Wednesday, January 27, 2016

Artikel PPKN "Pendidikan Islam"

ARTIKEL PPKn
Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
M.Affandi., M.Pd


Disusun Oleh:

Eri Saputra                1411100192
Khoiriyah Suryani    1411100206
Neva Sundariyawati 1411100231

Kelas D semester III
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN LAMPUNG
2015/2016


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugrahkan nikmat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ppkn dengan judul “ pendidikan islam ”
Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kami menyadari dalam penulisan maupun penyajian makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah-makalah selanjutnya.





Bandar Lampung , 27 Desember 2015




Penulis,


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii
ABSTRAK............................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A.    Definisi pendidikan islam............................................................ 3
B.     Ilmu pendidikan islam sebagai disiplin ilmu.............................. 4
C.    Tujuan ilmu pendidikan islam.................................................... 5
D.    Alokasi pendidikaan agama sedikit............................................ 6
E.     Pendidikan pada masa rasululloh............................................... 7
F.     Sistem pendidikan islam di indonesia......................................... 9

BAB III PENUTUP............................................................................... 11
A.    Kesimpulan................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 12






Abstrak

Anak merupakan titipan allah SWT, yang harus di jaga dan di beri ilmu yang bermanfaat bagi semua orang, berakhlak mulia dan menjaddi generasi yang Rabbani, dan kelak anak tersebut dapat mengantarkan orang tuanya menuju ke surga allah. Pendidikan berarti menumbuhkan prilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan. Dengan cara memberikannya asupan pengetehauan dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di indonesia mayoritas penduduknya merupakan umat yanng beragama islam, maka dari itu pendidikan yang baik untuk diterapkan kepadda anak usia dini adalaah pendidikan yang berbasis agama islam. Pendidikan islam menurut salah satu pakar yang berkecimpung dalam bidang ini yaitu  Mustafa al-Gulayaini berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air. Dari definisi ini memperkuat anggapan kita tentang pentingnya pendidikan islam untuk anak. Tujuan dalam Ilmu Pendidikan Islam secara instruksional adalah seperti memfokuskan anak untuk dapat menguasai suatu ilmu secara khusus dan umum, bagi kurikuler,maka untuk dapat mencapai garis besar pada program pengajaran di institusi pendidikan. Namun pada kenyataannya yang terjadi dilingkungan adalah pendidikan islam kurang diterapkan pada setiap anak, pun dengan lembaga pendidikan Islam yang masih kurang keberadaannya dilingkungan sehingga menyebabkan anak-anak tumbuh kembang menjadi anak yang bebas dengan pergaulannya.




BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Islam ada berarti dengan memberi makanan pada jiwa anak didik untuk mendapatkan kepuasan rohani berdasarkan pada ajaran Islam baik melalui lembaga maupun sistem kurikuler. Pendidikan Islam sangatlah penting di tanamkan pada anak didik, karena dapat membentuk karakter sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad. Pendidikan Islam dapat diterapkan pada anak sejak usia masih dalam kandungan Ibunya. Seperti pembiasaan akhlak Islam yang dilakukan oleh ibunya, sseperti rutin didengarkan murottal al-quran selanjutnya pendidikan Islam dapaat diterapkan melaluui  lingkungan sosialnnyaa seperti saat si baayi telah lahir dan beranjak tumbuh  dapat diaplikasikan dengan mendaftarkannya sebagai siswa TPA(taman pendidikann al-quran) dan anggota keluarga laainnya, selain itu. Madratssah adalah salah satu lembaga yang dapaatt menyokong atau   membantu anak memperdalam mengenai pendidikan Islam. Di dalam madratsah alokasi waktu pelajaran agama lebih banyak dibandingkann dengan lembaga pemerintaah yang biasa.  Dengan alokasi waktu yang banyak memungkinkann siswa  untuk menerima ajaran-ajaran Islam yang lebih luas cakupannya, seperti fiqh, qur’an haadits, imla’,  bahaasa arab, dll.









BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi Pendidikan Islam.
Pengertian pendidikan dalam konteks Islam memiliki beberapa istilah misalnya tarbiyah, ta’lim, serta ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah tersebut memiliki arti dan makna yang mendalam yang menyangkut manusia,  masyarakat  dan juga lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain.  Dan dari nama-nama istilah-istilah tersebut sekaligus menjelaskan tentang ruang lingkup pendidikan Islam diantaranya informal, formal dan non formal.
            Pendidikan Islam telah didefenisikan secara berbeda-beda oleh orang yang berlainan sesuai dengan pendapatnya masing-masing. Istilah pendidikan dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tarbiyah yang berakar akar kata rabba, berarti mendidik. Dengan demikian, tarbiyah Islamiyah diterjemahkan dengan Pendidikan Islam.
Berikut pendapat beberapa pakar pendidikan dan pendidikan Islam, mengenai pengertian pendidikan Islam
a.       al-Baidhawi mengatakan bahwa pada dasarnya al-rabb (dalam bahasa Indonesia berarti mendidik) yang bermakna tarbiyah (pendidikan), selengkapnya berarti menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaan, sementara rabb yang mensifati Allah menunjukkan arti yang lebih khusus yaitu sangat atau paling.
b.      al-Ashfahani mengatakan bahwa al-rabb berarti tarbiyah menunjuk kepada arti menumbuhkan prilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan.
c.       al-Bani melengkapi pendapat al-Asfahani, bahwa di dalam pendidikan tercakup tiga unsur yaitu; menjaga dan memelihara anak; mengembangkan bakat dan potensi anak sesuai dengan kekhasan masing-masing; mengarahkan potensi dan bakat agar mencapai kesempurnaan dan kebaikan.
d.      al-Nahlawi bahwa pendidikan Islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.
e.       Yusuf al-Qardhawi memberi pengertian pendidikan Islam sebagai Pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
f.       Mustafa al-Gulayaini bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Dengan demikian, pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia dunia dan akhirat. Karena pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis, maka pendidikan Islam merupakan pendidikan iman sekaligus pendidikan amal.

B.     Ilmu Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Ilmu Pendidikan Islam termasuk dalam disiplin ilmu yang dikarenakan bahwa telah memenuhi segala persyaratan ilmu pengetahuan yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam memiliki obyek material yang menyatakan bahwa manusia sebagai peserta didik dan memiliki obyek formal yaitu aktivitas manusia terhadap usahanya dalam membimbing manusia lain menuju arah titik kedewasaan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2. Pendidikan Islam memiliki sebuah metode, metode dalam pengembangan yang kiranya dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan untuk wajah Islam adalah metode test, metode interview, metode observasi atau pengamatan, dan lain-lain.
3.  Pendidikan Islam memiliki sistematika, meskipun sistematika tersebut kadang tidak bisa tersurat. Maka sistematika dalam pendidikan Islam dapat diketahui dengan lahirnya suatu penggolongan akan masalah-masalah dan juga pembahasan masalahnya untuk masalah yang berada di dalam pendidikan Islam.
C.    Tujuan Ilmu Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan menurut agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.[1]
Tujuan dalam Ilmu Pendidikan Islam secara instruksional adalah sebagai berikut:
a. Memfokuskan anak untuk dapat menguasai suatu ilmu secara khusus,
b. Memfokuskan anak untuk mampu menguasai semua ilmu secara umum,
c. Bagi kurikuler,maka untuk dapat mencapai garis besar pada program pengajaran di institusi pendidikan
d. Secara institusional, maka tujuan yang harus diwujudkan berdasarkan dengan program pendidikan di setiap intitusi
e. Secara umum maupun nasional, maka cita-cita hidup yang telah ditetapkan untuk segera dicapai baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.

D.    Alokasi Pendidikan Agama Sedikit
Pelajaran agama yang sedikit, memungkinkan seseorang tidak memahami agama dalam arti yang dalam, sehingga konsep-konsep moral sosial tidak tersampaikan dengan baik, dan potensi lepas kontrol akan besar. Dalam UU. No tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, disebutkan mengenai tujuan pendidikan nasional, yakni :
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan, keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mendiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.[2]
Tujuan tersebut dapat terlaksana atau tercapai apabila pendidikan agama Islam yang diberikan di sekolah dapat diserap dengan baik oleh seluruh anak didik. Namun dengan tersedianya alokasi waktu yang sangat sedikit dan sangat terbatas untuk pengajaran pendidikan agama Islam disekolah tentunya terbetik dalam hati kita “Apakah dengan alokasi waktu yang sedikit itu, tujuan pendidikan nasional terebut dapat dicapai secara maksimal.” Melihat kenyataan ini, pemerintah hendaknya lebih serius dalam menyediakan alokasi waktu untuk pengajaran pendidikan agama Islam, pendidikan agama jangan hanya dijadikan alat pelengkap dari pelajaran umum saja, melainkan harus dijadikan pelajaran pokok yang sama pentingnya dengan pelajaran umum lainnya.
Namun sebelum adanya perubahan alokasi waktu yang lebih selaras dengan tujuan pendidikan nasional diatas, maka para kepala sekolah di Indonesia telah berupaya mengejar ketertinggalannya dalam hal penanaman pemahaman agama kepada anak didiknya, dengan cara memasukkan materi pendidikan agama dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ini sungguh sangat berharga bagi perkembangan pribadi anak, utamanya dalam mengadakan interaksi dengan lingkungan sebagai bagian dalam mengabdikan dirinya kepada Tuhan.
Mengabdikan diri kepada Tuhan tidak hanya dapat dilaksanakan melalui kegiatan keagamaan wadag saja seperti amal ibadah sholat saja, melainkan dapat juga dilakukan dengan memelihara hubungan baik diantara sesama manusia. Dan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini anak dapat dibiasakan untuk berlaku adil, dibiasakan mengerti hak dan kewajiban orang lain, dibiasakan berlaku sopan santun dengan sesamanya, utamanya kepada yang lebih tua serta belajar menghormati kepada yang lebih muda. Kebiasaan-kebiasaan ini akan banyak mempengaruhi sikap sosial anak ketika kelak sudah dewasa. Semakin banyak anak mendapat latihan-latihan berbuat baik pada waktu kecil, sewaktu dewasanya nantinya akan menjadi bagian dari pribadinya.
E.     Pendidikan Pada Masa Rasulullah
Pendidikan pada masa Rasulullah(610-632 M)ketika di Makkah, bertempat di rumah Rasul sendiri, rumah al-Arqam bin Abi Arqam, kuttab (rumah guru, halaman/pekarangan mesjid), Inti materi yang diajarkan: keimanan, ibadah dan akhlak, juga baca-tulis dan berghitung untuk tingkat dasar, al-Quran, dasar-dasar agama untuk tingkat lanjut. Guru disebut mu’allim atau mu’addib, serta tidak dibayar, dan bagi tingkat dasar gurunya non muslim. Pada saat Islam datang hanya 17 orang Qurasy yang bisa baca tulis. Di Madinah tempat belajar ditambah mesjid, materi yang diajarkan ditambah; pendidikan kesehatan dan kemasyarakatan. Sistemnya halaqah. Metodenya; tanya-jawab, demontrasi dan uswah hasanah, murid disebut dengan ashhabush shuffah.[3]
Pendidikan pertama yang dilakukan Nabi, ialah memperkuat persatuan kaum muslimin dan mengikis habis-habisan sisa-sisa permusuhan persukuan. Lalu nabi mempersatukan dua orang. Mula-mula di antara sesama Muhajirin, kemudian di antara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persatuan itulah persaudaraan kaum muslimin bertambah kokoh.Rasulullah SAW adalah seorang komunikator yang handal. Seorang teladan luar biasa yang sepantasnya kita tiru. Berikut ini adalah beberapa tips yang diangkat dari teladan beliau dalam berkomunikasi:
1. Rasulullah SAW adalah sosok yang fasih berbicara. Sedikit bicara namun penuh makna,mudah dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.
2. Ketika ada yang salah dan harus dihukum, maka hukumlah dengan adil tanpa harus menghinakannya.
3. Berikan motivasi perbaikan diri kepada orang yang dihukum dan sudah menysali kesalahannya, bukan malah menghina atau mencemoohnya.
4. Berkatalah yang baik ketika mendapat musibah. Lakukan introspeksi. Tidak menyalahkan siapapun apalagi menghujat Allah SWT.
5. Berkatalah yang baik atas orang yang sudah meninggal, kecuali untuk penulisan sejarah, boleh ditulis sewajarnya berdasarkan fakta yang ada.
6. Rasulullah berpesan kepada perempuan untuk berbicara dengan cara yang baik dengan tidak mempermainkan suaranya
7. Berdakwah dengan cara yang terbaik yaitu dengan lemah lembut. Kalaupun harus berdebat, lakukan dengan cara yang paling baik.
Berkomunikasi kepada siapapun beliau sangat berhati-hati dalam mengeluarkan tiap patah kata. Kepada orang yang lebih tua, Rasulullah sangat menghormati, dan kepada yang lebih muda, Rasulullah menyayangi. Apalagi kepada anak kecil, beliau sangat menyukai mereka. Bahkan ketika beliau bersama anak-anak kecil, beliau ikut bermain dengan mereka. Begitu sangat rendah hati rasulullah dalam hal mendidik orang-orang disekitarnya.
Proses penyampaian materi yang dilakukan Rasulullah dapat menjadi menarik dengan menggunakan metode yang tepat sesuai kadar materi yang sedang dibahas. Namun beliau juga tidak jarang dalam menggunakan metode bermain untuk menghilangkan suasana tegang. Sehingga setiap pelajaran yang diberikan oleh Rasulullah dapat diterima dengan baik serta menjadi amalan bagi peserta didiknya. Dalam dewasa ini, yang dibutuhkan oleh peserta didik dan pendidik harus melengkapi satu sama lain. Saling memahami antara satu dengan yang lainnya, agar tidak terjadi hilang komunikasi. Komunikasi yang salah di antara anak didik dan pendidik akan mengakibatkan kesenjangan sosial, kelirunya pemahaman pada ilmu, dan berimbas pada buruknya pempraktekkan.
F.     Sistem Pendidikan Islam Di Indonesia
Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan konsekuensinya sebagai seorang muslim. Dalam perjalanannya ada tiga jalan yang harus ditempuh untuk mengupayakan hal tersebut, yaitu:
1.      Penanaman akidah Islam, pemikiran yang matang dan dijalankan dengan cara yang damai. 
2.      Menanamkan sikap konsisten pada orang yang sudah memiliki akidah islam agar segala tindak tanduk dan cara berpikirnya tetap berada di jalurnya sebagai seorang muslim
3.      Mengembangkan kepribadian islam pada mereka yang sudah memilikinya dengan cara mengajaknya untuk bersungguh-sungguh menjalankan kehidupan secara islami, dalam artian semua pemikiran dan amalannya sesuai dengan kodratnya sebagai seorang muslim.
Islam telah mewajibkan semua umatnya untuk menuntut ilmu. Segala macam ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan juga semua umat. Begitu juga dengan Iptek. Hal ini juga penting untuk dipelajari karena dengan cara ini umat islam dapat memperoleh kemajuan material untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimi, fisika, industri penerbangan, biologi. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian juga merupakan tujuan pendidikan islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT.Sebagaimana penguasaan IPTEK, rekayasa industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya juga sangat diperlukan oleh umat manusia. Hal itu termasuk wajib hukumnya









BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia dunia dan akhirat. Karena pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis, maka pendidikan Islam merupakan pendidikan iman sekaligus pendidikan amal.
Dalam UU. No Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan, keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mendiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan dari pendidikan islam itu sendiri terdapat dalam quran surah adz-dzariyat ayat 56 dan quran surah ali imron ayat 102.
Pada surah adz-dzariyat ayat 56 mengandung arti sebagai berikut “ aku tidak meciptaka jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku ”
Sedangkan pada surah ali imron ayat 102 menganduung arti “ wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati terkecuali dalam keadaan muslim.







DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998).
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Bandung : Pustaka Setia, 1998).
Qur’an Surah Adz-Dzariyat ayat 56 dan Qur’an Surah Ali-Imron ayat 102
UU. No Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional





[1] Q.S adz-dzariyat 56 dan ali-imron 102
[2] UU. No tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
[3] Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam 

No comments:

Post a Comment