Friday, November 27, 2015

makalahilmu tajwid

                                                                     
                                                                  ILMU TAJWID


                                                                         BAB I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang

            Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara – cara membaca Al-Qur’an dengan sebaik – baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca Al-Qur’an dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu ‘Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Al-Qu’an.

             Salah satunya adalah “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan / tartil (bertajwid)”  [Q.S Al-Muzzammil (73):4]. Salah satu ayat ini sudah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah penucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

      Pengenalan Ilmu tajwid untuk anak-anak tingkat madrasah ataupun setara dengan SD sudah diajarkan, namun permasalahannya adalah siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar dikarenakan Ilmu Tajwid ini susah dan membosankan untuk dipelajari. Seperti yang diketahui bersama permasalahan ini disebabkan karena kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting bagi para guru dalam menemukan metode-metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa-siswi mereka.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang di maksud dengan tajwid ?
b.      Apa pengertian izhar ?
c.       Ada berapa hukum bacaan nun mati dan tanwin ?




BAB II
PEMBAHASAN



A.  Pengertian Tajwid
Tajwid menurut lughot (etimologi) adalah mendatangkan atau membaca dengan baik. Sedangkan menurut istilah (terminologi) adalah Ilmu yang dengannya kita dapat mengetahui bagaimana cara mengucapkan huruf-huruf Al-qur’an, baik tebal tipisnya, panjang pendeknya (mad-qosnya), sifat-sifatnya, serta cara membacanya dengan baik.

B.   Faedah (Kegunaan) Ilmu Tajwid
        Faedah mempelajari Ilmu Tajwid adalah Untuk mencapai kebenaran semaksimal mungkin dalam membaca Al Qur’an sesuai yang diterima dari Nabi Muhammad SAW
C.  Hukum Mempelajari Tajwid
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardlu Kifayah, sedang mengamalkannya adalah Fardlu ‘Ain bagi tiap-tiap kaum muslimin dan muslimat yang sudah mukallaf.

D. Hukum bacaan nun mati (ن ) atau tanwin
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan ikhfa.

1. Idhar ( إظْهَار )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ نْ ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
     Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan idhar:
No
Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin
1

ا

مَنْ أمَنَ

 
رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
2

ح

عَنْ حَرَامِكَ

نَارٌ حَامٍيَةٌ
3


خ


مَنْ خَشِيَ


ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ
4


ع


مِنْ عِلْمٍ


سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ
5


غ


مِنْ غِلٍّ


اَجْرٌ غَيْرُ
6


ھ


مِنْ هَادٍ


جُرُفٍ هَارٍ

2. Idgham ( اِدْغَامٌ )
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل ر maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin (نْ / ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a. Idgham bighunnah ( اِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ )
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:


no
Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin ( ً ٍ ٌ )

1

ي

مَنْ يَقُوْلُ


يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ

2

ن

مِنْ نِعْمَةِ


حِكْمَةٍ نَافِعَةٍ

3

م


مِنْ مَسَدٍ


عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ

4

و


مِنْ وَرَاءِهِمْ


خَيْرٌ وَاَبْقَى
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh : قِنْوَانٌ ـ صِنْوَانٌ ـ دُنْيَا ـ بُنْيَانٌ

b. Idgham bilaghunnah ( اِدْغَامٌ بِلاَ غُنَّةٍ)
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah yaitu ل ـ ر
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:
No
Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin ( ً ٍ ٌ )
1

ل

مِنْ لَدُنْكَ

هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
2

ر

مِنْ رَبِّكَ

خَيْرٌ رَازِقِيْنَ



3. Iqlab ( اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ) Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )

1

ب

مِنْ بَعْدِهِمْ

سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

4. Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
       Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ ذ ـ ز – س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك
Contoh bacaan ikhfa:

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )
1

ت

فَمَنْ تَبِعَ

جَنّتٍ تَجْرِى
2

ث

فَمَنْ ثَقُلَتْ

شِهَابٌ ثَاقِبٌ
3

ج

اِنْ جَاءَكُمْ

خَلْقٍ جَدِيْدٍ
4

د

اَنْدَادًا

دَكًّا دَكًّا
5

ذ

مِنْ ذَهَبٍ

نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
6

ز

وَاَنْزَلْنَا

صَعِيْدًا زَلَقًا

7

س

أَلإِنْسَانُ

سَلمًا سَلمًا
8

ش

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

عَذَابٍ شَدِيْدٍ
9

ص

عَنْ صَلاَتِهِمْ

عَمَلاً صَالِحًا
10

ض

مَنْضُوْدٍ

مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ
11

ط

مِنْ طَيِّبَاتٍ

بَلْدَةٌ طَيٍّبَةٌ
12

ظ

مِنْ ظُهُوْرِهِمْ

حُرَّاءً ظَاهِرَةً
13

ف

أَنْفُسِهِمْ

مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
14

ق

مِنْ قَبْلِ

رٍزْقًا قَالُوا
15

ك

مَنْ كَانَ يَرْجُو

نَاِصيَةٍ كَاذِبَةٍ


E. Hukum bacaan Mim Mati
Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana halnya hukum nun mati.
Mim mati atau mim sukun (مْ) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.


1. Ikhfa Syafawi (اِخْفَاء شَفَوِيّ)
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba’ : وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ
Mim mati bertemu huruf ba’ : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ

2. Idghom Mimi ( اِدْغَامٌ مِيمِي)
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim : وَمَا لَهُمْ مِنَ اللهِ
Mim mati bertemu huruf mim : اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

3. Idhar Syafawi (اِظْهَارْ شَفَوِيِّ)
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص
 ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ -ي

No

huruf

Kalimat

No

Huruf

Kalimat
1

ا

فَلَهُمْ اَجْرٌ
14

ض

وَامْضُوا
2

ت

جَنتٍ تَجْرِى
15

ط

لَهُم طَعَامٌ
3

ث

مَاءً ثَجَّاجًا
16

ظ

ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ
4

ج

خَلْقٍ جَدِيْدٍ
17

ع

وَلَهُمْ عَذَابٌ
5

ح

عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ
18

غ

مَاءُكُمْ غَوْرًا
6

خ

هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
19

ف

لَهُمْ فِيْهَا

7

د

لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ

20

ق

رَأَوْهُمْ قَالُوْا
8

ذ

رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ
21

ك

اِنَّهُمْ كَانُوا
9

ر

اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ
22

ل

فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
10

ز

اَمْ زَيَّنّا السَمَاء
23

ن

اَلَمْ نَجْعَلْ
11

س

فَوْقَكُمْ سَبْعًا
24

و

عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
12

ش

هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ
25

ھ

اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
13

ص

اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
26

ي

مَالَم يَعْلَمْ

F. Strategi dan Media Pembelajaran
Metode yang bisa dipakai untuk mengajarkan ilmu tajwid antara lain pembiasaan, ceramah, tanya strategi yang bisa dipakai adalah:

1. Strategi Demonstrasi variasi permainan
a. Tujuan : siswa jawab dan metode demonstrasi. Metode tersebut bisa dilakukan dengan berbagai strategi.
Contoh mamahami kaidah tajwid serta dapat menerapkan ke dalam bacaan al-Quran dengan benar.
b. Media : Bagan (kertas Karton atau Power point), Lembaran-lembaran kertas berisi ayat/surah al-Qur’an
c. Cara bermain : berkelompok
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi disertai dengan media bagan.
- Guru memberi contoh cara membaca dengan tajwid yang benar
- Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
- Setiap kelompok diberikan lembaran berisi surat/ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung bacaan tajwid sesuai materi.
- Setiap kelompok mencari contoh bacaan tajwid yang tadi dijelaskan.
- Secara bergantian siswa menyebutkan bacaan tajwid yang ditemukan dan mempraktekkan cara membacanya.
- Kelompok yang sudah selesai membaca memilih kelompok lain untuk giliran selanjutnya.

2. Permainan Kepala Bernomor
a. Tujuan : siswa mamahami kaidah tajwid serta dapat menerapkan ke dalam bacaan al-Quran dengan benar.
b. Media : Bagan (kertas Karton atau Power point), Lembaran-lembaran kertas berisi ayat/surah al-Qur’an, juz ’amma
c. Cara bermain : individu
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi disertai dengan media bagan.
- Guru memberi contoh cara membaca dengan tajwid yang benar
- Siswa berhitung dari angka 1 sampai sejumlah siswa yang ada.
- Secara bergantian siswa membaca ayat yang mnegandung bacaan tajwid.
- siswa yang sudah selesai membaca memilih nomor untuk mendapat giliran selanjutnya.

3. Bermain mencari pasangan
a. Tujuan : siswa bisa membedakan dan memahami bacaan-bacaan tajwid yang diajarkan.
b. Media : Kartu soal dan jawaban.
c. Cara bermain : berpasangan
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi dengan media yang disiapkan.
- Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban
- siswa mencari pasangan yang sesuai denga kartu yang dimiliki.
- Secara bergantian siswa membaca soal dan jawaban yang dipegang.









BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Strategi-strategi di atas hanyalah sebagian kecil dari strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran ilmu tajwid. Masih banyak strategi lain yang dapat dikembangkan untuk dapat mengajarkan ilmu tajwid dan menarik minat dan menambah semangat anak untuk belajar ilmu tajwid.

Sebagai calon guru, kita dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang membuat murid tidak bosan.














DAFTAR PUSTAKA

Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II. Jakarta. Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta. Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta. Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI. Jakarta. Erlangga.















12 comments: