Wikipedia

Search results

Saturday, June 20, 2015

Penjabaran Makharijul Huruf Secara Rinci Penulisan Hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kalimat




                      Penjabaran Makharijul Huruf  Secara Rinci
Penulisan Hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kalimat
Dosen pengampu : jimmy Hariyanto, M.pd.I



Di susun oleh :
Kelompok 3 : Kelas D
1.     Intan Suhartasih      : 1411100202
2.     Lutfita Maulidya     : 1411100216
3.     Merry Marantika    : 1411100221

INSTITUT AGAMA ISLAM IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH dan KEGURUAN
JURUSAN PGMI
2014/2015


 
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tetap terlimpah kepada nabi besar kita Nabi Muhammad Saw kepada keluarga dan para sahabatnya sampai generasi berikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dapat diselesaikan atas izin Allah serta bantuan dan dukungan dosen serta teman-teman yang memberikan semangat dan motivasi kepada kelompok kami dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan kami .
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah  wawasan bagi para pembaca. Kami mengharapkan  kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran untuk kami semua. Sekian yang dapat kami  sampaikan dan kami mengucapkan terimakasih.


Bandar Lampung, 31 Maret 2015


                                                                                                PENYUSUN














DAFTAR ISI

DAFTARISI ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

BAB I        PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah ............................................................. 1
C.      Tujuan Penulisan ............................................................... 1

BAB II       PEMBAHASAN
A.    Penjabaran Makharijul Huruf Secara Rinci................... 2
B.     Penulisan Hamzah diawal, ditengah,
dan diakhir Kalimat........................................................... 5........
                         
BAB III     PENUTUP
3.1    Kesimpulan........................................................................ 10
3.2    Saran ................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Al-qur’an sebagai kitab yang berisi firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita menjaga kitab yang menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalam Allah maka dalam segi pembacaannya mempunyai tata cara membacanya dalam arti kata kita mengetahui ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam membaca al-qur’an serta bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan sebuah disiplin ilmu dalam membaca al-qur’an yaitu ilmu tajwid.
Ilmu tajwid tidak hanya didalamnya menerangkan hukum-jukum bacaan yang terdapat dlam al-qur’an. Dalam ilmu tajwid juga dibahas mengenai makharijul huruf agar dalam segi pembacaannya ada perbedaan dalam semua huruf hijaiyyah. Huruf hijaiyyah mempunyai sifat huruf dan sifat itulah yang membedakan masing-masing huruf hijaiyah.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana penjabaran makharijul huruf secara rinci ?
2.      Bagaimana penulisan hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kalimat ?

C.   Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui penjabaran makharijul huruf secara rinci
2.      Mengetahui penulisan hamzah diawal, ditengah, dan diakhir kali

BABII
PEMBAHASAN

A.Penjabaran Makharijul Huruf Secara Rinci



Makhorijul huruf adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan tempat keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dalam melafadzkan huruf hijaiyyah secara benar.[1]
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa makhraj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul Qur’an harus diketahui dan benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan al-Qur’an yang baik dan benar.
Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah (29) itu memang banyak yang berpendapat, namun dari sekian pendapat yang paling banyak diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ adalah pendapat Syekh Kholil bin Ahmad an-Nahwiy. Adapun menurut beliau Makhorijul Huruf Hijaiyahitu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yiatu : [2]
1.      Al jauf(rongga mulut), yakni celah panjang yang berada di belakang tenggorokan sampai ke mulut. Keluar darinya huruf-huruf mad yaitu ا و ي
2.      Al Halq(tenggorokan), yang terbagi menjadi 3 bagian:
ü  Tenggorokan bagian bawah, keluar darinya huruf ء dan ه
ü  Tenggorokan bagian tengah, keluar darinya huruf حdan ع
ü  Tenggorokan bagian atas, keluar darinya hurufغ dan خ
3.      Al Lisaan(lisan), dibagi menjadi 10 bagian :
ü  Pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ق
ü  Bawah pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya hurufك
ü  Tengah lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ش, ي dan ج
ü  Salah satu tepi lisan sampai pada ujungnya berpapasan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ل
ü  Tepi lisan bertemu dengan gigi geraham dan langit langit atas, keluar darinya huruf ض
ü  Ujung lisan di bawah makhroj لbertemu dengan bagian atas dari langit-langit atas, keluar darinya huruf ن
ü  Punggung lisan denga gusi atas, keluar darinya huruf ر
ü  Ujung lisan dengan antara ujung dua gigi atas dan bawah [ dengan tetap ada lubang (celah) diantara keduanya yaitu antara ujung lisan dan 2 gigi atas dan bawah], keluar darinya huruf ص, سdan ز
ü Ujung lisan bertemu dengan pangkal dua gigi atas, keluar darinya huruf ط ,دdan ت
ü  Ujung lisan bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya hurufث, ذdan ظِ
4.      Asy Syafataan(kedua bibir), yang terbagi menjadi 4 bagian :
ü  Perut bibir bawah bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ف
ü  Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan, keluar darinya huruf ب
ü Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit lebih ringan, keluar darinya huruf م
ü  Bertemunya antara bibir atas dan bawah namun ada sedikit rongga, keluar darinya huruf و
5.      Al Khoysyuum(pangkal hidung), keluar darinya sifat ghunnah (dengung), yaitu mim (م) dan nun (ن) yang bertasydiid. [3]


B. Penulisan Hamzah diawal, ditengah, dan diakhir Kalimat
a.      Definisi Hamzah dan Alif
Hamzah adalah huruf tertentu yang menerima harokat.Alif adalah huruf tertentu yang tidak menerima harokat. Contoh :
Huruf pertama didalam lafadz (أَمَرَ)adalah hamzah yang menerima harokat, danhuruf terakhir dari lafadz (اَلْفَتَى) adalah alif yang tidak menerima harokat.

b.      Cara penulisan hamzah yang ada diawal kalimat
Hamzah yang ada dipermulaan kalimat baik hamzah washol atau qatha’itu ditulis dengan alif.Contoh :  اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الَّذِى أَمَرَ النَّاسَ بِالصَّلَاةِ
Hamzah washol itu berada didalam 4 (empat) tempat, yaitu ;
1.      Isim yang sepuluh (اِسْمٌ, اِسْتٌ, اِبْنٌ, اِبْنَةٌ, اِبْنُمُ, اِمْرُؤٌ, اِمْرَأَةٌ)
2.       ال baik Al- Syamsiyah / Al- Qomariyah.
3.      Fi’il amar dari fi’il tsulatsi mujarrod. Contoh :  اُكْتُبْ, اِفْهَمْ
4.      Fi’il madhi, mashdar, dan fi’il amar dari fi’il humasi dan sudasi. Contoh اِنْطَلَقَ, اِنْطِلَا, اِنْطَلِقْ, اِسْتَخْرَجَ, اِسْتِخْرَاجًا, اِسْتَخْرِجْ
Didalam empat tempat ini hamzahnya tidak diletakkan diatas ataupun dibawah alif, tujuannya untuk membedakan antara hamzah washol dengan qatha.
Hamzah qatha itu berada diselain tempat yang telah disebutkan diatas. Ya’ni didalam isim mufrad, isim tatsniyah dan isim jama contoh : أَخٌ, أَخَوَانِ, أُخْوَةٌ. Dan didalam fi’il madhi dan mashdarnya fi’il tsulatsi, ruba’i. Contoh : أَسْراً,إِسْرَاراً, أَسَرَ, أسرَّ
Hamzah qatha ditulis diatasnya alif pengganti apabila harokat hamzah tersebut fathah dan dlammah. Contoh ; أَمر, أُمر, أَكرم, أُكرم dan ditulis dibawahnya alif pengganti apabila berharkat kasroh. Contoh : إِيْمَانٌ
Hamzah qatha tetap ditulis seperti diatas meskipun dimasuki huruf lain seperti ;
1.      ال  Contoh الأمر
2.        لام جار Contohلأخرج
3.      باء جار  Contoh بأمر الله
4.       همزة استفهام. Contohأأخرج
5.      Huruf tanfis (سين) contoh سأقرأ,[4]

c.       Cara penulisan hamzah ditengah kalimat
Hamzah yang berada ditengah kalimat itu mempunyai lima model tulisan, yaitu :
1.      Ditulis dengan alif didalam dua tempat, yaitu ;
a.  Apabila berharokat sukun atau berharokat fathah sekalipun hamzah tersebut bertasydid disetelah huruf yang berharokat fathah sekalipun huruf tersebut bertasydid. Contoh يَأمُرُ, تَذَأّب, تبوَّأها, قرأَا
b. Apabila berharokat fathah yang berada disetelah huruf shahih yang mati dan setelah hamzah tersebut tidak ada alif tatsniyah atau alif pengganti tanwin. Contoh جُزْأَيْن, مسْأَلَة, يُسْأَلُ, تَسْاَلُ, دَفْاَن, جُزْأَه
2.      Ditulis dengan wawu didalam tiga tempat, yaitu :
a.  Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya huruf mati yang selain wawu atau ya dan tidak ada wawu mad sesudahnya. Contoh أُرْؤُس, جُزْؤُه, سَمَاؤُه
b. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelah harokat fathah yang tidak menengah-nengahi diantara dua wawu dalam satu kalimat dan tidak ada wawu jama sesudahnya. Contoh يَمْلَؤُه, أَؤُلْقِى الذَّكَرُ عَلَيه
c.  Apabila berada disetelah huruf yang berharokat dhommah dan huruf tersebut bukan wawu bertasydid dengan syarat hamzahnya tidak berharokat kasroh.
Contoh جُؤْجُؤان, يُؤَاخَد, سُؤّال, وضُؤَت, يَوْضُؤَانِ, اؤْتُمِن
Qaidah : setiap hamzah yang berharokat dhommah yang diiringi oleh huruf mad seperti bentuknya hamzah yang dibaca dhommah maka bentuknya tersebut dibuang.
Maksudnya, hamzah tersebut ditulis mufrod kecuali huruf sebelumnya dan sesudahnya bisa disambung. Contoh فَئُوس menurut pendapat kedua ditulis dengan dua wawu, contoh فَؤُوس pendapat ketiga ditulis diatas wawu yang kedua setelah membuang wawu yang pertama, contoh فؤس, رؤس
3.      Ditulis dengan ya’ didalam empat tempat, yaitu :
a.  Apabila hamzah tersebut berharokat kasroh yang berada disetelah huruf yang berharokat, contoh سَئِم, بَئِيس, مَلَئِه, تتوضَّئِين begitu juga dengan kalimat yang dimulai dengan hamzah istifham dan huruf kedua adalah hamzah qatha yang berharokat kasroh. Contoh أَئِفْكا, أَئِن, أَئِدا, أَئِنَّا
b. Apabila hamzahnya berharokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat sukun. Contoh صائم, قائم, وضوئه, أسئلة
c.  Apabila hamzahnya berharokat sukun dan huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh برئت, برِّئت. Begitupula dengan fi’il madhi, amar dan mashdar binak mahmuz fa’ dari bab ifti’al. Contoh إئتمن, إئتمانا, إئتمن dan apabila didahului oleh fa’ dan wawu yang masuk dalam satu kalimat dan selamat dari keserupaan maka hamzah yang pertama dibuang dan hamzah yang kedua ditulis dengan alif karena hamzahnya berharokat sukun dan berada disetelah huruf yang berharokat fatha. Contoh فأتزر, فأتزار, وأتمن, وأتمنه. Dan apabila didahului oleh lafadz tsumma atau ada keserupaan, maka hamzahnya tersebut tetap ditulis dengan ya’. Contoh ثم أتزر, فائتم
d. Apabila hamzahnya berharokat selain harokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh رئة, سيئة, ناشؤنٍ .
4.      Ditulis mufrod dalam empat tempat, yaitu ;
a.       Apabila berharokat fathah yang berada disetelahnya alif.
Contoh تساءل, تضاءل, عباءة, رداءين, راءى, شاءا, رداءان          
b. Apabila berharokat fatha atau dhommah yang berada disetelah wawu sukun. Contoh وضوءه, تبوءه, السوءى, ضوءان namun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka hamzahnya ditulis dengan diatas wadah. Contoh دفئا, دفئا, شيئا, شيئان
c.  Apabila berharokat fatha yang berada disetelah huruf shohih yang mati dan disebelum alif tanwin dan alif tatsniyah. Contoh جزءا, جزءان
d. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya wawu didalam wazan مفعول, فعول atau hamzah tersebut ditulis dengan alif atau hamzah mufrod sebelum berada ditengah. Contoh مرءوس, موءودة, دءوب, وءول, قرءوا,جاءوا. namun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka hamzahnya ditulis diatas wadah. Contoh مسئول, مشئوم, سئول, قئول
Ditulis diatas wadah apabila hamzahnya didahului oleh ya’ sukun. Contoh هيئة, جيئل, ييئس, شسئُك, شيئِه begitupula apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka hamzahnya ditulis dengan memberi wadah seperti didalam tempat ke tiga dan keempat dari model keempat.

d.      Cara penulisan hamzah diakhir kalimat
Hamzah yang berada diakhir kalimat itu mempunyai dua model tulisan, yaitu :[5]
1.      Ditulis hamzah mufrad apabila huruf sebelum hamzah berharkat sukun atau berupa wawu bertasydid yang dibaca dhommah.Contoh جُزْءٌ, بُرْءٌ, مَلْءٌ, دَرْءٌ, مِلْءٌ, رِدْءٌ, مُنْءٌ, نَاءٍ,جَاءَ,شَاءَ,رِدَاءٍ,كِسَاءٍ,غِطَاءٍ,بُراَءٍ,وُضُوءٍ, وَتَبَوُّءِ
2.      Ditulis dengan huruf yang sesuai dengan harkatnya huruf sebelumnya, apabila huruf sebelumnya berharkat dan bukan wawu bertasydid yang dibaca dhommah.contohامْرُؤٌ,لُؤْلُؤٌ,تَهَيُّؤٌ,اِمْرِئٍ,مُتَهَيِّئٍ,يُبْرَأُ,مُهَيَّأٌ


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Menurut pembahasan dapat disimpulkan bahwa Makhorijul huruf adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan tempat keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dalam melafadzkan huruf hijaiyyah secara benar.
Dapat dipahami bahwa makhraj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul Qur’an harus diketahui dan benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan al-Qur’an yang baik dan benar.
B.     SARAN
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, sehingga nantinya makalah ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang lebih luas.











DAFTAR PUSTAKA

Ali ustman al-qirtosi 2011, Darrotu-tilawah, dasar-dasar ilmu tajwid waqof-ibtida’, Pamekasan biro taman pendidikan alquran pp. Miftahul Ulum Bettet
Drs. H. Bambang Imam Supeno SH. MSc 2004, pelajaran tajwid, Surabaya. Insan Amanah





[1]Drs.H. Bambang Imam Supeno SH. MSc., Pelajaran Tajwid, (Surabaya,Insan Amanah,
2004), h. 10
[2]Ibid. h.11
[3]Ibid.
[4]Ibid. 15
[5]Ibid. 16

1 comment:

  1. AssalamuAlaikum Wr.Wb. kak, Izin untuk Copy artikelnya ya?? buat referensi tugas
    Terima Kasih

    ReplyDelete