HUBUNGAN
MASYARAKAT DAN
REVOLUSI
BUDAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti
cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Dalam
bahasa inggris kata budaya berasal dari kata cultur, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa latin berasal dari
bahasa colera. Colera berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, manusia dan budaya sangat berhubungan erat
dengan manusia karena budaya diciptakan oleh manusia.
Ada hubungan dialektika antara manusai dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia namun manusia sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan
kata lain kebudayaan ada karena ada
manusia penciptanya dan manusia dapat hodup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup mana kala ada masyarakat sebagai
pendukungnya.
Sama halnya dengan revolusi budaya, suatu budaya berubah karean
manusia manuia lah yang membuat perubahan dibudaya tersebut sehingga revolusi
budaya juga sangat dipengaruhi oleh manusia. Dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang hubungan masyarakat dengan
revolusi budaya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan masyarakat?
2.
Apa
yang dimaksud dengan kebudayaan?
3.
Apa
yang dimaksud dengan revolusi kebudayaan?
4.
Apa
hubungan antara masyarakat dengan revolusi budaya?
5.
Apakah
manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan ?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan
3.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan revolusi kebudayaan
4.
Untuk
mengetahui hubungan antara masyarakat dengan revolusi budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masyarakat
Anda tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang
lain maupun mendengar lewat media elektronik. Bahkan mungkin anda sendiri
pernah dan mungkin sering menggunakan kata masyarakat.Berdasarkan ilmu etimologi
yang mempelajari asal usul kata, istilah masyarakat ini merupakan istilah
serapan dari bahasa Arab dan berasal dari kata musyarak yang berarti ikut
berpartisipasi. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan society. Yang
berarti sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem dan terjadi komunikasi di
dalamnya.
Oleh karena itu bisa ditarik garis lurus bahwa pengertian
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan
sosial, saling berhubungan lalu membentuk kelompok lebih besar serta memiliki
kesamaan budaya, identitas dan tinggal dalam satu wilayah.Masyarakat adalah
kumpulan orang yang di dalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Jadi
bukan hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat.[1]Berdasarkan
pengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia sejak lahir sampai mati
ia selalu terikat dengan masyarakat. Karena setiap orang ada dalam konteks
sosial yang disebut masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama
mengenal diri sendiri selaku anggota masyarakat.
B.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Kebudayaan
merupakan bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. Dengan
demikian kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik
material maupun non material.[2]
Berikut ini pengertian budaya atau
kebudayaan dari beberapa ahli :
1.
Tylor,
budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan
kepercayaan kesenian, moral, keilmuaan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.
R.
Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang di
pelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.
Koentjaraningrat
mengartikan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan milik dari manusia dengan belajar.
4.
Selo
Soemarjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat
5.
Herkovits,
kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan
aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Sebagian besar.
C.
Pengertian Revolusi Budaya
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan
(dinamis) seriring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya
tidak ada kebudayaan yang bersifat statis dan dinamis.Jika dilihat dari sudut
pandang pengertian dari revolusi adalah perubahan sosial dan perubahan yang
berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan
masyarakat, sedangkan kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi.
Dengan kata lain pengertian dari revolusi budaya adalah sebuah
gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat dalam
waktu yang cukup lambat.Ada lima faktor yang mempengaruhi penyebab perubahan
kebudayaan yaitu sebagai berikut :
1.
Faktor Internal
Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain
sebagai berikut.
a.
Bertambahnya atau berkurangnya
penduduk .
Pertumbuhan
penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat
seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu
pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan-
kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan
kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan
mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial. Selain itu,
berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan
mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja,
sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b.
Adanya penemuan baru (discovery). Penemuan
baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial.
c.
Pertentangan (konflik) masyarakat.
Dalam
interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis,
pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakattradisional ke masyarakat
modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi
budaya asing, golongan tua yang tetapmempertahankan tradisi lama. Konflik ini
akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru
di masyarakat tersebut.
d. Terjadinya
pemberontakan (revolusi)
Revolusi
adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu
atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara
sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya
revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di
Indonesia.
2. Faktor
eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain berikut
ini:
a.
Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan
yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir,
longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena
banjir menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa
harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada
lembaga masyarakat.
b.
Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan
c.
Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada
satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain.
Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk
menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat
lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru
sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:
a) Akulturasi (cultural
contact)
Akulturasi
adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan
asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke
dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan
lama. Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti, substansi, yaitu
unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahanstruktural
yang kecil sekali. Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur dengan yang
baru dan membentuk sistem yang baru. Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan
kepada unsur yang lama.Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial sebuah
kebudayaan. Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan
situasi yang berubah. Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat,
sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan,
pemberontakan dan gerakan pembangkita
b) Difusi
Difusi
adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari
orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat
menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan.
c) Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.
d) Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
e) Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/ kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/ kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
f) Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
g) Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
h) Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).
i) Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.
Namun,
perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu
saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan. Bukan sebaliknya,
yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
D.
Hubungan Masyarakat dan Revolusi Budaya
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah
tertentu yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur
mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat tersebut manusia
selalu memperoleh kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru. Memang kebudayaan tersebut
bersifat komulatif[3].
Dapat diibaratkan manusia adalah sumber kebudayaan. Manusia adalah sumber
kebudayaan karena hubungan antara kebudayaan sangat erat sekali, jadi
kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat
itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.[4]
Dengan melihat uraian di atas, ternyata manusia, masyarakat dan
kebudayaan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat lagi dipisahkan dalam
artinya yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial
berlangsung.[5]
Masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh manusia karena hanya manusia
saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan
saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau
arah didalam berindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman
yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan
dengan individu dengan masyarakat dan akhirnya dimana manusia hidup
bermasyarakat disanalah ada kebudayaan.
Berikut contoh perubahan budaya atau yang sering disebut Revolusi
Budaya yang berhubungan dengan masyarakat. Contohnya sendiri adalah, permulaan
perkembangannya, manusia tersusun dari kelompok-kelompok kecil yang hidup
mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Dimana, mereka hanya mengandalkan
kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-harinya. Mulai dari
makanan, pakaian, tempat tinggal, serta peralatan. Tapi, alam tidak sepenuh
bisa bertahan. Karena ada juga sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang.
Tentu hal ini, membuat manusia-manusia pada zaman itu berpikir untuk terus
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
E.
Manusia
Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil
interaksi anata manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusi ayang telah
dilengkapi tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka
bumi dan diberikan kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal,
intelegensi, dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, dan prilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah
bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusa dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain
kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hodup
ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup mana kala
ada manusia sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter
L. Berger, yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika
fundamental ini terdiri dari tiga tahap :
1.
Tahap
Eksternalisasi
Tahap ini adalah proses pencurahan diri manusia secaa terus
menerus kedalam dunia melalui aktivitas
fisik dan mental.
2.
Tahap
Objektifitas
Tahap ini adalah tahap aktifitas manusia menghasilkan suatu realita
objektif, yang berada diluar diri manusia.
3.
Tahap
Internalisasi
Tahap ini adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan
manusia diserap oleh manusia kembali.Jadi ada hubungan berkelanjutan antara
realitas internal dengan eralitas eksternal.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan
memiliki peran sebagai :
1.
Suatu
hubungan pedoman atar manusia atau kelompoknya.
2.
Wadah
untuk menyalurkan perasaan – perasaan dan kemampuan lain.
3.
Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.
Pembeda
manusia dan binatang.
5.
Petunjuk
– petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak berprilaku di dalam
pergaulan.
6.
Pengaturan
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan
sikapnya jika berhungan dengan orang lain.
7.
Sebagai
modal dasar pembangunan.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusa
dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya, kebudayaan juga memberikan aturan bagi
manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh manusia karena hanya manusia
saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan
saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau
arah didalam berindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman
yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan
dengan individu dengan masyarakat dan akhirnya dimana manusia hidup
bermasyarakat disanalah ada kebudayaan.
Memang kebudayaan tersebut bersifat komulatif. Dapat diibaratkan
manusia adalah sumber kebudayaan. Manusia adalah sumber kebudayaan karena
hubungan antara kebudayaan sangat erat sekali, jadi kebudayaan tak mungkin
timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat
dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.
Dengan melihat uraian di atas, ternyata manusia, masyarakat dan
kebudayaan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat lagi dipisahkan dalam
artinya yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi Elly
M. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Kencana Prenada Media
Group
Tri
Prasetya, Joko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Ahmadi Abu.
2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Reineka Cipta
DAFTAR ISTILAH
ASING
1.
Culture : Budaya
2.
Society : Masyarakat
3.
Discovery : Penemuan baru
4.
Akulturasi : Suatu
kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur
kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau
menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli).
5.
Difusi : Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke
tempat lain.
6.
Asimilasi : Kedua
kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
7.
Hibridisasi : Perubahan
kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan
8.
Milenarisme : Salah satu bentuk kebangkitan yang
berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
[1] Elly M.
Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2012), Hlm.84
[2]Ibid., Hlm. 28
[3]Komulatifberartiteori-teori yang sudahadadalamartimemperbaiki,
memperluassertamemperhalusteori-teori lama
[4]Abu Ahmadi, Ilmu
Sosial Dasar. (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2003), hlm. 52
[5]Joko Tri
Prasetya, Ilmu Budaya Dasar (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004), Hlm. 36
No comments:
Post a Comment