Buat teman-teman semua kalau tulisan makalahnya bermanfaat dan ingin KOPAS izin dulu yah terimakasihh...
Thursday, July 20, 2017
Wednesday, June 14, 2017
Tahap - Tahap Perkembangan fisiologis dan Perkembangan Psikologis
Tahap
perkembangan fisikologis manusia yang meliputi:
- Tahap oral;(umur 0 sampai sekitar 1 tahun).dalam tahap ini,mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang dinamis pada manusia.
- Tahap anal;( antara umur 1 sampai 3 tahun).dalam tahap ini,dorongn dan aktivitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
- Tahap falish;(antara umur 3 sampai sekitar 5 tahun ). Dalam tahap ini, alat-alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting ,dan pendorong aktivitas.
- Tahap latent:( antara umur 5 sampai 12 dan 13 tahun ). Dalam tahap ini ,dorongan-dorongan aktivitas dan pertumbuhan cebdrong bertahan dan sepertinya istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
- Tahap pubertas;(antara umur 12/13 sampai 20 tahun ). Dalam tahap ini dorongan-dorongan aktif kembali,kelenjar-kelenjar indokrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kemetangan.
- Tahap genital;(setelah umur 20 tahun dan seterusnya). Dalam tahap ini pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
Tahap- tahap
perkembangan psikologi manusia yang meliputi:
- Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan –perasaan senang ataupun tidak senang menguasai diri anak bayi, sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan tingkah laku bayi sangat mempengaruhi oleh perasaannya.
- Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2- 12 tahun). dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak dimulai dengan makin berkembangnya fungsi- fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat perkembangan fungsi pengamatan pada anak. Bahkan dapat dikatakan, bahwa perkembangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat didominasi oleh pengamatannya.
- Tahap perkembangan pada masa preadolesen (12- 15 tahun). Dalam hal ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya pertumbuhan sistem saraf serta fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam menanggapi sesuatu ide atau pengetahuan dari orang lain. Perkembangan pada masa adolesen (15-20 tahun). Dalam tahap perkembangan ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat. Keadaan ini membuat orang tertarik pada orang lain yang berlainan jenis kelamin.
- Masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Orang dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup pribadi yaitu penguasaan keinginan pribadi, kelompok dan masyarakat. Semua ini akan direalisir oleh individu dengan belajar mengandalkan daya kehendaknya.2
Sunday, February 5, 2017
Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah
A. Jenis-Jenis Karya Seni
Rupa Terapan Daerah
Hasil
karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah memiliki ciri
khas masing-masing. Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai
daerah, di antaranya sebagai berikut:[1]
1.
Kerajinan batik
Sejarah
batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan
kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan
canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses
membatik tersebut dinamakan batik tulis.
2.
Kerajinan anyaman
Anyaman
banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat
dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara
lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur. Bahan-bahan sintetis yang
digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan
anyaman, antara lain Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya, dan Tangerang.
3. Kerajinan tenun
Tenun
merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat
khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di Kalimantan, Minangkabau, Sumatra
Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi, dan Palembang. Motif yang dibuat
pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara
lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga
cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda
dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket
mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.
4.
Kerajinan wayang
Wayang
merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu
India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis
wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau dan wayang
golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya
Bali, Yogyakarta, dan Surakarta.
5.
Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni
kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat
beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah
penghasil kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya Kasongan
(Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).
Definisi SENI TERAPAN
SENI
TERAPAN
A.
Seni Terapan
Seni
terapan mempunyai dualisme pengaturan , pengaturan pertama diatur dalam
undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, sedangkan pengaturan kedua
ada dalam undang-undang nomor 31 tahun 2000 tentang desain industri.
Suatu
karya seni dalam bentuk cetak biru atau blue print yang dianggap sebagai suatu
karya seni dapat dilindungi dengan hak cipta.hak cipta melindungi suatu karya
seni terapan melalui pendekatan deklaratif artinya sejak diumumkan oleh si
pencipta.[1]
Seni
rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan (fungsional)
sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan sehari-hari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, dan
keramik.
Seni rupa terapan adalah benda dari hasil karya seni rupa
yang di keseharian kita, dan seni rupa terapan mempunyai fungsi dan juga
kegunaan tertentu, serta punya nilai seni.[2]
Seni rupa terapan ini
terbagi menjadi dua, yakni seni rupa dua dimensi, dan juga seni rupa tiga
dimensi.seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang hasil karya tersebut
dibuat dengan sengaja untuk membantu aktifitas manusia.
Berdasarkan
wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
1.
Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra)
Karya
seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya : wayang
kulit, tenun, bordir, dan batik.
a.
Teknik kerajinan kain batik
Teknik
membatik telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan teknik lama yang telah
diwariskan secara turun-temurun. Teknik batik yang kita kenal di Nusantara, antara
lain sebagai berikut.
1)
Batik tulis
yaitu batik yang dibuat
dengan teknik menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Canting adalah
alat khusus untuk menggambar motif batik di atas kain yang berisi cairan lilin
atau malam panas untuk menutup bagianbagian tertentu sesuai dengan pola yang
dibuat. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik
yang lain.
2)
Batik cap
yaitu batik yang dibuat
dengan menggunakan teknik cap (stempel), biasanya dibuat dari tembaga dan
dibubuhi malam (cairan lilin panas).
3)
Batik sablon
yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan
klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu
dicetak.
4)
Batik printing
yaitu batik yang dibuat
dengan teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya mirip
dengan batik sablon.
5)
Batik lukis
yaitu batik yang dibuat
dengan teknik melukiskan langsung di atas kain. Alat yang digunakan dan motif
yang dibuat pun lebih bebas.
b. Teknik
kerajinan wayang kulit
Wayang
kulit dibuat dengan teknik pahat dan sungging dengan bahan cat dan alat
sederhana. Desain wayang kulit dibuat sesuai dengan pakem yang sudah ditetapkan
dari warisan nenek moyang.[3]
c.
Teknik kerajinan kain tenun
Kain tenun dibuat dengan cara memintal benang
sedikit demi sedikit dengan alat tenun, hingga menjadi kain Batik yang dibuat
dengan teknik sablon dan printing sudah tidak menggunakan prinsip dasar
pembuatan batik yang memakai lilin dan canting. Hasil dari teknik ini tidak
termasuk kain batik, melainkan kain dengan motif batik.
dengan
ragam hias yang indah. Alat tenun terbuat dari kayu atau bambu.
d. Teknik
kerajinan sulaman atau bordir
Sulaman
atau bordir dibuat dengan menggunakan mesin jahit atau dengan teknik tusuk
jarum.
2.
Karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimatra)
Karya
seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari
segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya : Teknik cetak, Teknik
pahat/ukir, Teknik tempa, Teknik anyaman.
a.
Teknik cetak (cor tuang)
Teknik
cetak untuk pembuatan karya seni terapan, yaitu tuang berulang (bivalve) dan
tuang sekali pakai (a cire perdue). Teknik bivalve menggunakan dua jenis
cetakan yang terbuat dari batu, gips, dan semen yang bisa dipakai
berulang-ulang sesuai kebutuhan. Teknik bivalve sering digunakan untuk mencetak
benda-benda sederhana yang tidak terlalu rumit pembuatannya. Sedangkan teknik a
cire perdue biasanya menggunakan benda dari logam (tembaga, besi) yang bentuk
dan hiasannya lebih rumit.[4]
b. Teknik pahat/ukir
Teknik
ini digunakan untuk memahat, menggores, menoreh, dan membentuk pola permukaan
benda. Bahan-bahan yang dapat diukir atau dipahat, antara lain kayu, batu, atau
bahan lain yang sejenis. Alat yang digunakan untuk mengukir adalah tatah (pahat
ukir) yang terbuat dari besi atau baja. Hasil karya seni dari pahat ukir,
antara lain terdapat pada alat-alat kebutuhan rumah tangga, seperti kursi,
meja, lemari, dan hiasan dinding.
c. Teknik
tempa
Teknik
tempa biasanya digunakan untuk membuat benda-benda dari logam (besi, baja, dan
kuningan). Logam terlebih dahulu dipanaskan di perapian khusus kemudian ditempa
(dibentuk) sesuai keinginan. Contoh benda-benda tradisional dari hasil teknik
tempa adalah aneka senjata tradisional dan benda-benda perhiasan.
d. Teknik
anyaman
Hasil
karya seni rupa terapan yang menggunakan teknik anyaman, misalnya tikar, topi,
tas, kipas, dan benda-benda hiasan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membuat
anyaman terdiri atas bahan alam, seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng
gondok.
Kurikulum Seni Rupa di Sekolah
A.
Kurikulum Seni Rupa di
Sekolah
Pengembangan
kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan. Dalam pendidikan suatu negara, kurikulum untuk tingkat satuan
pendidikan tertentu umumnya sudah tersedia, artinya telah disusun sebelumnya
oleh para perencana kurikulum. Adapun pengembangan kurikulum adalah tahap
lanjutan dari kegiatan pembinaan kurikulum, yaitu upaya meningkatkan dalam
bentuk nilai tambah dari apa yang telah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum
potensial. Pengembangan kurikulum juga menyangkut banyak faktor,
mempertimbangkan mengenai isu-isu kurikulum, siapa yang dilibatkan, bagaimana
prosesnya, apa tujuannya, kepada siapa kurikulum itu ditunjukkan.[1]
Reformasi
politik di Indonesia membawa dampak pada berbagai bidang kehidupan, termasuk
pada bidang pendidikan. Undang-undang otonomi daerah tahun 2000 merupakan salah
satu pemicu perubahan mendasar dalam kurikulum pendidikan di Indonesia yang
berdampak pula pada perubahan kurikulum pendidikan seni. Berbagai instrumen
pembelajaran yang sebelumnya ditentukan oleh pemerintah pusat diserahkan ke
pemerintah daerah termasuk wewenang pegembangan kurikulum.
Dalam pengembangannya, materi
kurikulum pendidikan seni diharapkan sesuai dengan aspirasi kesenian yang ada
didaerahnya masing-masing. Nama mata pelajaran pendidikan seni pun berubah
menjadi mata pelajaran seni budaya dan keterampilan untuk jenjang sekolah
dasar, sedangkan untuk sekolah menengah pertama dan atas disebut dengan seni
budaya. Berkenaan dengan mata pelajaran kesenian dalam Permendiknas No 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran seni
budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya dalam
naskah yang sama disebutkan juga bahwa pendidikan seni budaya dan keterampilan
diberikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik. Kebermaknaan dan kebermanfaatan ini
terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi
atau berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : belajar dengan seni,
belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Peran inilah yang diyakini oleh
pakar pendidikan tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Pendidikan seni budaya memiliki
sifat multilingual, multidemnsional, dan multikultural. Multilingual bermakna
pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara
dan media seperti bahasa, rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai pepaduannya.
Multidemnsional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi
(pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara
memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat
multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan
kemampuan apresiasi terhadap ragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini
merupakan wujud pembentukan sikap demikratis yang memungkinkan seseorang hidup
secara beradab sea toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan seni budaya dan
keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis
dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan
yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, visual spasial, musikal,
linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecaerdasan
kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Bidang seni rupa, musik, tari, dan
teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan
masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus
menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman
mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui
upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan tehnik berkarya dalam konteks
budaya masyarakat yang beragam.
a.
Tujuan Mata Pelajaran Seni
Budaya
Mata pelajaran seni budaya bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.
Memahami konsep dan
pentingnya seni budaya
2.
Menampilkan sikap
apresiasi terhadap seni budaya
3.
Menampilkan kreativitas
melalui seni budaya
4.
Menampilkan peran serta dalam
seni budaya pada tingkat lokal, regional maupun global.
Ø Ruang
Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya
Ruang lingkup materi pada
pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1.
Seni rupa, mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa
lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
2.
Seni musik, mencakup
kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya
musik
3.
Seni tari, mencakup
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi ,
apresiasi terhadap gerak tari.
4.
Seni teater, mencakup
keterampilan olah tubuh, olah pikir dan olah suara yang pementasannya memadukan
unsur seni musik, seni tari dan seni peran.[2]
Diantara keempat bidang
seni yang ditawarkan , minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan
kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang
mampuh menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik
diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.
Pada jenjang sekolah dasar, sesuai standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum 2006,pelajaran
keterampilan diberikan pula dalam ruang lingkup pendidikan seni budaya,
sayangnya tidak ada penjelasan mengapa teater (drama) tidak diberikan ditingkat
sekolah dasar dan mengapa keterampilan baru diberikan pada kelas dua sekolah
dasar.
Penambahan nama “Budaya” dalam pendidikan
seni diduga dipengaruhi oleh peubahan orientasi dunia pendidikan yang
dipengaruhi oleh efek globalisasi . paradigma globalisasi yang berkembang pesat
karena dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi serta
transportasi ini menuntut pemahaman budaya yang lebih luas melintasi
batas-batas wilayah negara. Antisipasi terhadap pengaruh global inilah yang
mungkin mengilhami para penyusun kurikulum memberi penekanan pada aspek budaya
yang umumnya tergambarkan dalam karya seni.
Ø Ruang
Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD
Secara konseptual, cakupan
pembelajaran seni disekolah dasar sangatlah luas. Kondisi ini memerlukan
pengajar yang ahli dalam bidang ini. Kenyataanya, guru SD sebagai guru kelas
dalam menjalankan tugas profesinya menemukan kendala terkait dengan kompetensi
profesionalnya seperti penguasaan materi, serta masalah kendalastruktural,
waktu yang terbatas. Adapun cakupan materi pembelajaran kesenian disekolah
dasar adalah :
1.
Seni rupa, mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa
lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
2.
Seni musik, mencakup
kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya
musik
3.
Seni tari, mencakup
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi ,
apresiasi terhadap gerak tari.
4.
Seni peran, mencakup
keterampilan olah tubuh, olah pikir dan olah suara yang pementasannya memadukan
unsur seni musik, seni tari dan seni peran
5.
keterampilan, mencakup
segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi kemampuan persona, keterampilan
sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.
Pada umumnya pembelajaran
kesenian disekolah dasar dilakukan oleh guru kelas sehingga dalam praktek
pembelajaran sekolah diberi kesempatan untuk mengajarkan minimal satu bidang seni sesuai dengan kemampuan
semberdaya manusia sertafasilitas yang tersedia.