Wikipedia

Search results

Wednesday, October 22, 2014

KEBUTUHAN DAN SYARAT POKOK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI/SD





KEBUTUHAN DAN SYARAT POKOK
 LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI/SD
DOSEN  : HARDIYANSYAH MASYA,M.Pd

Di susun oleh:
Kelompok 1
                                                            Erfi riantina(1411100191)
                                                            Fera martiani (1411100196)
                                                            Intan suhartasih (1411100202)
                                                            Mahmila rorolisa (1411100217)
                                                            Mutiara pinangsari (1411100228)
                                                            Nastiono (1411100230)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PGMI
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015



KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelsaikan makalah ini dengan baik. Makalh ini penulis buat guna menyelsaikan mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Dengan judul “KEBUTUHAN DAN SYARAT POKOK BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD/MI”. kami bertrimakasih pada pihak-pihak yang membantu dalam penyelsaian makalah ini dan semoga dapat di terima dengan baik.
            Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan ataupun penyajiannya. Untuk itu kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.
            Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.



Bandar lampung,03 oktober 2014


                                                                                                                        Penulis 







DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I
Pendahuluan
            1.1 Latar belakang
            1.2 Rumusan masalah
            1.3 Tujuan

BAB II
Kebutuhan dan Syarat Pokok Layanan Bimbingan di SD /MI
            2.1 Kebutuhan Dasar Bimbingan Di SD/MI
            2.2 Syarat pokok layanan bimbingan dan konseling di SD/MI

BAB III
Penutup
            3.1 Kesimpulan
            3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional, maka dari itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan Bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di SD, demi perkembangan siswa ke arah yang semaksimal mungkin. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan kebutuhan bimbingan di sekolah.


      1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni:
      1.      Apa kebutuhan dasar Bimbingan di sd/mi?
      2.      Apa syarat pokok bimbingan dan konseling di sd/mi ?

      1.3    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
      1.      Menjelaskan kebutuhan dasar bimbingan di sd/mi.
      2.      Menjelaskan syarat pokok bimbingan dan konseling di sd/mi.




BAB II
      Kebutuhan dan Syarat Pokok Layanan Bimbingan di SD /MI

2.1 Kebutuhan Dasar Bimbingan Di SD/MI
Masalah-masalah yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari sisiwa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkunganya. Sebab-sebab yang bersumber dari diri siswa itu sendiri yaitu pada dasarnya terkait dengan upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan, upaya memenihi kebutuhan-kebutuhannya. Sedangka sebaba-sebab yang bersumber dari lingkunannya terkait dengan dipengaruhi kondisi rumah tangga, kondisi sekolah dan kondisi sosial budaya yang kurang menguntungkan.
Tingkah laku salah satu siswa sekolah dasar tampak berbeda, tidak separti teman-teman yang lain. Dia tampak sendirian, lemas, penakut, tidak bahagia, tidak bersemangat, tidak memiliki seorang temanpun dan teman-teman kelasnya tidak ada yang menyukainya.
Gambar di atas merupakan contoh maslah siswa disekolah dasar. Dengan separti itu maka proses belajar-mengajar akan mengalami banyak kendala, bagi siswa itu sendiri, masalah-masalah yang di alaminya akan berdampak pada perkembangannya.
Siswa dapat dibantu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Dalam hal ini bimbingan dan konseling dapat peran yang amat penting. Sejalan dengan sebab sebab terjadinya masalah, maka kebutuhan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari upaya-upaya berikut ini.
     
      1.Membantu Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
            Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembengannya secara baik akan memungkinkan individu itu memperoleh kebahagian dalam hidupnya, dan akan mempermudah dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya, kegagalan dalam menunaikan tugas-tugas perkembangan dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dalam individu, dan mempersulit  dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
            Guru perlu memahami konsep-konsep tentang tugas-tugas perkembangan diatas. Dengan memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan tujuan tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak.
      2.Membantu Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa
            Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77) mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia. Secara hirarkis, kelima kebutuhan dasar itu digambarkan sebagai berikut ini.
1.Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia separti kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan.
2.Kebutuhan rasa aman kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman penyakit dan perlakuan tidak adil.
3.Kebutuhan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai dan di miliki serta di sayangi oleh orang lain.
4.Kebutuhan panghargaan yaitu kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya.
5.Kebutuhan aktualiasasi diri yaitu kebutuhan untuk menyampaikan atau memunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif.
Kebutuhan-kebuthan yang terpenuhi itu akan dapat mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang bersangkutan. Sebaliknya, kebutuhan-kebutuan yang tidak terpenuhi dapat mendatangkan kesulitan, ketidaksenangan, dan ketidakbahagiaan pada diri orang yang bersangkutan. Bagi siswa siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuha-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan dan konseling yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar.
 Sisi lain yang memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah sampai dengan siswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain mencakup:
a. siswa dengan kecerdasan dan kemampuan diri
b. siswa yang mengalami kesulitan belajar
c. siswa dengan perilaku bermasalah

2.2 Syarat Pokok Layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI
            Berbeda dengan di sekolah menengah atau di perguruan tinggi, di mana pada kedua jenjang pendidikan itu disediakan petugas khusus untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling bagi siswa-siswa atau mahasiswa. Di sekolah dasar tugas-tugas dan fungsi bimbingan dan konseling dilaksanakan langsung oleh masing-masing guru kelas. Dengan demikian, para guru kelas memegang peranan ganda, sebagai pengajar dan juga sebagai pembimbing bagi murid-muridnya. Sebagai pengajar, guru menyampaikan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai (norma-norma) kepada murid-muridnya sebagaimana diatur di dalam kurikulum sekolah. Di samping itu, apabila dia menemui adanya murid-murid yang mengalami masalah, maka dia bertindak sebagai pembimbing/konselor dengan melaksanakan tugas dan fungsi bimbingan dan konseling bagi siswa-siswanya.
            Usaha-usaha bimbingan Sekolah Dasar khususnya yang lebih efektif, menurut A.J. Jones, karena :
      1.Para peserta didik usia SD fleksibel dan masalah-masalah yang mereka hadapi belum sempat berurat-berakar atau tertanam dalam.
      2.Para orangtua umumnya bekerjasama lebih aktif dengan sekolah.
      3.Panjang waktu yang tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan peserta didik, khususnya mereka lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri dan untuk memperoleh pendekatan-pendekatan yang tepat-guna ke arah pemecahan masalah-masalahnya.


Di samping faktor penunjang ini, demi lancarnya pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar diperlukan adanya syarat-syarat tertentu. Dalam hal ini ialah sifat yang positif dari guru dalam menangani tugas dan tanggungjawabnya sehari-hari. Sikap positif yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
      1.Adanya kesediaan guru untuk berperan ganda yaitu sebagai guru dan sebagai pembimbing.
      2.Adanya kesediaan guru untuk senantiasa menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif guna memungkinkan siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan minatnya secara optimal, dengan jalan menempatkan siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.
      3.Adanya kesediaan guru untuk selalu memahami siswa dengan jalan mencatat fakta-fakta yang berkaitan dengan minat, sikap, pola tingkah laku, cita-cita, nilai-nilai dan status sosial ekonomi orangtuanya.
      4.Adanya kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap peserta didik tertentu secara individual di samping perhatian terhadap kelompok peserta didik.
       5.Adanya pengaturan jarak psikologis antara guru kelas dengan peserta didik, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu dekat atau akrab.
      6.Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home-visit) dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan orangtua peserta didik bagi kepentingan bimbingan.
Rogers (Tyler,1969) mengemukakan bahwa sifat-sifat pribadi yang harus dimiliki oleh orang-orang yang bekerja sebagai pembimbing/konselor adalah penerimaan (acceptance), pemahaman (understanding), dan ketulusan (sincerity). Istilah “penerimaan” mengandung dua hal pokok, yaitu : pertama, keinginan untuk menghargai dan menerima murid sebagaimana adanya sesuai dengan sifat-sifat perbedaan individual yang dimilikinya; dan kedua, menyadari bahwa pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh individu adalah sangat kompleks.
Rogers (dalam Tyler, 1969) menggunakan istilah penghargaan positif tidak bersyarat untuk menyatakan maksud yang sama atau bersamaan dengan istilah “penerimaan”. Sifat pribadi kedua, yaitu pemahaman (understanding) menunjuk kepada proses pemahaman tentang perasaan-perasaan klien. Churkhuff (dalam Tyler, 1969) menggunakan istilah pemahaman yang empatik (emphatic understanding) untuk menyatakan pemahaman pembimbing atas kliennya.



Sedangkan ketulusan (sincerity) adalah menyatakan keikhlasan atau kesukarelaan pembimbing/konselor dalam membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Pembimbing (dalam hal ini guru) harus selalu terbuka dan bersedia memberikan bantuan kepada siswa-siswanya yang memerlukannya demi untuk kesejahteraan dan kebahagiaan siswa itu sendiri.














BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
            Masalah-masalah yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari sisiwa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkunganya. Siswa dapat dibantu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Dalam hal ini bimbingan dan konseling dapat peran yang amat penting. Bagi siswa siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuha-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan dan konseling yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
            sifat-sifat pribadi yang harus dimiliki oleh orang-orang yang bekerja sebagai pembimbing/konselor adalah penerimaan, pemahaman, dan ketulusan . Istilah “penerimaan” mengandung dua hal pokok, yaitu : pertama, keinginan untuk menghargai dan menerima murid sebagaimana adanya sesuai dengan sifat-sifat perbedaan individual yang dimilikinya; dan kedua, menyadari bahwa pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh individu adalah sangat kompleks. Sifat pribadi kedua, yaitu pemahaman menunjuk kepada proses pemahaman tentang perasaan-perasaan klien.Sedangkan ketulusan adalah menyatakan keikhlasan atau kesukarelaan pembimbing/konselor dalam membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Pembimbing (dalam hal ini guru) harus selalu terbuka dan bersedia memberikan bantuan kepada siswa-siswanya yang memerlukannya demi untuk kesejahteraan dan kebahagiaan siswa itu sendiri.

3.2 Saran
            Sebagai pembimbing dalam hal ini guru kita harus paham dengan karakter murid-murid kita agar bisa memberikan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid .lakukan bimbingan dan konseling tersebut dengan pendekatan lebih dalam agar murid juga dapat menyelesaikan masalah yang di hadapinya tanpa beban .

DAFTAR PUSTAKA
Prof . Dr. H. Prayitno .M.Sc.Ed, Drs. Amti Erman (2014) Terbitan PT Rineka Cipta, Jkt. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Prof. Dr. Semiawan Conny (2009) terbitan Indeks, Jkt. Penerapan Pembelajaran Pada Anak.
Prayitno (1990).Konselor Masa Depan Dalam Tantangan dan Harapan.
Website: