ARTIKEL PPKn
”Pendidikan Islam ”
Dosen Pengampu:
M.Affandi., M.Pd
Disusun Oleh:
Eri Saputra 1411100192
Khoiriyah Suryani 1411100206
Neva Sundariyawati 1411100231
Kelas D semester III
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN LAMPUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
menganugrahkan nikmat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Ppkn dengan judul “ pendidikan islam ”
Terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini, semoga makalah ini dapat
diterima dengan baik dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kami menyadari dalam penulisan
maupun penyajian makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah-makalah
selanjutnya.
Bandar
Lampung , 27 Desember
2015
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
ABSTRAK............................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A.
Definisi pendidikan islam............................................................ 3
B.
Ilmu pendidikan islam sebagai disiplin ilmu.............................. 4
C.
Tujuan ilmu pendidikan islam.................................................... 5
D.
Alokasi pendidikaan agama sedikit............................................ 6
E.
Pendidikan pada masa rasululloh............................................... 7
F.
Sistem pendidikan islam di indonesia......................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................... 11
A.
Kesimpulan................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 12
Abstrak
Anak merupakan titipan allah SWT, yang harus di jaga dan di beri ilmu yang
bermanfaat bagi semua orang, berakhlak mulia dan menjaddi generasi yang
Rabbani, dan kelak anak tersebut dapat mengantarkan orang tuanya menuju ke
surga allah. Pendidikan berarti menumbuhkan
prilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan. Dengan cara
memberikannya asupan pengetehauan dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Di indonesia mayoritas penduduknya merupakan umat yanng beragama
islam, maka dari itu pendidikan yang baik untuk diterapkan kepadda anak usia
dini adalaah pendidikan yang berbasis agama islam. Pendidikan islam menurut
salah satu pakar yang berkecimpung dalam bidang ini yaitu Mustafa al-Gulayaini berpendapat bahwa
pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam
masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga
akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya
berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Dari definisi ini memperkuat anggapan kita tentang pentingnya pendidikan islam
untuk anak. Tujuan dalam Ilmu Pendidikan Islam secara instruksional
adalah seperti memfokuskan anak untuk dapat menguasai suatu ilmu secara khusus
dan umum, bagi kurikuler,maka untuk dapat mencapai garis
besar pada program pengajaran di institusi pendidikan. Namun pada kenyataannya yang terjadi dilingkungan adalah pendidikan islam
kurang diterapkan pada setiap anak, pun dengan lembaga pendidikan Islam yang
masih kurang keberadaannya dilingkungan sehingga menyebabkan anak-anak tumbuh
kembang menjadi anak yang bebas dengan pergaulannya.
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam ada berarti
dengan memberi makanan pada jiwa anak didik untuk mendapatkan kepuasan rohani
berdasarkan pada ajaran Islam baik melalui lembaga maupun sistem kurikuler.
Pendidikan Islam sangatlah penting di tanamkan pada anak didik, karena dapat
membentuk karakter sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad. Pendidikan Islam dapat
diterapkan pada anak sejak usia masih dalam kandungan Ibunya. Seperti
pembiasaan akhlak Islam yang dilakukan oleh ibunya, sseperti rutin didengarkan
murottal al-quran selanjutnya pendidikan Islam dapaat diterapkan melaluui lingkungan sosialnnyaa seperti saat si baayi
telah lahir dan beranjak tumbuh dapat
diaplikasikan dengan mendaftarkannya sebagai siswa TPA(taman pendidikann
al-quran) dan anggota keluarga laainnya, selain itu. Madratssah adalah salah
satu lembaga yang dapaatt menyokong atau
membantu anak memperdalam mengenai pendidikan Islam. Di dalam madratsah
alokasi waktu pelajaran agama lebih banyak dibandingkann dengan lembaga
pemerintaah yang biasa. Dengan alokasi
waktu yang banyak memungkinkann siswa
untuk menerima ajaran-ajaran Islam yang lebih luas cakupannya, seperti
fiqh, qur’an haadits, imla’, bahaasa
arab, dll.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidikan Islam.
Pengertian pendidikan dalam konteks Islam
memiliki beberapa istilah misalnya tarbiyah, ta’lim, serta ta’dib” yang harus
dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah tersebut memiliki arti dan makna
yang mendalam yang menyangkut manusia, masyarakat dan juga
lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama
lain. Dan dari nama-nama istilah-istilah tersebut sekaligus menjelaskan
tentang ruang lingkup pendidikan Islam diantaranya informal, formal dan non
formal.
Pendidikan Islam telah didefenisikan
secara berbeda-beda oleh orang yang berlainan sesuai dengan pendapatnya
masing-masing. Istilah pendidikan dalam bahasa Arab dikenal dengan
istilah tarbiyah yang berakar akar kata rabba, berarti mendidik. Dengan demikian, tarbiyah Islamiyah diterjemahkan dengan Pendidikan
Islam.
Berikut
pendapat beberapa pakar pendidikan dan pendidikan Islam, mengenai pengertian
pendidikan Islam
a. al-Baidhawi mengatakan bahwa pada dasarnya al-rabb (dalam bahasa Indonesia berarti mendidik)
yang bermakna tarbiyah (pendidikan),
selengkapnya berarti menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaan,
sementara rabb yang mensifati Allah
menunjukkan arti yang lebih khusus yaitu sangat atau paling.
b. al-Ashfahani mengatakan bahwa al-rabb berarti tarbiyah menunjuk
kepada arti menumbuhkan prilaku secara bertahap hingga mencapai batasan
kesempurnaan.
c. al-Bani melengkapi pendapat al-Asfahani, bahwa di
dalam pendidikan tercakup tiga unsur yaitu; menjaga dan memelihara anak;
mengembangkan bakat dan potensi anak sesuai dengan kekhasan masing-masing;
mengarahkan potensi dan bakat agar mencapai kesempurnaan dan kebaikan.
d. al-Nahlawi bahwa pendidikan Islam adalah pengaturan
pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan
sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.
e. Yusuf al-Qardhawi memberi pengertian pendidikan
Islam sebagai Pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
f. Mustafa al-Gulayaini bahwa pendidikan Islam adalah
menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan
menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu menjadi salah
satu kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan,
kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Dengan
demikian, pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan fitrah
manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan
bahagia dunia dan akhirat. Karena pendidikan Islam tidak hanya bersifat
teoritis, tetapi juga praktis, maka pendidikan Islam merupakan pendidikan iman
sekaligus pendidikan amal.
B.
Ilmu Pendidikan
Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Ilmu Pendidikan
Islam termasuk dalam disiplin ilmu yang dikarenakan bahwa telah
memenuhi segala persyaratan ilmu pengetahuan yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam
memiliki obyek material yang menyatakan bahwa manusia sebagai peserta didik dan
memiliki obyek formal yaitu aktivitas manusia terhadap usahanya dalam
membimbing manusia lain menuju arah titik kedewasaan yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
2. Pendidikan
Islam memiliki sebuah metode, metode dalam pengembangan yang
kiranya dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan untuk wajah Islam adalah
metode test, metode interview, metode observasi atau pengamatan,
dan lain-lain.
3.
Pendidikan Islam memiliki sistematika, meskipun sistematika
tersebut kadang tidak bisa tersurat. Maka sistematika dalam pendidikan
Islam dapat diketahui dengan lahirnya suatu penggolongan akan masalah-masalah
dan juga pembahasan masalahnya untuk masalah yang berada di dalam pendidikan
Islam.
C. Tujuan Ilmu Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan menurut agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup
manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang
selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di
dunia dan akhirat.[1]
Tujuan dalam Ilmu
Pendidikan Islam secara instruksional adalah sebagai berikut:
a. Memfokuskan
anak untuk dapat menguasai suatu ilmu secara khusus,
b. Memfokuskan
anak untuk mampu menguasai semua ilmu secara umum,
c. Bagi kurikuler,maka
untuk dapat mencapai garis besar pada program pengajaran di institusi
pendidikan
d. Secara
institusional, maka tujuan yang harus diwujudkan berdasarkan dengan program
pendidikan di setiap intitusi
e. Secara umum
maupun nasional, maka cita-cita hidup yang telah ditetapkan untuk segera
dicapai baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.
D.
Alokasi Pendidikan Agama Sedikit
Pelajaran agama yang sedikit, memungkinkan seseorang tidak
memahami agama dalam arti yang dalam, sehingga konsep-konsep moral sosial tidak
tersampaikan dengan baik, dan potensi lepas kontrol akan besar. Dalam UU. No tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional, disebutkan mengenai tujuan pendidikan nasional,
yakni :
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan, keterampilan,kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mendiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.[2]
Tujuan tersebut dapat terlaksana atau tercapai apabila
pendidikan agama Islam yang diberikan di sekolah dapat diserap dengan baik oleh
seluruh anak didik. Namun dengan tersedianya alokasi waktu yang sangat sedikit
dan sangat terbatas untuk pengajaran pendidikan agama Islam disekolah tentunya
terbetik dalam hati kita “Apakah dengan alokasi waktu yang sedikit itu, tujuan
pendidikan nasional terebut dapat dicapai secara maksimal.” Melihat kenyataan
ini, pemerintah hendaknya lebih serius dalam menyediakan alokasi waktu untuk
pengajaran pendidikan agama Islam, pendidikan agama jangan hanya dijadikan alat
pelengkap dari pelajaran umum saja, melainkan harus dijadikan pelajaran pokok
yang sama pentingnya dengan pelajaran umum lainnya.
Namun sebelum adanya perubahan alokasi waktu yang lebih
selaras dengan tujuan pendidikan nasional diatas, maka para kepala sekolah di
Indonesia telah berupaya mengejar ketertinggalannya dalam hal penanaman
pemahaman agama kepada anak didiknya, dengan cara memasukkan materi pendidikan
agama dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ini sungguh sangat berharga
bagi perkembangan pribadi anak, utamanya dalam mengadakan interaksi dengan
lingkungan sebagai bagian dalam mengabdikan dirinya kepada Tuhan.
Mengabdikan diri kepada Tuhan tidak hanya dapat
dilaksanakan melalui kegiatan keagamaan wadag saja seperti amal ibadah sholat
saja, melainkan dapat juga dilakukan dengan memelihara hubungan baik diantara
sesama manusia. Dan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini anak dapat dibiasakan
untuk berlaku adil, dibiasakan mengerti hak dan kewajiban orang lain, dibiasakan
berlaku sopan santun dengan sesamanya, utamanya kepada yang lebih tua serta
belajar menghormati kepada yang lebih muda. Kebiasaan-kebiasaan ini akan banyak
mempengaruhi sikap sosial anak ketika kelak sudah dewasa. Semakin banyak anak
mendapat latihan-latihan berbuat baik pada waktu kecil, sewaktu dewasanya
nantinya akan menjadi bagian dari pribadinya.
E. Pendidikan Pada Masa
Rasulullah
Pendidikan pada masa
Rasulullah(610-632 M)ketika di Makkah, bertempat di rumah Rasul sendiri, rumah
al-Arqam bin Abi Arqam, kuttab (rumah guru,
halaman/pekarangan mesjid), Inti materi yang diajarkan: keimanan, ibadah dan
akhlak, juga baca-tulis dan berghitung untuk tingkat dasar, al-Quran,
dasar-dasar agama untuk tingkat lanjut. Guru
disebut mu’allim atau mu’addib,
serta tidak dibayar, dan bagi tingkat dasar gurunya non muslim. Pada saat Islam
datang hanya 17 orang Qurasy yang bisa baca tulis. Di Madinah tempat belajar
ditambah mesjid, materi yang diajarkan ditambah; pendidikan kesehatan dan
kemasyarakatan. Sistemnya halaqah. Metodenya; tanya-jawab,
demontrasi dan uswah hasanah, murid disebut
dengan ashhabush shuffah.[3]
Pendidikan
pertama yang dilakukan Nabi, ialah memperkuat persatuan kaum muslimin dan
mengikis habis-habisan sisa-sisa permusuhan persukuan. Lalu nabi mempersatukan
dua orang. Mula-mula di antara sesama Muhajirin, kemudian di antara Muhajirin
dan Anshar. Dengan lahirnya persatuan itulah persaudaraan kaum muslimin
bertambah kokoh.Rasulullah SAW adalah seorang komunikator yang handal. Seorang
teladan luar biasa yang sepantasnya kita tiru. Berikut ini adalah beberapa tips
yang diangkat dari teladan beliau dalam berkomunikasi:
1. Rasulullah SAW
adalah sosok yang fasih berbicara. Sedikit bicara namun penuh makna,mudah
dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.
2. Ketika
ada yang salah dan harus dihukum, maka hukumlah dengan adil tanpa harus
menghinakannya.
3. Berikan
motivasi perbaikan diri kepada orang yang dihukum dan sudah menysali
kesalahannya, bukan malah menghina atau mencemoohnya.
4. Berkatalah
yang baik ketika mendapat musibah. Lakukan introspeksi. Tidak menyalahkan
siapapun apalagi menghujat Allah SWT.
5. Berkatalah yang
baik atas orang yang sudah meninggal, kecuali untuk penulisan sejarah, boleh
ditulis sewajarnya berdasarkan fakta yang ada.
6. Rasulullah
berpesan kepada perempuan untuk berbicara dengan cara yang baik dengan tidak
mempermainkan suaranya
7.
Berdakwah dengan cara yang terbaik yaitu dengan lemah lembut. Kalaupun harus
berdebat, lakukan dengan cara yang paling baik.
Berkomunikasi
kepada siapapun beliau sangat berhati-hati dalam mengeluarkan tiap patah kata.
Kepada orang yang lebih tua, Rasulullah sangat menghormati, dan kepada yang
lebih muda, Rasulullah menyayangi. Apalagi kepada anak kecil, beliau sangat
menyukai mereka. Bahkan ketika beliau bersama anak-anak kecil, beliau ikut
bermain dengan mereka. Begitu sangat rendah hati rasulullah dalam hal mendidik
orang-orang disekitarnya.
Proses
penyampaian materi yang dilakukan Rasulullah dapat menjadi menarik dengan menggunakan
metode yang tepat sesuai kadar materi yang sedang dibahas. Namun beliau juga
tidak jarang dalam menggunakan metode bermain untuk menghilangkan suasana
tegang. Sehingga setiap pelajaran yang diberikan oleh Rasulullah dapat diterima
dengan baik serta menjadi amalan bagi peserta didiknya. Dalam dewasa ini, yang dibutuhkan oleh peserta
didik dan pendidik harus melengkapi satu sama lain. Saling memahami antara satu
dengan yang lainnya, agar tidak terjadi hilang komunikasi. Komunikasi yang
salah di antara anak didik dan pendidik akan mengakibatkan kesenjangan sosial,
kelirunya pemahaman pada ilmu, dan berimbas pada buruknya pempraktekkan.
F.
Sistem Pendidikan Islam Di Indonesia
Pendidikan Islam merupakan suatu
upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan
konsekuensinya sebagai seorang muslim. Dalam perjalanannya ada tiga jalan yang
harus ditempuh untuk mengupayakan hal tersebut,
yaitu:
1.
Penanaman akidah Islam, pemikiran
yang matang dan dijalankan dengan cara yang damai.
2.
Menanamkan sikap konsisten pada orang yang sudah memiliki akidah islam
agar segala tindak tanduk dan cara berpikirnya tetap berada di jalurnya sebagai
seorang muslim
3.
Mengembangkan kepribadian islam pada mereka yang sudah memilikinya dengan
cara mengajaknya untuk bersungguh-sungguh menjalankan kehidupan secara islami,
dalam artian semua pemikiran dan amalannya sesuai dengan kodratnya sebagai
seorang muslim.
Islam telah
mewajibkan semua umatnya untuk menuntut ilmu. Segala macam ilmu yang bermanfaat
bagi dirinya dan juga semua umat. Begitu juga dengan Iptek. Hal ini juga
penting untuk dipelajari karena dengan cara ini umat islam dapat memperoleh
kemajuan material untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka
bumi.
Islam
menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang sangat
diperlukan umat, seperti kedokteran, kimi, fisika, industri penerbangan,
biologi. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan
keterampilan dan keahlian juga merupakan tujuan pendidikan islam, yang harus
dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah
SWT.Sebagaimana penguasaan IPTEK, rekayasa industri, penerbangan, pertukangan,
dan lainnya juga sangat diperlukan oleh umat manusia. Hal itu termasuk wajib
hukumnya
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan
Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam
agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia dunia dan akhirat.
Karena pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis,
maka pendidikan Islam merupakan pendidikan iman sekaligus pendidikan amal.
Dalam UU. No Tahun 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan, keterampilan,kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mendiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan dari
pendidikan islam itu sendiri terdapat dalam quran surah adz-dzariyat ayat 56
dan quran surah ali imron ayat 102.
Pada surah adz-dzariyat ayat 56
mengandung arti sebagai berikut “ aku tidak meciptaka jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepada-Ku ”
Sedangkan pada surah ali imron ayat 102
menganduung arti “ wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati terkecuali dalam keadaan
muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi
Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Cet.
I; Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998).
Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.
II; Bandung : Pustaka Setia, 1998).
Qur’an
Surah Adz-Dzariyat ayat 56 dan Qur’an Surah Ali-Imron ayat 102
UU. No Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
No comments:
Post a Comment