MAKALAH
PEMBAHASAN MAF’UL BIH
Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Mata Kuliah Qawaid
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
_________________________________________________________________________________
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab dan telah memberikan kemudahan
dalam mempelajarinya.
Aku bersaksi bahawa
tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasul Allah
yang diutus dengan membawa ajaran dan pedoman hidup yang baik untuk manusia di
dunia dan akhirat.
Sebagai umat islam,
kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Quran dan Sunnah, sebagai
dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita tidak
mungkin memahami kedua sumber tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah
bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci
dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah.
Dalam makalah ini,
penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu objek kajian ilmu
Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih merupakan salah satu kalimat
yang terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa Arab, yang berartikan sebagai Objek
Penderita (yang dikenakan pekerjaan oleh fa’il).
Semoga dengan dibuatnya
makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis,
untuk memperoleh berbagai kemudahan dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah. Amin.
Walaupun demikian,
penulis menyadari masih banyak kekurangan serta keterbatasan dalam pembahasan
makalah ini. Untuk itu saran serta koreksi sangat penulis harapkan untuk
memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak. Kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT semata.
Bandung, 29 Desember
2013
Ema Mariam
_________________________________________________________________________________
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………... i
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
………………………………………………. 1
A.
Latar Belakang
....................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................
2
C.
Tujuan
.....................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
………………………………………………... 3
A.
Pengertian Maf’ul Bih ……………………………………… 3
B.
Pembagian Maf’ul Bih ……………………………………... 4
C. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih.………………………... 4
D.
Pembagian Maf’ul Bih berdasarkan tanda Nashabnya.…. 4
E.
Contoh Maf’ul Bih dalam Salah Satu Ayat Al-Quran…… 7
BAB
III PENUTUP .....................................................................................
9
KESIMPULAN
............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………….. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
الأسماء المنصوبات ( Isim-isim yang
Manshub) semuanya berjumlah dua belas, yaitu :
1.
المفعول به (Maf’ul Bih)
2.
المفعول فيه (Maf’ul Fiih)
3.
المفعول لأجله (Maf’ul Liajlih)
4.
المفعول المطلق (Maf’ul Al-Muthlaq)
5.
المفعول معه (Maf’ul Ma’ah)
6.
الحال (Al-Hal)
7.
التمييز (At-Tamyiz)
8.
المستثنى (Al-Mustatsna)
9.
خبر كان أو احدى أخواتها (khobar kana dan
saudara-saudaranya)
10.
اسم انّ أو احدى أخواتها (isim inna dan saudara-saudaranya)
11.
المنادى (Al-Munada)
12.
التوابع (At-tawabi’)
Maf’ul Bih merupakan salah satu
isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir hurufnya. المفعول به (Objek Penderita) adalah isim yang
akan dibahas dalam makalah ini. Dengan alasan terkadang kita sulit menentukan المفعول به dalam suatu jumlah mufidah atau dalam
beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu
makalah ini disusun untuk membantu kita dalam memahami tentang المفعول به . Insyaallah.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan المفعول به
?
b.
Bagaimanakah pembagian المفعول به
?
c.
Bagaimana pola-pola penempatan المفعول به
?
d.
Bagaimana Pembagian المفعول به
berdasarkan tanda nashabnya?
e.
Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?
C. Tujuan
a.
Memahami pengertian المفعول به
.
b.
Mengetahui pembagian tentang المفعول به
.
c.
Mengetahui pola-pola penempatan المفعول به
.
d.
Memahami contoh-contoh المفعول به
dalam salah satu ayat Al-Quran.
_________________________________________________________________________________
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian المفعول به
اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ هُوَ الْإِسْمُ الْمَنْصُوْبُ
اَلَّذِيْ وَقَعَ عَلَيْهِ فِعْلُ الْفَاعِلِ, وَ لَهُ حُكْمٌ إِعْرَابِيْ وَهُوَ
" اَلنَّصْبُ " أَيْ أَنَّهُ دَائِمًا مَنْصُوْبٌ .
اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ إِسْمٌ مَنْصُوْبٌ يَدُلُّ عَلَى
مَنْ وَقَعَ عَلَيْهِ الْفِعْلُ الْفَاعِلُ وَ لَاتَتَغَيِّرُ مَعَهُ صُوْرَةُ
الْفِعْلِ .
Artinya
:
Maf’ul
Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya
adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek
/penderita.
Contoh lain :
1.
كَتَبَ الْوَلَدُ
الدَّرْسَ ; Anak itu telah menulis pelajaran
2.
ضَرَبَ الأُسْتَاذُ
وَلَدًا ; Ustadz itu telah memukul
seorang anak
3.
شَرِبَتْ مَرِيَمُ
اللَّبَنَ ; Maryam telah meminum air
susu
Maf’ul Bih adalah objek
penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul
bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka maf’ul bih-nya “yang
ditolong”.
Dalam contoh di atas :
1.
كَتَبَ = fi’il, الْوَلَدُ =
fa’il, الدَّرْسَ = maf’ul bih
2.
ضَرَبَ = fi’il, الأُسْتَاذُ = fa’il, وَلَدًا = maf’ul bih
3.
شَرِبَتْ = fi’il, مَرِيَمُ =
fa’il, اللَّبَنَ = maf’ul bih
Setiap Maf’ul bih
harus senantiasa Manshub.
B.
Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul bih terbagi
kepada dua bagian, yaitu :
1.
ظاهر :
yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh
: ضربَ عليٌ كلباً
: Ali memukul anjing
يقرأُ محمَّدُ قرآناً
: Muhammad sedang membaca Quran
2.
ضميرٌ
: yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua
belas,yaitu :
ضربني, وضربنا, وضربكَ, وضربكِ, وضربكمَا, وضربكُمْ,
وضربكنَّ, وضربَهُ, وضربهَا, وضربهمَا, وضربهُمْ, وضربهنَّ .
Orang ke-1
|
Orang ke-2
|
0rang ke-3
|
|||
نِى
|
Aku (-ku)
|
ىكَ
|
Kamu (-mu, lk)
|
ىهُ
|
Dia (-nya, lk)
|
ىنَا
|
Kami, kita
|
ىكِ
|
Kamu (-mu, pr)
|
ىهأَ
|
Dia (-nya, pr)
|
|
|
ىكُمَا
|
Dua orang lk/pr
|
ىهُمَا
|
Dua orang lk/pr
|
|
|
ىكُم
|
Jamak (plural-lk)
|
ىهُمْ
|
Jamak (plural-lk)
|
|
|
ىكُنً
|
Jamak pr
|
ىهُنً
|
Jamak pr
|
2.
Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir
Munfashil ada dua belas, yaitu :
ايّايَ, وايَّانَا, وايَّاكَ, وايَّاكِ, وايَّاكمَا, وايَّاكُمْ, وايَّاكُنَّ,
وايَّاهُ, وايَّاها, وايَّاهما, وايَّاهُمْ, وايَّاهُنَّ .
Orang k-1
|
Orang ke-2
|
Orang ke-3
|
|||
إِيَّايَ
|
Aku (-ku)
|
إِيَّاكَ
|
Kamu (-mu, lk)
|
إِيَّاهُ
|
Dia (-nya, lk)
|
إِيَّانَا
|
Kami, kita
|
إيَّاكِ
|
Kamu (-mu, pr)
|
إِيَّاهَا
|
Dia (-nya, pr)
|
|
|
إِيَّكُمَا
|
Dua orang lk/pr
|
إيَّاهُمَا
|
Dua orang lk/pr
|
|
|
إِيَّاكُمْ
|
Jamak (plural-lk)
|
,إيَّاهُمْ
|
Jamak (plural-lk)
|
|
|
إِيَّاكُنً
|
Jamak pr
|
إيَّاهُنً
|
Jamak pr
|
C. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih
مفعول به = قَرَأَ – مُحَمَّدُ - القُرْآنَ - فاعل - فعل -1
سَألَ – النَّبِيَّ - رَجُلٌ = فاعل - مفعول
به - فعل -2
(فعل - فاعل) -
مفعول به = سأَلتُ – رسولَ اللّهِ -3
(فعل - فاعل - مفعول
به) = أَمَرْتُكَ -4
فاعل = أَمَرَنِى -
رَسُوْلُاللّهِ - (مفعول به – فعل)
-5
مفعول به - (فعل
فاعل) = اِيّاكَ - نَعْبُدُ -6
D. Pembagian المفعول به berdasarkan tanda
nasahabnya
1.
Tanda Nashob Fathah
a. Isim Mufrad
a. Isim Mufrad
يُذَاكِرُ مُحَمَّدُ اَلدَّرْسَ
( Muhammad sedang mengulangi pelajaran )
تَقْرَأُ الطَّالِبَاتُ الْجَرِيْدَةَ
( Para mahasiswi sedang membaca koran )
كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ
( Anak itu telah menulis pelajaran )
ضَرَبَ الْأُسْتَاذُ وَلَدًا
( Guru itu telah memukul anak )
شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبْنَ
( Maryam telah minum susu )
أَكَلَ مُحَمَّدٌ الْخُبْسَ
( Muhammad telah makan roti )
ضَرَبَ عَلِيٌّ كَلْبًا
( Ali telah memukul anjing )
يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ قُرْآنًا
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْبَابَ
( Ahmad sedang membuka pintu )
تَحْمِلُ فَاطِمَةُ الْقَلَمَ
( Fatimah sedang membawa polpen )
b. Jama’ Taksir
يُعَلِّمُ الْأُسْتَاذُ الطُّلَّابَ
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
يَحْمِلُ الْجُنُوْدُ اَلْأَسْلِحَةَ
( Para tentara sedang membawa senjata )
ضَرَبَ الْأُسْتَاذُ الْأَوْلَادَ
( Ustads telah memukul para anak )
تَحْمِلُ فَاطِمَةُ الْأَقْلَامَ
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْأَبْوَابَ
( Ahmad sedang membuka pintu )
2. Tanda Nashob Kasrah
a. Jama’ Muannats Salim
تَشْتَرِيْ الطَّالِبَاتُ الْمجَلَّاتِ
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
يَجْمَعُ الطُّلَّابُ الْكُرَّاسَاتِ
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
يَغْسِلُ أَحْمَدُ السَّيَّارَاتِ
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )
3. Tanda Nashob Ya’
a. Mutsanna
يَحْمِلُ التِّلْمِيْذُ الْكِتَبَيْنِ
( Siswa sedang membawa dua buku)
تَقْرَأُ الْمُدَرِّسَةُ الْمَقَالَتَيْنِ
( Guru itu sedang membaca dua makalah )
يَقْبِضُ الْبُوْلِيْسُ الْمُجْرِمَيْنَ
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
يَنْتَظِيْرُ الطُّلَّابُ الْحَاضِرَيْنَ
( Para siswa itu sedang menunggu dua hadirin )
b. Jama’ Mudsakkar salim
يَقْبِضُ الْبُوْلِيْسُ الْمُجْرِمِيْنَ
(Polisi sedang menangkap para penjahat )
يَنْتَظِيْرُ الطُّلَّابُ الْحَاضِرِيْنَ
( Para siswa itu sedang menunggu para hadirin )
يُكَلِّمُ الْمُدِيْرُ الْمُوَظَّفِيْنَ
( Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai )
E.
Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)
بسم الله الرحمن الرحيم
1.
|
اَلْهكُمُ التَّكَاثُرُ
|
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu,
|
الْهَـ (melalaikan : fi’il (predikat))
كُمُ (kepadamu : maf’ul bih (objek)
التَكَاثُرُ (bermegah-megahan : fa’il (subjek)
Jenis maf’ul
bih pada ayat ini dibuat dari isim dhomir yaitu lafadz كُمْ (kamu)
|
2.
|
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
|
Sampai kamu
masuk ke dalam kubur,
|
زُرْ (masuk “ fi’il : predikat)
تُمُ (kamu : fa’il : subjek)
الْمَقَابِرَ (kubur : maf’ul bih : objek)
|
3.
|
كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
|
Sekali-kali
tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan kamu itu),
|
تَعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
و(kamu
(dhomir mustatir pada kalimat تَعْلَمُوْنَ) : fa’il)
|
4.
|
ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
|
Kemudian
sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
|
تعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
و (kamu (dhomir mustatir pada kalimat تَعْلَمُوْنَ) : fa’il)
|
5.
|
كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ
|
Sekali-kali
tidak! Kelak kamu mengetahui dengan pasti,
|
تَعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
تَ (dhomir mustatir : fa’il)
عِلْمَ الْيَقِيْنِ (dengan pasti : maf’ul bih)
|
6.
|
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ
|
Niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka jahim,
|
لتَرَوُنَّ (melihat: fi’il)
تَ (kamu (dhomir mustatir) :
fa’il )
الْجَحِيْمَ (neraka jahim : maf’ul bih.
|
7.
|
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ
|
Kemudian kamu
benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
|
تَ (kamu (dhomir mustatir) :
fa’il)
لترَوُنَّ (melihat: fi’il)
هَا (melihat-nya : maf’ul bih
(menunjukkan kepada الْجَحِيْمَ
(neraka jahim)
عَيْنَ الْيَقِيْنِ (hal)
|
8.
|
ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
|
Kemudian
kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang
megah di dunia itu).
|
لَتُسْئَلُنَّ ( akan ditanya : fi’il)
يَوْمَئِذٍ (pada hari itu : maf’ul fih)
|
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
|
|||
وَرَاَيْتَ النَاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ
دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا
|
Dan Engkau melihat
Manusia masuk islam dengan berbondong bondong
|
رَاَيْ (melihat : fiil (predikat)
تَ (engkau : fail (subjek))
النَاسَ (manusia : maf’ul bih (objek)) maf’ul bih nya dzohir.
|
_________________________________________________________________________________
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Maf’ul
Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya
adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek
/penderita.
Contoh
:
كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ ; Anak itu telah menulis
pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Lihat contoh كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ
:
كَتَبَ = fi’il, الْوَلَدُ = fa’il, الدَّرْسَ
= maf’ul bih
Maf’ul
bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan
kalimatnya, atau dalam kata lain dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih
mendahului fi’il dan fa’il atau setelah fi’il dan fa’il.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria Aceng, 2004,
“ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut : ibn azka.
Nurhasanah, 2013,
“makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.
No comments:
Post a Comment