan mengembangkan wawasan mereka. Pencerahan pemikiran lewat
media informasi publik bisa mengunggah kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pendidikan.
Lima peran masyarakat tersebut
menjadi entry point lahirnya lingkungan yang berkualitas, lingkungan yang
mencintai pengetahuan, prestasi, dan kebersamaan dalam menggrakkan kebaikan dan
mendorong kemajuan. Kekuatan sosial ini dapat memudahkan orang tua dan lembaga
pendidikan dalam meningkatkan bakat anak sampai level tertinggi. Mengharumkan
nama baik bangsa di kancah Internasional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anak berbakat mempunyai kebutuhan dan masalaah
khusus. Mereka dapat memberi sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat bila
mendapat pembinaan yang tepat untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara
utuh dan optimal. Selama ini sosok berbakat muncul secara individu, bukan hasil
dari suatu lembaga. Pada hakikatnya inti persoalan psikologi pendidikan
terletak pada anak didik karena perlakuan tesebut harus selaras dengan keadaan
anak didik.
Sangat penting bagi setiap orang tua untuk mendeteksi
sejak dini potensi bakat dan minat masing-masing anak, agar orang tua bisa
merangsang, mengarahkan dan memberikan fasilitas pendukung yang tepat sesuai
bakat dan minat anaknya. Tetapi sinergitas yang baik antara keluarga, sekolah,
dan masyarakatlah yang mampu membentuk keprofesionalan potensi atau bakat
setiap anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmani, Jamal
Ma’mur. 2012. Kiat mengembangkan Bakat
Anak di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.
Dradjat, Zakiah. 1982. Mencari Bakat Anak-Anak. N. V. Jakarta:
Bulan Bintang.
Faisal, Amir dan Zulfanah. 2008. Menyiapkan Anak Jadi Juara. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Muhammad, As’adi. 2010. Deteksi Bakat dan Minat Anak Sejak Dini. Jogjakarta: Garailmu
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
[5] Op.Cit, h. 67
[6] Jamal Ma’mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak di Sekolah,(Jogjakarta: Diva Press 2012), h. 91
[8] Op.Cit. h. 13
[9] Amir Faisal dan Zulfanah, Menyiapkan Anak Jadi Juara,(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo 208), h. 166
[12] Utami
Munandar, Pengembangan Kreatuvitas Anak Berbakat,(Jakarta: Rineka Cipta 2009), h. 285-286
[14] Op,Cit. h. 21
[16] Sumadi Suryabrata, Op.Cit.h.162
[23] Op.Cit, h.42-45
[24] Op.Cit, h.45-48
[25] Utami Munandar, Op.Cit, h. 135
[26] Op.Cit, h. 157
[30] Utami Munandar, Op.Cit, h. 96-97
[37] Op.Cit, h. 69-70
[38] Utami Munandar, Op.Cit, h. 115-116
[40] Utami Munandar, Op.Cit, h. 135
Izin copas y... moga ilmunya jadi ladang rezeki....
ReplyDelete