Wikipedia

Search results

Wednesday, June 14, 2017

Tahap - Tahap Perkembangan fisiologis dan Perkembangan Psikologis







Tahap perkembangan fisikologis manusia yang meliputi:

  1. Tahap oral;(umur 0 sampai sekitar 1 tahun).dalam tahap ini,mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang dinamis pada manusia.
  2. Tahap anal;( antara umur 1 sampai 3 tahun).dalam tahap ini,dorongn dan aktivitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
  3. Tahap falish;(antara umur 3 sampai sekitar 5 tahun ). Dalam tahap ini, alat-alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting ,dan pendorong aktivitas.
  4. Tahap latent:( antara umur 5 sampai 12 dan 13 tahun ). Dalam tahap ini ,dorongan-dorongan aktivitas dan pertumbuhan cebdrong bertahan dan sepertinya istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
  5. Tahap pubertas;(antara umur 12/13 sampai 20 tahun ). Dalam tahap ini dorongan-dorongan aktif kembali,kelenjar-kelenjar indokrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kemetangan.
  6. Tahap genital;(setelah umur 20 tahun dan seterusnya). Dalam tahap ini pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.


Tahap- tahap perkembangan psikologi manusia yang meliputi:

  1. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan –perasaan senang ataupun tidak senang menguasai diri anak bayi, sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan tingkah laku bayi sangat mempengaruhi oleh perasaannya.
  2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2- 12 tahun). dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak dimulai dengan makin berkembangnya fungsi- fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat perkembangan fungsi pengamatan pada anak. Bahkan dapat dikatakan, bahwa perkembangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat didominasi oleh pengamatannya.
  3. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (12- 15 tahun). Dalam hal ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya pertumbuhan sistem saraf serta fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam menanggapi sesuatu ide atau pengetahuan dari orang lain. Perkembangan pada masa adolesen (15-20 tahun). Dalam tahap perkembangan ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat. Keadaan ini membuat orang tertarik pada orang lain yang berlainan jenis kelamin.
  4. Masa pematangan diri (setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Orang dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup pribadi yaitu penguasaan keinginan pribadi, kelompok dan masyarakat. Semua ini akan direalisir oleh individu dengan belajar mengandalkan daya kehendaknya.2


Sunday, February 5, 2017

Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah



A.      Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut:[1]
1.        Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.
2.        Kerajinan anyaman
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur. Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lain Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya, dan Tangerang.
3.      Kerajinan tenun
Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi, dan Palembang. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.
4.        Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, dan Surakarta.
5.        Kerajinan keramik
            Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya Kasongan (Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).


[1] Ibid., hal 5

Definisi SENI TERAPAN



SENI TERAPAN

A.      Seni Terapan
Seni terapan mempunyai dualisme pengaturan , pengaturan pertama diatur dalam undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, sedangkan pengaturan kedua ada dalam undang-undang nomor 31 tahun 2000 tentang desain industri.
Suatu karya seni dalam bentuk cetak biru atau blue print yang dianggap sebagai suatu karya seni dapat dilindungi dengan hak cipta.hak cipta melindungi suatu karya seni terapan melalui pendekatan deklaratif artinya sejak diumumkan oleh si pencipta.[1]
Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan (fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan sehari-hari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, dan keramik.
Seni rupa terapan adalah benda dari hasil karya seni rupa yang di keseharian kita, dan seni rupa terapan mempunyai fungsi dan juga kegunaan tertentu, serta punya nilai seni.[2]
 Seni rupa terapan ini terbagi menjadi dua, yakni seni rupa dua dimensi, dan juga seni rupa tiga dimensi.seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang hasil karya tersebut dibuat dengan sengaja untuk membantu aktifitas manusia.



Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1.        Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra)
Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya : wayang kulit, tenun, bordir, dan batik.
a.      Teknik kerajinan kain batik
Teknik membatik telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan teknik lama yang telah diwariskan secara turun-temurun. Teknik batik yang kita kenal di Nusantara, antara lain sebagai berikut.
1)      Batik tulis
yaitu batik yang dibuat dengan teknik menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Canting adalah alat khusus untuk menggambar motif batik di atas kain yang berisi cairan lilin atau malam panas untuk menutup bagianbagian tertentu sesuai dengan pola yang dibuat. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik yang lain.
2)      Batik cap
yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan teknik cap (stempel), biasanya dibuat dari tembaga dan dibubuhi malam (cairan lilin panas).
3)      Batik sablon
 yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu dicetak.
4)      Batik printing
yaitu batik yang dibuat dengan teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya mirip dengan batik sablon.
5)      Batik lukis
yaitu batik yang dibuat dengan teknik melukiskan langsung di atas kain. Alat yang digunakan dan motif yang dibuat pun lebih bebas.
b.      Teknik kerajinan wayang kulit
Wayang kulit dibuat dengan teknik pahat dan sungging dengan bahan cat dan alat sederhana. Desain wayang kulit dibuat sesuai dengan pakem yang sudah ditetapkan dari warisan nenek moyang.[3]

c.       Teknik kerajinan kain tenun
 Kain tenun dibuat dengan cara memintal benang sedikit demi sedikit dengan alat tenun, hingga menjadi kain Batik yang dibuat dengan teknik sablon dan printing sudah tidak menggunakan prinsip dasar pembuatan batik yang memakai lilin dan canting. Hasil dari teknik ini tidak termasuk kain batik, melainkan kain dengan motif batik.
dengan ragam hias yang indah. Alat tenun terbuat dari kayu atau bambu.
d.     Teknik kerajinan sulaman atau bordir
Sulaman atau bordir dibuat dengan menggunakan mesin jahit atau dengan teknik tusuk jarum.

2.        Karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimatra)
Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya : Teknik cetak, Teknik pahat/ukir, Teknik tempa, Teknik anyaman.
a.      Teknik cetak (cor tuang)
            Teknik cetak untuk pembuatan karya seni terapan, yaitu tuang berulang (bivalve) dan tuang sekali pakai (a cire perdue). Teknik bivalve menggunakan dua jenis cetakan yang terbuat dari batu, gips, dan semen yang bisa dipakai berulang-ulang sesuai kebutuhan. Teknik bivalve sering digunakan untuk mencetak benda-benda sederhana yang tidak terlalu rumit pembuatannya. Sedangkan teknik a cire perdue biasanya menggunakan benda dari logam (tembaga, besi) yang bentuk dan hiasannya lebih rumit.[4]

b.       Teknik pahat/ukir
            Teknik ini digunakan untuk memahat, menggores, menoreh, dan membentuk pola permukaan benda. Bahan-bahan yang dapat diukir atau dipahat, antara lain kayu, batu, atau bahan lain yang sejenis. Alat yang digunakan untuk mengukir adalah tatah (pahat ukir) yang terbuat dari besi atau baja. Hasil karya seni dari pahat ukir, antara lain terdapat pada alat-alat kebutuhan rumah tangga, seperti kursi, meja, lemari, dan hiasan dinding.
c.       Teknik tempa
Teknik tempa biasanya digunakan untuk membuat benda-benda dari logam (besi, baja, dan kuningan). Logam terlebih dahulu dipanaskan di perapian khusus kemudian ditempa (dibentuk) sesuai keinginan. Contoh benda-benda tradisional dari hasil teknik tempa adalah aneka senjata tradisional dan benda-benda perhiasan.
d.     Teknik anyaman
Hasil karya seni rupa terapan yang menggunakan teknik anyaman, misalnya tikar, topi, tas, kipas, dan benda-benda hiasan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membuat anyaman terdiri atas bahan alam, seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng gondok.


[1] Hermawan hadi, dualisme pengaturan dan pengertian seni terapan ( applied art ) pada hak kekayaan intelektual : 2015 . hal 47
[2] Tri edi margono, mari belajar seni rupa , jakarta : Pusat perbukuan, kementerian pendidikan nasional : 2010, hal 4
[3] Ibid.,hal 12
[4] Ibid., hal 13

Kurikulum Seni Rupa di Sekolah



A.      Kurikulum Seni Rupa di Sekolah
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Dalam pendidikan suatu negara, kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan tertentu umumnya sudah tersedia, artinya telah disusun sebelumnya oleh para perencana kurikulum. Adapun pengembangan kurikulum adalah tahap lanjutan dari kegiatan pembinaan kurikulum, yaitu upaya meningkatkan dalam bentuk nilai tambah dari apa yang telah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum potensial. Pengembangan kurikulum juga menyangkut banyak faktor, mempertimbangkan mengenai isu-isu kurikulum, siapa yang dilibatkan, bagaimana prosesnya, apa tujuannya, kepada siapa kurikulum itu ditunjukkan.[1]
Reformasi politik di Indonesia membawa dampak pada berbagai bidang kehidupan, termasuk pada bidang pendidikan. Undang-undang otonomi daerah tahun 2000 merupakan salah satu pemicu perubahan mendasar dalam kurikulum pendidikan di Indonesia yang berdampak pula pada perubahan kurikulum pendidikan seni. Berbagai instrumen pembelajaran yang sebelumnya ditentukan oleh pemerintah pusat diserahkan ke pemerintah daerah termasuk wewenang pegembangan kurikulum.
            Dalam pengembangannya, materi kurikulum pendidikan seni diharapkan sesuai dengan aspirasi kesenian yang ada didaerahnya masing-masing. Nama mata pelajaran pendidikan seni pun berubah menjadi mata pelajaran seni budaya dan keterampilan untuk jenjang sekolah dasar, sedangkan untuk sekolah menengah pertama dan atas disebut dengan seni budaya. Berkenaan dengan mata pelajaran kesenian dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya dalam naskah yang sama disebutkan juga bahwa pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik. Kebermaknaan dan kebermanfaatan ini terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Peran inilah yang diyakini oleh pakar pendidikan tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
            Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual, multidemnsional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa, rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai pepaduannya. Multidemnsional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap ragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demikratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab sea toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
            Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecaerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
            Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan tehnik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.
a.      Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya
Mata pelajaran seni budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.      Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
2.      Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
3.      Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
4.      Menampilkan peran serta dalam seni budaya pada tingkat lokal, regional maupun global.

Ø  Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya
Ruang lingkup materi pada pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1.      Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
2.      Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik
3.      Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi , apresiasi terhadap gerak tari.
4.      Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.[2]
Diantara keempat bidang seni yang ditawarkan , minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampuh menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.
Pada jenjang sekolah dasar, sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum 2006,pelajaran keterampilan diberikan pula dalam ruang lingkup pendidikan seni budaya, sayangnya tidak ada penjelasan mengapa teater (drama) tidak diberikan ditingkat sekolah dasar dan mengapa keterampilan baru diberikan pada kelas dua sekolah dasar.
Penambahan nama “Budaya” dalam pendidikan seni diduga dipengaruhi oleh peubahan orientasi dunia pendidikan yang dipengaruhi oleh efek globalisasi . paradigma globalisasi yang berkembang pesat karena dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi serta transportasi ini menuntut pemahaman budaya yang lebih luas melintasi batas-batas wilayah negara. Antisipasi terhadap pengaruh global inilah yang mungkin mengilhami para penyusun kurikulum memberi penekanan pada aspek budaya yang umumnya tergambarkan dalam karya seni.

Ø  Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD
Secara konseptual, cakupan pembelajaran seni disekolah dasar sangatlah luas. Kondisi ini memerlukan pengajar yang ahli dalam bidang ini. Kenyataanya, guru SD sebagai guru kelas dalam menjalankan tugas profesinya menemukan kendala terkait dengan kompetensi profesionalnya seperti penguasaan materi, serta masalah kendalastruktural, waktu yang terbatas. Adapun cakupan materi pembelajaran kesenian disekolah dasar adalah :
1.      Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
2.      Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik
3.      Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi , apresiasi terhadap gerak tari.
4.      Seni peran, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran


5.      keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi kemampuan persona, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.
Pada umumnya pembelajaran kesenian disekolah dasar dilakukan oleh guru kelas sehingga dalam praktek pembelajaran sekolah diberi kesempatan untuk mengajarkan minimal  satu bidang seni sesuai dengan kemampuan semberdaya manusia sertafasilitas yang tersedia.


[1] . Ibid. hal :31
[2]. Ibid. hal : 29