P E N D A H U L U A N
Pendidikan merupakan usaha orang dewasa dan pergaulanya dengan anak-anak
untuk membimbing perkembangan jasmani serta pikiran intelektual. Proses belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat iteraktif dan berbagai untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Komponen tersebut adalah
tujuan, pendidik, peserta didik, pendeketan,
materi, metode, media dan evaluasi.
Dari komponen-komponen pembelajaran tersebut, tujuan dijadikan fokus utama
pengembangan, artinya komponen-komponen yag lain dikembangakan mengacu kepada
komponen tujuan yang ingin dicapai.
A.
PENGERTIAN KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES BELAJARMENGAJAR SD/MI
Pada
hakikatnya komponen proses belajar mengajar adalah pengaruh, bimbingan, arahan
dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri
dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang dimaksud adalah semua aspek yang ada sudah matang yaitu
meliputi cipta, rasa dan karsanya.[1]
B.
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SD/MI
1.
Tujuan proses belajar-mengajar
Belajar dan mengajar memiliki tiga unsur yang dapat dibedakan atas tujuan
belajar-mengajar, proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Tujuan
pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada
diri siswa. Tujuan proses belajar-mengajar,
Pendidik, peserta didik dan Pendekatan Mengajar
2.
Pendidik
Berdasarkan UU Nomor 20 pasal 1 butir 6 tahun 2003
tentang Sisdiknas, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan istilah lainnya yang sesuai dengan kekhususannya yang juga
berperan dalam pendidikan.menempati posisi kunci dan strategis dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan
siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal.
3.
Peserta didik
Menurut Pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan pendidikan
tertentu. Siswa atau peserta didik merupakan subyek utama dalam pembelajaran
dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan
kegiatan belajar-mengajar.
4.
Pendekatan Mengajar
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kitaterhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Ada beberapa pendekatan
yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah
dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
a. Pendekatan Individual
Pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan
oleh guru dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing.
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dapat
diatasi dengan pendekatan individual.
b. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan
guru dengan tujuan membangun dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta
mambangun sikap kesetiakawanan sosial.
c. Pendekatan Variasi
Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya
bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan
menggunakan pendekatan bervariasi pula. Jadi,
pendekatan variasi yaitu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan
anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecahan masalah
tersebut.
d. Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang
dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk
mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma, norma
moral, norma sosial dan norma agama.
Pendekatan yang benar untuk pendidik adalah dengan
pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan
harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Dengan
tujuan menempatkan dan membangun karakter anak didik bagaimana cara memimpin
teman-temannya dan anak-anak lainnya, membangun bagaimana cara menghargai orang
lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.
e. Pendekatan Pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah
guru terbaik. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh
siapapun. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara dan
tidak pernah berbuat sama sekali.[2]
Jadi, pendekatan pengalaman adalah suatu pendekatan
yang dilakukan guru dengan memberikan pengalaman-pengalaman terhadap siswa
dalam rangka penanaman nilai-nilai pendidikan. Misalnya untuk pendidikan agama
Islam dilakukan pendekatan keagamaan baik secara individu maupun kelompok.
f. Pendekatan Pembiasaan
Dengan suatu pembiasaan, suatu aktivitas akan menjadi
milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia
yang berkepribadian baik pula. Begitu juga dengan sebaliknya.
Jadi, pendekatan pembiasaan adalah pendekatan yang
dilakukan guru terhadap murid melalui cara menanamkan kebiasaan yang baik dalam
kehidupan mereka. Misalnya menanamkan kebiasaan untuk jujur, tidak berbohong,
disiplin, tidak suka berkelahi, ikhlas, gemar menolong, suka bersedekah, aktif
berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik dan sebagainya.
g. Pendekatan Emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri
seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki
perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan
spiritual. Di dalamnya juga terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis,
etis, sosial, dan perasaan harga diri.
Jadi, pendekatan emosional yaitu pendekatan yang
dilakukan guru terhadap murid melalui rangsangan verbal maupun nonverbal serta
melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Untuk mencapai tujuan pendekatan
emosional, metode yang perlu dipertimbangkan adalah metode ceramah, bercerita,
sosiodrama. Misalnya, melalui rangsangan verbal seperti sindiran, pujian,
ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan
nonverbal seperti bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.
h. Pendekatan Rasioanal
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang
dilakukan guru terhadap murid dengan cara membimbing perkembangan berpikir
murid kearah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usianya. Misalnya,
pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus
disesuaikan dengan tingkat berpikir anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat
fatal bagi perkembangan jiwa anak.
Disini usaha terpenting bagi guru yaitu bagaimana
memberikan peran pada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran
agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama. Untuk
mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan antara lain metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja
kelompok, pelatihan dan pemberian tugas.
i. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang dilakukan
guru terhadap murid dengan mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk
kepentingan hidup anak didik.Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah
diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Metode-metode yang harus
dipertimbangkan dalam pendekatan ini antara lain ; metode pelatihan, pemberian
tugas, ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi.
j.
Pendekatan Keagamaan
Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukan
unsure-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama
ke dalam diri siswa. Misalnya, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan
untuk semua mata pelajaran umum.
k. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami
gagasan pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Bahasa
merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata
bahasa dan kosa kata). Dengan demikian strukur berperan sebagai alat
pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
Jadi, pendekatan kebermaknaan dapat diartikan
pendekatan yang memasukkan unsure-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
Misalnya, pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa inggris.
5.
Materi
Materi pelajaran,
teridiri dari materi formal yang di dapat dari buku-buku teks resmi (buku
paket) sekolah dan materi informal yang di dapat dari lingkungan sekitar dengan
maksud agar proses pembelajaran lebih relevan dan aktual.[3]
Materi juga merupakan
salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi
yang bagus menurut Hutchinsondan Waters adalah:
a.
Adanya teks yang
menarik.
b.
Adanya kegiatan atau
aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.
c.
Memberi kesempatan
siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.
d.
Materi yang dikuasai
baik oleh siswa maupun guru.
6.
Metode
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran). Metode pengajaran adalah cara
dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi
pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, metode pengajaran
dapat diartikan sebagai cara yangdigunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatannyata dan praktis untuk mencapai tujuan
proses belajar mengajar.[4]
Beberapa faktor yang
dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan metode, antara lain:
a. Tujuan Khusus Pembelajaran
b. Karakteristik Materi Pelajaran
c. Kemampuan Guru
d. Fasilitas Yang Tersedia
Macam-macam metode dalam pembelajaran :
1)
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok
pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif
besar. Metode ceramah cocok untuk
penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut
sukar didapatkan. Dengan metode ceramah guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.
2)
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksisaling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif.
3)
Metode pembelajaran demontrasi adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.
4)
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya.
5)
Metode Study Tour (Karya wisata) adalah metode mengajar
dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan
serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
7.
Media
Media atau alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Secara harfiah media disebut medium atau perantara.
Dalam kaitannya dengan proses komunikasi media diartikan sebagai wahana
penyalur pesan pembelajaran
Jadi pengertian dari Media atau alat itu adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat
mempunyai fungsi yakni sebagai perlengkapan, pembantu mempermudah usaha
mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu
alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa
suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran
adalah berupa globe, papan tulis, kapur tulis, gambar, diagram, slide, video,
dan sebagainya.[5]
Pengelompokan media pembelajaran dapat dipilah menjadi
tiga bagian, antara lain :
a.
Media Visual
b.
Media Audio
c.
Media Audio Visual
Adapun fungsi dari media pembelajaran yaitu :
a.
Mengatasi berbagai
hambatan proses komunikasi
b.
Mengurangi sifat pasif
siswa dalam belajar
c.
Mengatasi keterbatasan
fisik kelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media,
antara lain:
a.
Tujuan pembelajaran
b.
Situasi belajar
c.
Kemudahan
d.
Ekonomis
e.
Fleksibilitas
f.
Kepraktisan dan
keasederhanaan
g.
Kemampuan guru
8.
Tempat
Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajarberlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan
teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan
keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
9.
Evaluasi
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentangStandar proses dinyatakan bahwa
evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses
pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar
proses.
b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru.
Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu :
a. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukankuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif.
b. Asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi
terhadaphasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf
pengambilankeputusan.
c. evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian.
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan,
antara lainsebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajarandalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
c. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam
rangkaperbaikan.
Fungsi evaluasi antara lain :
a. Fungsi seleksi
Evaluasi berfungsi atau
dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calonpeserta suatu
lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.
b. Fungsi Penempatan
Evaluasi berfungsi atau
dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang(peserta pendidikan)
mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yangsesuai dengan
bakat dan kemampuannya masing-masing.
c. Fungsi Diagnostik
Evaluasi diagnostik berfungsi
atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajaryang dialami peserta
didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar,
dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
C.
FUNGSI MASING-MASING
KOMPONEN PEMBELAJARAN SD/MI
Meskipun hubungan
masing-masing komponen pembelajaran sangatlah berkaitan, tetapi setiap komponen
memiliki fungsi tersendiri, antara lain:[6]
1.
Fungsi Kurikulum
a.
Alat untuk mencapai
tujuan pendidikan
1) Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur
keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
2) Dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan
bagian mana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
b.
Fungsi Guru
1) Sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan
dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah
dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
2) Sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat
menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik
guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma
yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara
dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu
diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
3) Sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus
memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah
seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa
tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat.
4) Sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5) Sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
c.
Fungsi Siswa
1) Sebagai objek, siswa yang menerima pelajaran
2) Sebagai subjek, siswa ikut menentukan hasil belajar
d.
Fungsi Metode
1) Untuk mempermudah dan memperlancar proses belajar-mengajar
2) Membantu guru dalam menjelaskan berbagai macam materi kepada siswa.
3) Membuat siswa menjadi aktif, berani dan mandi
e.
Fungsi Materi
1) Sebagai bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
2) Menambah dan memperluas pengetahuan siswa
3) Menjadi dasar pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran lebih lanjut
4) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar
5) Membangun kemampuan untuk melakukan asesmen-diri atas hasil pembelajaran
yang dicapai.
f.
Fungsi Media
1) Fungsi edukatif : dapat memberika pengaruh baik
yang mengandung nilai-nilai pendidikan, memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien
2) Fungsi sosial : hubungan antara pribadi anak dapat terjalin baik
3) Fungsi ekonomis : Efisiensi dalam waktu dan tenaga, dengan satu macam alat
media, pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa
dipergunakan sepanjang waktu
4) Fungsi Seni : dengan adanya media pendidikan, kita bisa mengenalkan
bermacam-macam hasil budaya manusia.
g.
Fungsi Evaluasi
1) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
2) Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam mendalamipelajaran.
3) Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
4) Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
5) Sebagai alat motivasi belajar-mengajar
6) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran anak pada suatu
pekerjaan.
D.
HUBUNGAN MASING-MASING
KOMPONEN PEMBELAJARAN SD/MI
Dari semua komponen
pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain memiliki hubungan
saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di
lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai pengembang
kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak.[7]
Setelah guru
mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain
pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior),
tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik bahan
yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan,
dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM
atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru
bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya
implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini
akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.[8]
Bagi setiap guru,
dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan
penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang
diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu
komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat
berjalan baik .
v
LATIHAN
1. Apa pengertian dari komponen dalam proses belajar mengajar?
2. Apa devinisi dari komponen-komponen dalam proses belajar mengajar?
3. Apa saja yang termasuk komponen-komponen dalam proses belajar mengajar?
v
RANGKUMAN
Komponen proses belajar mengajar adalah pengaruh,
bimbingan, arahan dari orangdewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi
dewasa, mandiri dan memilikikepribadian yang utuh dan matang. Komponen-komponen dalam proses belajar mengajar dibagi menjadi 9 yaitu
tujuan proses belajar-mengajar,
pendidik, peserta didik pendekatan mengajar, materi, metode, media,
tempat, evaluasi. Masing komponen pembelajaran
sangatlah berkaitan, tetapi setiap komponen memiliki fungsi tersendiri, antara
lain : fungsi kurikulum fungsi guru fungsi siswa fungsi metode fungsi materi
fungsi media fungsi evaluasi bagi setiap guru, dituntut untuk memehami
masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang
tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka
akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh
hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang
seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka
proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik .
v
TES FORMATIF
1.
Ruang lingkup standar
kompetensi guru yang pertama adalah komponen kompetensi pengelolaan
pembelajaran yang mencakup, kecuali ...
a. Penyusunan perencanaan pembelajaran
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prestasi belajar peserta didik
d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
e. Pemahaman wawasan kependidikan
2.
Kompetensi dari
komponen pengelolaan pembelajaran kecuali ...
a. Penyusunan rencana pembelajaran
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prestarsi belajar peserta didik
d. Pelaksanaan tindak lanjut, hasil penilaian prestarsi belajar peserta didik
e. Penguasaan bahan kajian akademik
3.
Suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem
pengajaran merupakan Perencanaan pengajaran sebagai ...
a. System
b. Proses
c. Teknologi
d. Sains (science)
e. Sebuah disiplin
4.
Perangkat yang harus
dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain, kecuali...
a. Menguasai bahan ajar
b. Menguasai kurikulum
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Melaksanakan evaluasi
5.
Menurut Djamarah bahwa
silabus berisi uraian program yang mencantumkan ...
a. Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah,
pengelompokan kompetensi dasar, materi
pokok, indikator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
b. Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah,
semester, sasaran-sasaran matapelajaran, materi pokok, indikator, strategi
pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
c. Bidang studi yang kan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah, semester,
sasaran-sasaran matapelajaran, materi pokok; indikator, strategi pembelajaran,
alokasi waktu, bahan/alat/media.
d. Bidang studi yang kan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah, semester, pengelompokan kompetensi dasar, uraian
topik-topik pembelajaran, indikator,
strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
e. Bidang studi yang kan diajarkan tingkat sekolah/madrasah, semester,
pengelompokan kompetensi dasar, materi
pokok, indikator, strategi pembelajaran,
alokasi waktu, bahan/alat/media.
6.
Dibawah ini yang tidak
termasuk bahan ajar cetak (printed) adalah ...
a. Animation
b. Wallchart
c. Handout
d. Leaftlet
e. Gambar
7.
Fase dalam kegiatan
pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut kecuali ...
a. Fase motivasi
b. Fase menaruh perhatian
c. Fase pengelolaan
d. Fase menggali
e. Fase umpan balik
8.
Menurut kenneth dalam
rosyada (2004:141), beberapa indikator kecakapan yang dapat dijadikan ukuran
yaitu, kecuali ...
a. Penerimaan
b. Tanggapan
c. Penilaian
d. Pengorganisasian nilai-nilai
e. Karakteristik kehidupan
9.
Aktivitas ini dilakukan
karena guru telah menetahui sasaran-sasaran tertentu yang dapat dipergunakan
sebagai basis untuk mengambil suatu keputusan. Aktivitas diatas merupakan salah
satu dari enam aktivitas utama guru yaitu ...
a. Memilih isi dan menetukan sasaran
b. Mendiagnosa kebutuhan peseta didik
c. Mengidentifikasi teknik-teknik “pembelajran”
d. Memberikan motivasi dan implementasi program
e. Merencanakan aktivitas “merumuskan unit-unit dan merencanakan pembelajaran”
10.
Menurut pendapat
kennetch d.moore, komponen rencana pembelajaran
diantarnya adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Topik bahasan
b. Tujuan pembelajaran
c. Materi pembelajaran
d. Evaluasi hasil belajar
e. Sumber bahan
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
dibagian akhir. Hitunglah jawaban yang benar kemudian, gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar.
Jumlah
jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = X
100%
Jumlah soal
|
Arti tingkat penguasaan 90%-100% = baik sekali
80%- 89% = baik
70%-79%= cukup
<70%
= kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 atau lebih anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajarar berikutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80 anda harus
mengulangi materi kegiatan belajar lagi. Terutama bagian yang belum dikuasai.
Kunci Jawaban
1. E
2. E
3. C
4. E
5. E
6. A
7. D
8. C
9. C
10.
E
GLOSARIUM
Widyaswara : Bisa lebih dari satu, contoh: sinonim, efektif
Tutor : Orang yang member pelajaran (membimbing) kepada
seseorang atau sejumlah kecil
siswa
Instruktur : Orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan latihan dan bimbingangannya
Konselor : Orang yang melayani konseling, pensihat, penyuluh
Individual : Mengenai atau berhubungan dengan manusia secara pribadi
Spiritual : Berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani,
batin)
Intelektual : Berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, yang
mempunyai kecerdasan
Estetis : Mengenai keindahan; mempunyai penilaian terhadap
keindahan
Informal : Tidak resmi
Relevan : Kait-mengait; bersangkut paut; berguna secara langsung
Aktual : Betul-betul ada (terjadi)
Interaktif : Bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan, saling
aktif
Demonstrasi : Mempertunjukan, mempertontonkan, memperagakan
Eksperimental : Bersangkutan dengan percobaan
Harfiah : Terjemahan atau arti
Media : Alat atau sarana yang digunakan
Visual : Dapat dilihat dengan indra pengliahat (mata)
Audio : Dapat didengar dengan indra pendengar (telinga)
Fleksibelitas : Lentur, luwes
Etimologi : Cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta
perubahan dalam bentuk dan makna
Supporter : Pendukung atau dukungan
Supervisor : Pengontrol utama atau pengawas utama
Behavior : Kelakuan, tindakan, perbuatan, tingkah laku, prilakus
Value : Nilai atau harga
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, dkk. 2009. Belajar
dan pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta
Sugandi, Achmad. 2005. Teori
pembelajaran. Semarang: UNNES Press.
Syah, Muhibin. 2010. Psikologi
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Syaiful bahri. 2002. jamarah
dan aswan zain, strategi belajar mengajar. Jakarta: rineka cipta.
Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum diSekolah. Bandung: Sinar Baru
[1]Dimyati,
dkk. Belajar dan pembelajaran. (Jakarta
:Rineka Cipta, 2009), h.37
[2]Ibid.
h. 40
[3]Syah,
Muhibin. Psikologi Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010) h. 65
[4]Sugandi,
Achmad. Teori pembelajaran.
(Semarang: UNNES Press, 2005) h. 49
[5]Ibid.50
[6]Syaiful
bahri.. jamarah dan aswan zain, strategi
belajar mengajar. (Jakarta: rineka cipta,2002) h.74
[7]Dimyati,
dkk. Belajar dan pembelajaran. (Jakarta
:Rineka Cipta, 2009), h..44
No comments:
Post a Comment