Wikipedia

Search results

Saturday, June 20, 2015

PRATIK PENENTUAN WAQAF DAN PENULISAN ISIM MAUSUL



MAKALAH QIRO’ATUL QUR’AN
“PRATIK PENENTUAN WAQAF DAN PENULISAN ISIM MAUSUL”
Dosen Pengampu : Jimi Hariyanto,M.Pd.I
Disusun oleh :
Kelompok 12
Gustin Rif’aturrofiqoh            1411100198
Neva Sundariawati                           1411100231
Novita Wulandari                    1411100234
Kelas : D/ Semester 2


IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PGMI
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Praktik Penentuan Waqaf dan Penulisan Isim Mausul”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.


           


Bandar lampung,25 Mei 2014


penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.    Pengertian Waqof...................................................................................... 2
B.     Macam-Macam Waqof.............................................................................. 3
C.     Tanda-Tanda Waqof dan Praktik Penentuannya dalam Al-Qur’an.......... 5
D.    Penulisan Isim Mausul............................................................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................. 9
A.    Kesimpulan ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Alqur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya. Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Alqur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqof. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alqur’an, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti tanda-tanda waqof yang ada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi yang melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan sengaja pada kalimat-kalimat tertentu yang dapat merusak arti dan makna yang dimaksud, maka hukumnya haram.
B.     Rumusan Masalah
E.     Apa Pengertian Waqof ?
F.      Apa Saja Macam-Macam dari Waqof ?
G.    Bagaimana Bentuk Tanda-Tanda Waqof dan Praktik Penentuannya dalam Al-Qur’an ?
H.    Bagaimana Bentuk Penulisan Isim Mausul ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Makalah ini di susun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah Qiro’atul Qur’an dan Imlaq
2.      Dapat mengetahui tentang pengertian waqof,macam-macam waqaf,tanda-tanda waqof,dan penentuannya didalam Al-qur’an Serta mengetahui bagaimna bentuk penulisan isim mausul.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Waqof
Waqaf(وقف) Dari sudut bahasa berarti Berhenti / menahan.Dari sudut istilah tajwid waqof berarti Menghentikan seketika bacaan dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernafas dengan niat menyambung kembali bacaan. Sedangkan berhenti dengan tanpa nafas atau tertegun disebut saktah.
Berhenti ketika melakukan tilawah Al-Qur'an memerlukan pengetahuan yang khusus, agar tilawah terdengar bagus. 
Ali bin Abu Thalib ra. menafsirkan kata-kata At-Tartil dalam surat Al Muzzammil ayat 4 yaitu :


      Tanda-tanda waqaf yang ada dalam Al-Quran, kedudukannya tidak dihukumi wajib atau haram syar'i bagi yang melanggarnya, kecuali yang dilakukan dengan sengaja untuk mengaburkan makna, Sebagaimana perkataan Imam Jazari:
"Didalam Al-Qur'an tidak ada waqaf yang berhukum wajib syar'i, kecuali karena suatu sebab."Misal waqaf yang dapat merubah arti : (QS. Ali Imran: 181)


"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya".
Berhenti pada kataفَقِيرٌberarti sebuah pernyataan yang salah. Maka haram hukumnya bila dilakukan dengan sengaja. Seharusnya berhenti pada kata yang berarti "....dan kami kaya" yaitu : أَغْنِيَاءُوَنَحْنُ
B.     Macam-macam Waqaf
Secara garis besar waqof terbagi menjadi empat yaitu :
1.      Waqof Idlthirori ( اضْطِرَارى )artinya terpaksa, yaitu dilakukan seorang qori’ dikarenakan kehabisan nafas, batuk lupa dan sebagainya.
2.       Waqof Inthidhori ( انتِظارى ) artinya berhenti menunggu; yaitu Qori berhenti pada sebuah kata yang perlu untuk menghubungkan dengan kalimat wajah yang lain (menurut- versi bacaan-bacaan imam sab’ah) karena adanya perbedaan riwayat.
3.      Ikhtibari ( اختِبَارِى ) artinya berhenti untuk diuji, yaitu ketika qori’ diuji untuk menerangkan al Maqthu’ (kata terpotong), ketika ditanya seorang juri. Atau boleh bagi seorang pengajar Al Qur an memutus-mutus ayat pada anak didiknya (untuk memudahkan).
4.      Ikhtiyari ( اختِيَارِى ) artinya berhenti yang dipilih, adalah waqof yang ada unsur kesengajaan, bukan karena sebab-sebab yang tersebut diatas. Waqof Ikhtiyari ini dibagi menjadi empat bagian yaitu:
a.    Waqaf Lazim/ Waqaf Tam
Menghentikan bacaan pada rangkai kata yang sempurna maknanya serta lafaz (dari segi i’rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata-kata berikutnya. Waqaf ini bertanda:( م )
Contohnya: Qs.Al-Baqarah : 8

b.      Waqaf Ja’iz (Berhenti Harus),
Bacaan diharuskan berhenti atau sambung. Kedudukan hukum bahagian ini kadangkala sama (berhenti atau sambung), kadangkala sambung lebih baik dari berhenti dan kadangkala berhenti lebih baik dari sambung (yaitu menghentikan bacaan pada rangkai kata yang tidak merosakkan maknanya).
c.       Waqaf Kafi
Bacaan harus diberhentikan atau disambung malah berhenti lebih baik dari sambung. Ia dinamakan demikian kerana lafaznya sempurna dan tidak bergantung dengan lafaz selepasnya.
Tandanya( قلي ).
Contohnya: Diakhir ayat Qs.Al-fatihah : 4
d.      Waqaf Tasawi
Kedudukan hukum bacaan tersebut ketika berhenti dan sambung adalah sama.
Tandanya( ج )
Contohnya:Al-Baqarah:99
e.       Waqaf Hasan
Bacaan yang diharuskan berhenti atau sambung malah sambung adalah lebih baik dari berhenti. Ia dinamakan demikian kerana memberhentikan bacaan padanya adalah lebih baik.
Tandanya( صلي ).
Hukum berhenti pada waqof hasan adalah boleh dan baik tanpa mengulangi dengan kalimat sesudahnya contoh : الحمدُ لله ِ berhenti dan meneruskan pada العَا لَمِيْنَ ربِّ tidak apa-apa tapi jika nafas masih panjang lebih baik untuk meneruskannya.
f.       Saktah Lathifah (Berhenti Sejenak)
Saktah Lathifah (Berhenti Sejenak) yaitu memutuskan suara (selama dua harkat) di akhir kata tanpa bernafas.
Contohnya: Qs.Yasin : 52


g.      Waqof Muraqabah
Waqof muraqabah (terkontrol) yang disebut juga ta’anuqul-waqfi (waqof bersilang), yaitu terdapatnya dua tempat waqof di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja.

C.    Tanda-Tanda Waqaf

1. Tanda mim( مـ )
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Contoh ; Qs.Al-Gasyiyah :12

2. Tanda Laa
( ﻻ ) bermaksud "Jangan berhenti!".
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contohnya : Qs.Al-Alaq : 15

3. Tanda sad-lam-ya'
( ﺻﻠﮯ )
Tanda sad-lam-ya' merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.
Contohnya:Qs.Ali Imran : 24


4. Tanda jim ( ﺝ )
Tanda jim adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
Contoh: Qs.At-Takwir : 22

5
. Tanda Waqaf Aula (قل )
Tanda waqaf  Aula  yaitu anda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti walaupun nafas masih kuat.
Contoh : Qs.’Abasa : 6

6. tanda bertitik tiga (.'.    .'.~Mu'anaqah)
Tanda bertitik tiga yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Contohnya :Qs. Al-Baqorah: 2
لِلْمُتَّقِينَ هُدًىۛفِيهِۛرَيْبَلَالْكِتَابُاذَٰلِكَ
Sebagian tanda waqaf memakai istilah yang lain, seperti:
1.       Tanda tho ( ﻁ )adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
2.       Tanda Waqaf Mustahab(قف),berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
3.       Tanda Waqaf Mujawwaz (ز  )tanda boleh berhenti, namun meneruskan bacaan adalah lebih utama.
4.       Tanda sad ( ﺹ )disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.
5.       Tanda qaf ( ﻕ )merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.
6.       Tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.

D.    Penulisan Isim Mausul

Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. 
Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang".
isim maushul ini tidak dapat berdiri sendiri. Ada beberapa isim yang dapat menjadi isim mausul, yaitu: من , ما , serta الذي

1.      Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ  (yang)

Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat جَاءَ الطَّالِبُ  :     = datang mahasiswa itu
Kalimat IIيَدرُسُ الشَّرِيعَة لطَّالِبُ ا  : = mahasiswa itu belajar Syari’ah
Kalimat III يعَة الشَّرِسُ يَدرُ الطَّالِبُ الَّذِي    جَاءَ = datang mahasiswa yang belajar Syari’ah
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ 


2.      Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka:
الَّذِيْmenjadi:الَّتِيْ
جَاءَتِ الطَّالِبَةُ الَّتِي تَدْرُسُ الشَّرِيعَة  datang mahasiswi yang belajar Syari’ah
3.      Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
الَّذِيْ  menjadi:  الَّذَانِ  sedangkan  الَّتِيْ  menjadi:  الَّتَانِ
يَدْرُسَانِ الشَّرِيعَة  جَاءَ الطَّالِبَانِ الَّذانِ = datang dua mahasiswa yang belajar Syari’ah
الطَّالِبَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ الشَّرِيعَة جَاءَتِ == datang dua mahasiswi yang belajar Syari’ah
4.      Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
الَّذِيْ  menjadi:   الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ  menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
ينَ يَدْرُسُونَ الشَّرِيعَةجَاءَ الطُّلَّابُ الَّذِ= datang mahasiswa-mahasiswa yang belajar Syari’ah
جَاءَتِ الطَّالِبَاتُ اللَّاتِي يَدْرُسْنَ الشَّرِيعَة= datang mahasiswi-mahasiswi yang belajar Syari’ah.
Disamping الَّذِيْ, termasuk juga dalam Isim Maushul antara lain:
مَنْ (=siapayang), مَا (=apa yang),أَيّ (=mana yang).
 Contoh:
جَاءَ مَنْ أَعْرِفُهُ = (datang siapa yang aku mengenalnya)
وَجَدْنَا مَا بَحَثْنَا =(kita telah temukan apa yang kita cari)
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:Waqof Idlthirori ( اضْطِرَارى ),Waqof Inthidhori ( انتِظارى ),Ikhtibari ( اختِبَارِى ),Ikhtiyari ( اختِيَارِى ).
Tanda – Tanda Waqaf yaitu :
·         Waqaf Lazim ( م )= Mesti Berhenti.
·         ‘Adamul Waqaf( ه )=Tidak Boleh Berhenti.
·         Waqaf Muthlak ( ط )=Waqaf Sempurna.
·         Waqaf Jaiz ( ج )=Boleh Berhenti, Boleh Lanjut.
·         Waqaf Mujawwaz( ز )=Di Bolehkan Waqaf.
·         Waqaf Murakhash( ص )=Waqaf Yang Di Ringankan Hukumnya (Bagi Org Yg Pendek Nafasnya)
·         Waqaf Aula ( قف )= Lebih Baik Berhenti.
·         Qila Waqaf Aula ( قلى )= Baik Berhenti
·         Qila Alaihi Waqaf(ق)=Menurut Pendirian Boleh Waqaf. 10.Tanda Washal Aula(صلى)=Lebih Baik Diteruskan.
·         Kazdalika Muthabiqaun ‘Alama Qablahu (ك)= Serupa Dengan Hukum Sebelumnya
·         Waqaf Mu’anaqah=Yaitu Tanda Titik Tiga Pada Dua Tempat.:
·         Qila Alaihi Waqaf( ق )=Menurut Pendirian Boleh Waqaf.
·         Tanda Washal Aula( صلى )=Lebih Baik Diteruskan.
·         Kazdalika Muthabiqaun ‘Alama Qablahu ( ك )= Serupa Dengan Hukum Sebelumnya
·         Waqaf Mu’anaqah=Yaitu Tanda Titik Tiga Pada Dua Tempat.

Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. 
Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang".


DAFTAR PUSTAKA



Ahmadi,Hardiansyah.2014,Quantum Nahwu (Metode Ibnu Halim/Pengembangan Dari Metode Tamyiz), Bandar Lampung, Indonesia : Anugrah Utama Raharja (AURA).

Fahrudin,Ahmad.2010,Quantum Reading Book, Depok : Duta Grafika Nusantara.
Anwar,Muhammad,  Cet-ke27 2012,Ilmu Nahwu ( Terjemahan Matan Al-jurumiyyah dan Imrithy ),Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Bunyamin,Solihin,2001,Metode Granada Sistem 4 Langkah,Bukit Cirendeu,Ciputat: Granada Investa Islami.

http://mujahidahwaljihad.blogspot.com/2013/05/waqaf-waqaf-dan-pembagiannya-waqaf.html diambil pada tanggal 24 Mei 2015 di Bandar Lampung Pkl.08.30 WIB

diambil pada tanggal 24 Mei 2015 di Bandar Lampung Pkl.08.35 WIB




No comments:

Post a Comment