Wednesday, April 6, 2016

MAKALAH KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

MAKALAH

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pengertian tentang kurikulum mempunyai dampak pada pengembangan dan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi kurikulum. Karena setiap istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh konsep dan teori tertentu. Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa dampak terhadap perencanaan, pengembangan maupun implementasi suatu kurikulum
kurikulum nasional mempunyai dampak yang nyata terhadap sistem pendidikan dan sistem sosial suatu negara. Demikian pula terjadi pada kurikulum sekolah dinegara kita. Karena dengan kurikulum dapat diupayakan tebentuknya kepribadian bangsa sesuai yang diidealisasikan.
Kurikulum indonesia mempunyai tujuan yang ideal, baik pendidikan nasional ataupun  pendidikan islam mempunyai tujuan yang sama, yaitu menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengetahuan intelektual dan ketrampilan.yang secara tidak langsung berdasarkan firman allah dalam alqur’an “dan carilah pada apa yang di anugrahkan Allah kepadamu, (kebahagian kampung akhirat,dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi”.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum
Arti kurikulum didasarkan tiga teori, yaitu:
1.      Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
2.      Kurikulum diartikan sebagai pengalam belajar diperoleh siswa dari sekolah
3.      Kurikulm  diartikan sebagai rencana belajar siswa
Menurut Tyler, kurikulum sama dengan pengajaran. Pengembangan kurikulum sama dengan merencanakan pengajaran.[1][1]
     
B.     Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam pendidikan, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain.[2][2]
ara pemikir pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi 5 yaitu : Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan menurut Nasution komponen kurikulum ada 4 yaitu : Tujuan, Bahan Pelajaran, Proses, dan Penilaian. Berikut ini akan di uraikan secara singkat mengenai komponen-komponen tersebut.[3][3]
1.      Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan.yaitu hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang meliputi :
a.       Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan intelektual peserta didik.
b.      Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani para peserta didik.
c.       Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan ketrampilan jasmani peserta didik[4][4].
Sekilas jika diperhatikan dari tujuan diatas merupakan tujuan pendidikan islam, karena antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan islam cenderung mempunyai kesamaan yang kuat yaitu menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengentahuan intelektual dan ketrampilan. Dan setiap mata pelajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.[5][5]
2.      Komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi
Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.[6][6]
Isi atau materi tersebut berupa materi-materi bidang studi, seperti matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya. Bidang-bidang tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang tersebut biasanya telah dicantumkan dalam struktur program kurikulum sekolah yang bersangkutan.[7][7]
3.      Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap peserta didik.
4.      Komponen Strategi Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik perlu memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach), metode (method), dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam mengajar. Dengan demikian, strategi disini mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi.
Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.
5.      Kmponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan susasana belajar di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran.
Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.[8][8]
6.      Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat kebeerhasilan dari semua komponen.
Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan.
Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber input bagi sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan suatu kurikulum.
Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara efektif dan bermakna.
Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan, pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program pendidikan.
 Aspek-aspek yang harus dievaluasi, menurut Arich Lewy sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a.       Penentuan tujuan utama
b.      Perencanaan
c.       Uji-coba dan revisi
d.      Uji lapangan
e.       Pelaksanaan kerikulum
f.       Pengawasan mutu[9][9]
Menurut R. Ibrahim model evaluasi kurikulum secara garis besar di golongkan kedalam empat rumpun model, yaitu:
a.       Measurement
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)      Menempatkan kedudukan setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok  dalam evaluasi hasil belajar
2)      Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program atau matode pengajaran yang berbeda-beda, malalui analisis secara kuantitatif
3)      Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk yang obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi reliabel dan valid.
b.      Congruence
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)      Menggunakan prosedur pre-and post-assement
2)      Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian
3)      Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai bergagai jenis perilaku  yang tekandung dalam tujuan
4)      Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program

c.       Illumination
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)      Menggunakan prosedur progressive focussing
2)      Bersifat kualitatif-terbuka dan fleksibel-elektif
3)      Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen, dan bila perlu mencakup pula tes
d.      Educational system evaluation
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)      Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal
2)      Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria eksternal
3)      Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan analisis dokumen [10][10]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagai suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses  pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan islam. Di dalam kurikulum terdadapat komponen yang tidak bisa dipisahkan karena antar komponen itu saling terkait.
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus bias menciptkan suasana yang kondusif serta mampu memunculkanj motivasi peserta didik.
Strategi pengajaran mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjng dalam sistem pengajaran
B.     Saran- Saran
Penulisan buku ini di tujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas, tambahan dan wawasan tentang komponen-komponen kurikulum. Penulis berharap agar bisa menjadi pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami kurikulum yamg dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ø  Ali, Mohammad. 1984. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung :  Sinar Baru
Ø  Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara
Ø  Nurgiyantoro, Burhan. 1985. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPFE
Ø  Nasution. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti
Ø  Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Pers
Ø  Subandijah. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Ø  Abdulloh, 2010, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Ø  Dakiir, 2004, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, yogyakata: PT Rhineka Cipta.





[1][1]Ali, Mohammad, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Bandung, Sinar Baru, 1984, hlm. 2
[2][2] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi Aksara, 1994, hlm. 9
[3][3] Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm.51
[4][4] Dakiir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, yogyakata, PT Rhineka Cipta, 2004, hlm.23
[5][5]Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi Aksara, 1994, hlm. 24
[6][6]Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985, hlm. 10
[7][7]Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 1992, hlm. 5
[8][8] Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm.56
[9][9]Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1993, hlm.131-132
[10][10]Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta, Rajawali Pers, 2008, hlm. 114-118

6 comments: