Wednesday, April 6, 2016

HUBUNGAN MASYARAKAT DAN REVOLUSI BUDAYA

HUBUNGAN MASYARAKAT DAN
REVOLUSI BUDAYA

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata cultur, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa latin berasal dari bahasa colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, manusia dan budaya sangat berhubungan erat dengan manusia karena budaya diciptakan oleh manusia.
Ada hubungan dialektika antara manusai dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain  kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hodup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup mana kala ada masyarakat sebagai pendukungnya.
Sama halnya dengan revolusi budaya, suatu budaya berubah karean manusia manuia lah yang membuat perubahan dibudaya tersebut sehingga revolusi budaya juga sangat dipengaruhi oleh manusia. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang hubungan masyarakat dengan  revolusi budaya.









B.            Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan masyarakat?
2.    Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
3.    Apa yang dimaksud dengan revolusi kebudayaan?
4.    Apa hubungan antara masyarakat dengan revolusi budaya?
5.    Apakah manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan ?

C.           Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat
2.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan
3.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan revolusi kebudayaan
4.    Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat dengan revolusi budaya



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Masyarakat
Anda tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang lain maupun mendengar lewat media elektronik. Bahkan mungkin anda sendiri pernah dan mungkin sering menggunakan kata masyarakat.Berdasarkan ilmu etimologi yang mempelajari asal usul kata, istilah masyarakat ini merupakan istilah serapan dari bahasa Arab dan berasal dari kata musyarak yang berarti ikut berpartisipasi. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan society. Yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem dan terjadi komunikasi di dalamnya.
Oleh karena itu bisa ditarik garis lurus bahwa pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial, saling berhubungan lalu membentuk kelompok lebih besar serta memiliki kesamaan budaya, identitas dan tinggal dalam satu wilayah.Masyarakat adalah kumpulan orang yang di dalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Jadi bukan hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat.[1]Berdasarkan pengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia sejak lahir sampai mati ia selalu terikat dengan masyarakat. Karena setiap orang ada dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama mengenal diri sendiri selaku anggota masyarakat.

B.            Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Kebudayaan merupakan bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. Dengan demikian kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material.[2]
          Berikut ini pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli :
1.      Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan kepercayaan kesenian, moral, keilmuaan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.      R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang di pelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.      Koentjaraningrat mengartikan bahwa  kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan milik dari manusia dengan belajar.
4.      Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat
5.      Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.

Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Sebagian besar.

C.           Pengertian Revolusi Budaya
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seriring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis dan dinamis.Jika dilihat dari sudut pandang pengertian dari revolusi adalah perubahan sosial dan perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat, sedangkan kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan kata lain pengertian dari revolusi budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat dalam waktu yang cukup lambat.Ada lima faktor yang mempengaruhi penyebab perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut :
1.    Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.
a.    Bertambahnya atau berkurangnya penduduk .
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial. Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b.    Adanya penemuan baru (discovery). Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.
c.    Pertentangan (konflik) masyarakat.
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakattradisional ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetapmempertahankan tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
d.   Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.

2.    Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain berikut ini:
a.    Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.
b.    Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan
c.    Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:
a)    Akulturasi (cultural contact)
Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama. Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti, substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahanstruktural yang kecil sekali. Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sistem yang baru. Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan kepada unsur yang lama.Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan. Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah. Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan dan gerakan pembangkita
b)   Difusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan.
c)    Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.
d)   Invasi
Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
e)    Asimilasi
Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/ kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
f)    Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
g)   Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
h)   Adaptasi
Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).
i)     Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru
.

Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan. Bukan sebaliknya, yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

D.           Hubungan Masyarakat dan Revolusi Budaya
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat tersebut manusia selalu memperoleh kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru. Memang kebudayaan tersebut bersifat komulatif[3]. Dapat diibaratkan manusia adalah sumber kebudayaan. Manusia adalah sumber kebudayaan karena hubungan antara kebudayaan sangat erat sekali, jadi kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.[4]
Dengan melihat uraian di atas, ternyata manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat lagi dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial berlangsung.[5]
Masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam berindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dengan masyarakat dan akhirnya dimana manusia hidup bermasyarakat disanalah ada kebudayaan.
Berikut contoh perubahan budaya atau yang sering disebut Revolusi Budaya yang berhubungan dengan masyarakat. Contohnya sendiri adalah, permulaan perkembangannya, manusia tersusun dari kelompok-kelompok kecil yang hidup mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Dimana, mereka hanya mengandalkan kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-harinya. Mulai dari makanan, pakaian, tempat tinggal, serta peralatan. Tapi, alam tidak sepenuh bisa bertahan. Karena ada juga sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang. Tentu hal ini, membuat manusia-manusia pada zaman itu berpikir untuk terus memenuhi kebutuhan hidup mereka.

E.            Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi anata manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusi ayang telah dilengkapi tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, dan prilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusa dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain  kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hodup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup mana kala ada manusia sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter L. Berger, yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap :
1.    Tahap Eksternalisasi
Tahap ini adalah proses pencurahan diri manusia secaa terus menerus  kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental.
2.    Tahap Objektifitas
Tahap ini adalah tahap aktifitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
3.    Tahap Internalisasi
Tahap ini adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali.Jadi ada hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan eralitas eksternal.

Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1.    Suatu hubungan pedoman atar manusia atau kelompoknya.
2.    Wadah untuk menyalurkan perasaan – perasaan dan kemampuan lain.
3.    Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.    Pembeda manusia dan binatang.
5.    Petunjuk – petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak berprilaku di dalam pergaulan.
6.    Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhungan dengan orang lain.
7.    Sebagai modal dasar pembangunan.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusa dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya, kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam berindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dengan masyarakat dan akhirnya dimana manusia hidup bermasyarakat disanalah ada kebudayaan.
Memang kebudayaan tersebut bersifat komulatif. Dapat diibaratkan manusia adalah sumber kebudayaan. Manusia adalah sumber kebudayaan karena hubungan antara kebudayaan sangat erat sekali, jadi kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.
Dengan melihat uraian di atas, ternyata manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat lagi dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial berlangsung.










DAFTAR PUSTAKA

Setiadi Elly M.  2012. Ilmu Sosial dan Budaya  Dasar. Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Tri Prasetya, Joko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ahmadi Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Reineka Cipta

 


DAFTAR ISTILAH ASING

1.        Culture            : Budaya
2.        Society             :    Masyarakat
3.        Discovery        :    Penemuan baru
4.        Akulturasi        :    Suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli).
5.        Difusi              : Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain.
6.        Asimilasi         : Kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.
7.        Hibridisasi      :    Perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan
8.        Milenarisme    : Salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.














 



[1] Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), Hlm.84
[2]Ibid., Hlm. 28
[3]Komulatifberartiteori-teori yang sudahadadalamartimemperbaiki, memperluassertamemperhalusteori-teori lama
[4]Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar.  (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 52
[5]Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Hlm. 36

No comments:

Post a Comment