A.
Drama
Sekolah
Seperti yang kita telah ketahui bahwa drama merupakan
salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan
konfilik melalui dialog yang disampaikan di atas panggung. Pada pembahasan kali ini akan dibahas
mengenai drama sekolah, dapat ditafsirkan bahwa drama sekolah merupakan bentuk
karya sastra potret kehidupan dengan melalui dialog yang ditampilkan diatas
panggung yang dipelajari di lingkungan sekolah. Penafsiran Drama sekolah
terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
teori drama dan apresiasi pementasan drama.[1]
Oleh karena itu, guru hendaknya mampu memperkenalkan drama kepada peserta didik
dengan memberikan bimbingan tentang apresiasi drama sehingga membuat peserta
didik menggemari, menyenangi, dan menjadikan drama sebagai salah satu bagian
kehidupannya. Pembelajaran drama dikatakan ideal, apabila disajikan secara
menarik yang mampu memberikan nilai estetis sehingga memberikan pengetahuan
yang optimal dan menyeimbangkan antara teori dan penerapannya.
Materi pembelajaran drama harus disesuaikan dengan
jenjang pendidikan di sekolah. Tiga kompetensi drama disekolah mencakup
afektif, kognitif, dan psikomor harus dapat dicapai dalam pembelajaran drama di
sekolah. Secara kognitif, mengenalkan dan memberikan kemampuan dasar analisis
sastra drama dipandang penting oleh karena itu struktur drama baik intrrinsik
maupun ekstrensiknya dalam konteks teks drama menjadi relevant untuk
dikembangkan dalam pembelajaran drama disekolah. Pemberian kemampuan dasar ini
sekaligus mendorong munculnya apresiasi sastra drama disekolah , apresiasi itu
tekait dengan proses kreatif
kepengarangan drama selain itu mencakup juga secara substansial muatan
yang terdapat didalam sastra drama.
Dari sisi ranah afektif maka kemampuan dasar analisis
sastra drama menunjang kemampuan apresiasi sastra drama diarahkan untuk
munculnya seperangkat kompetensi afektif siswa terkait dengan respon positifnya
terhadap penarang dan sastra dramanya maupun pembentukan karakter, sikap, motif
sebagai efek dari proses analisis dan apresiasi sastra disekolah. Oleh karena
itu cara afektif pembelajaran sastra drama mampu memberikan kontribusi terhadap
pembentukan siswa baik dari proses pembacaan maupun pementasan drama.
Hal yang tidak kalah penting adalah psikomotor ,
khususnya pembelajaran sastra drama yang terkait dengan permainan drama. Ketika
siswa dilatih bermain drama maka otomatis melibatkan ranah psikomotor. Olah
tubuh , olah gerak, merupakan suatu refleksi kompetensi dalam pencapaian
pembelajaran drama disekolah. Disisi lain dapat mendorong kemampuan siswa
didalam pengembangan interksi siswanya dalam konteks ini psikomotor pasti
terkait dengan afektif. Biasanya untuk hal ini digunakan pendkatan sosio drama
melatih siswa menumbuhkna keberanian, kemmapuan interaksi.
Contoh drama sekolah
Tema :
Religi
Judul :
Tobatya Preman Sekolah
Penokohan :
Abduh (kasar)
Laila (lemah
lembut)
Ibu. Syaroffah (penyabar)
Rukmam (sombong)
Vera
(sombong)
Rico (sombong)
Rudi (kasar)
Sinopsis
Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di
depan pintu kelas. Mereka adalah Abduh dan rudi. Hampir dari seluruh siswa
serta guru yang ada takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah sering membuat
onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya. Rukmam, Vera dan
Rico adalah sasaran utama anduh dan rudi, karena mereka bertiga adalah anak
anak orang kaya di di sekolahan mereka. Tidak hanya itu, selain diperas
uang,mereka bertiga juga sering sekali dikerjai oleh Abduh dan rudi. Perbuatan
Abduh dan rudi ini membuat murid murid di sekolah membenci dirinya. Abduh
sebgai ketua geng sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya dia
keluar dan masuk ruang BK. Abduh ini adalah seorang anak dari keluarga tidak
mempu. Ayahnya telah meninggal dunia ketika ia kecil dan sekarang ia hanya
tinggal dengan ibunya di sebuah rumah kontrakan kecil. Perbuatan Abduh yang
liar tak terkontrol ini membuat ibunya sering sakit sakitan. Abduh sering kali
memerahi ibunya karena hal sangat sepele dan membuat ibunya sakit hati tetapi
mesekipun begitu ibunya tetaplah sabar ia selalu berdoa agar anaknya berubah
menjadi anak yang baik dan sholeh. Suatu hari saat ia pulang sekolah bersama
rudi. Ia melihat banyak sekali orang orang yang berkumpul di rumahnya.
Sebelumnya ia beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan arisan rutin di
rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang arisan
tersebut untuk dibuat berfoya foya. Tetapi setelah ia masuk kedalam rumah.
Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak berdaya di depan
dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya.
Sejak kematian ibunya, Abduh bertekad akan menjadi anak yang baik dan dapat
diandalkan oleh orang lain. Rudi pun mengikuti jejak Abduh. Mereka tidak pernah
lagi berbuat onar di sekolah. Lalu mereka berdua meminta maaf kepada teman
temannya. Seluruh temannya begitu kaget dan tidak bisa memaafkan begitu saja,
ternyata mereka bukannya malah bersyukur karena premen yang ada di sekolah
mereka telah insyaf tetapi mereka malah ingin membalas dendam, terutama
Rukmam,Rico dan Vera yang setiap hari dikerjai olehnya. Setiap hari cacimaki
dan olok-olok dari teman-temannya bertubi-tubi kepada rudi dan Abduh. Tetapi
dibalik itu semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka berdua.
Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad
menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika
teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak. Mereka semua tidak
percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga akhirnya karena rajin
belajar rudi dan Abduh menjadi siswa terbaik se-kabupate sedangkan Rico, Rukmam
dan Vera hany meratapi nasib mereka karena tidak lulus. Akhirnya setelah Rico,
Rukmam dan Vera merasa bersalah mereka memutuskan untuk meminta maaf kepada
rudi dan Abduh. Dan akhirnya mereka pun saling memaafkan.
Dialog drama
Pagi pagi preman sekolah sudah membuat
masalah . Mereka adalah Abduh dan rudi. Didepan pintu kelas, setiap orang yang
mau masuk kelas harus membayar uang kepada Abduh dan rudi jika mereka tidak
ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, tiga anak pejabat
tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Rukmam, Vera dan Rico
Abduh dan rudi telah menunggu mereka dari tadi.
Abduh : “ Hey! Apa kabar para pejabat
cilik?(menghadang jalan mereka bertiga) buru buru y? kenapaburu buru sih santai
aja lah? (memeluk Rukmam) kita main main aja dulu dulu, bener ga Rud?”
Rudi : “ Bener ntuh, lagian bel masuk kan
masih lama.”
Rukmam : “Kenapa nih? Kenapa loe berdua
hadang jalan kita berdua?”
Rudi : “Pura pura ga tau atau loe emang ga
tau ya? Nih kan daerah kita berdua. Loe pada sebagai
pendatang harus bayar pajak dunk sama kita
kita. “
Rico : “Aturan nenek loe ya kali? Ini kan
sekolahan ga ada pajak pajak an tau? Emang nih sekolahan
punya nenek loe y? gue aja yang nyumbang
banyak begini ga pernah narik pajak kayak loe berdua? Eh,loe berdua bocah ingusan
dari kolong jembatan mau bertindak aneh aneh? Malas gue bayar?
Rudi : “ Apa loe barusan bilang? Bocah
ingusan. Oke, jadi loe mau bayar ga nih. Gue tanya sekali lagi?”
Rico : “ Bayar? Malas y mending uang gue
buat beli bakso 10 mangkok dari pada buat loe pada.”
Rudi : “Jadi gimana bos? (menoleh ke arah
Abduh)
Abduh : “ (berjalan ke arah Rico dan
memegang kerahnya) heh, gentong. Loe jangan sok berani main main sama kita
berdua y? ini tanah emang bukan tanah nenek gue tapi ini daerah kekuasaan gue.
Loe, sebagai pendatang mau ga mau harus bayar. Ya! Ga apa apa sih kalo le
bertiga ga mau bayar, lagian hari ini kita juga belum punya kelinci percobaan.”
Rudi : “ loe berdua mau bayar kagak?”
(kata rudi pada Vera dan Rukmam)
Vera : “Okey, gue mau bayar. Asal loe
berdua mau lepasin kita bertiga.”
Abduh : “Loe berdua boleh masuk setelah
bayar tapi untuk si gentong nggak. Kita mau main main dulu ama dia. loe
keberatan?”
Vera : (berbisik kepada Rukmam) “Gimana
mam, kalo kita ga biarin Rico bersama mereka bisa bisa
kita bernasib sama kayak mereka ntuh.”
Rukmam : “okey, loe bisa bawa Rico”
Abduh : “Okey”
Vera : (mengeluarkan selembar uang 10
ribuan dari dompetnya) “Nih, duitnya!” (menyerahkan uang itu pada rudi)
Rudi : “Hah (mengatakan dengan nada tak
percaya) “10 ribu ,ini ma duit cuma buat beli penthol lah
gimana dengan uang makannya? Loe kan anak
pejabat minim uang saku kan 100 ribu. Kurang?”
Rukmam : “Gue aja deh yang
bayar”(mengeluarkan uang 100ribu dari dompetnya).
Rudi : (mengambil uang 100ribu tersebut
dengan cepat dari tangan Rukmam) “Ini baru duit. Nah
sekarang kalian boleh masuk”.
Rukmam : (berjalan masuk kalas sambil
menengok Rico) “ sorry, co!! gue kali ini ga bisa bantu.”
Vera : “Sorry, gue kali ini juga ga bisa
bantu.”
Abduh : “Rud, enaknya kita apain nih anak
yang satu ini?”
Rudi : (berpikir sejenak) “Di ceburin di
kolam ikan sekolahan aja, habis ntu di coreng coreng pake
arang and disuruh nari ballet di depan
anak anak. Pasti nanti ntu heboh banget. Hahahahahahaah”
(ketawa terbahak bahak)
Abduh : “wkwkwkwk, oke laksanakan bro.
tumben otaklo encer”
Rico : “Waduh, jangan deh rud. Nanti kalo
gue pulang trus sakit gimana? Gue bisa di marahin mami gue habis habisan?
Ampuni gue duh?”
Abduh : “Tak ada ampun lagi buatmu, dasar
gentong”
Akhirnya setelah mengerjai Rico habis
habisan. Abduh dan rudi bukannya masuk kelas tapi bolos
sekolah. Mereka pergi ke tempat diskotik
dan menggunakan uang yang mereka dapatkan tadi buat
minum minuman keras. Hingga mereka berdua
mabuk di tengah jalan. Kesedokan harinya mereka
baru pulang kerumah masing masing. Abduh
telah ditunggu dari tadi malam oleh ibunya.
Ibu Syaroffah : “Dari mana aja kamu nak,
kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?”
Abduh :” Sudahlah bu ga usah dipikirin.
Males aku ngebahasnya.”
Ibu Syaroffah :” Ya sudah sekarang masuk
yuk, kamu pasti laper kan? Sudah ibu siapin tuh sarapan
ntuh. Makanan kesukaan kamu.”
Abduh :” Ga ah, Abduh masih kenyang kok.
Sekarang Abduh minta duit aja? Cuma 500 ribu aja. Males
aku di rumah ngeladeni ibu yang ngomel terus
mending Abduh pergi sama temen temen. Udah cepet?”
(nada membujuk kasar)
Ibu Syaroffah : “500 ribu katamu? Uang
dari mana ibu dapat uang sebanyak itu. ibu kan hanya
seorang penjual jamu keliling.”
Abduh : “ Pokoknya Abduh ga mau tau,
sekarang Abduh mau uang itu. cepetan?”
Ibu Syaroffah : “ Ibu ga punya uang
sebanyak itu nak?”
Abduh : “Enggak, ibu pastii nyembunyiin
sesuatu dari Abduh. (berjalan menuju kamar ibunya)”
Abduh lalau membongkar seluruh isi kamar
ibunya. Setelah beberapa lama ternyata dia menemukan
sebuah cincin.
Ibu Syaroffah : “Jangan, jangan kau ambil
cincin itu nak, itu adalah cincin peninggalan ayahmu ketika ibu menikah dulu.”
(sambil merebut)
Abduh :” Argh…. Dasar orang tua bawel.
Sudah Abduh mau pergi dulu.” (mendorang ibunya hingga jatuh ke lantai)
Ibu Syaroffah : “ Jangan Abduh, jangan kau
jual cincin peninggalan almarhum bapakmu itu. Ibu mohon, ibu mohon nak”(
mengejar sambil menangis)
Abduh meinggalkan ibunya begitu saja.
Layaknya ia tidak mengenal ibuny lagi. kemudian ia pergi ke pasar untuk menjual
cincin itu. Lalu ia menelpon rudi.
Abduh : “Halo, rud. Loe lagi ngapain?”
Rudi : “ Gue lagi tidur tiduran aja, bosen
gue ga ada kerjaan.”
Abduh : “Bagus kalo begitu, loe sekarang
ikut gue ke diskotik kita minum minum sepuasnnya disana nanti. Nyante aja gue
yang mbayarin kok”
Rudi : “Hah… uang dari mana loe bisa
traktir gue?”
Abduh : “Udah, loe jangan banyak bacot.
Loe cepet kesini. Gue udah di depan rumah loe.”
Rudi : “Okey, bos”
Akhirnya mereka pun pergi bersama ke
diskotik hingga larut malam. Setelah puas seharian di diskotik akhirnya mereka
berdua pulang ke rumah masing masing. Mereka pulang dengan keadaan mabuk berat.
Abduh sempat mutah beberapa kali. Begitu pula dengan rudi. Ibu syaroffah yang
stres melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu. Pada waktu itu beliau
masih memakai mukena dan masih berdoa di kamarnya.
Abduh : “Ibu!!!… ibu!!! Abduh, anak ibu
pulang nih” ( masuk nyelonong dan bicara dalam keadaan
mabuk)
Ibu Syaroffah : “ Kamu ini kenapa tho le?
Kenapa kamu bisa mabuk mabuk an seperti ini”
Abduh :” Agh…. Pasti bawel, anak pulang
bukannya di sambut dengan ceria malah diomeli. Anak muda zaman sekarang ntu ga
ada yang di nasehati. Eh.. ibu hobinya comel mlulu… bosen bu.” ( bicar sambil marah)
Ibu syaroffah :” Astagfitullah…. Nyebut
nak nyebut. Sekarang kamu mandi dulu sana gih dan ganti pakaian ya? Habis ntu
jangan lupa shalat isya’, ibu sudah lama ga pernah lihat kamu sholat lag
ntuhi.”
Abduh : “ Aduh!! Ibu ini, bawel lagi…
bawel lagi. Tak bilangin ya bu, sekarang ntu dunia udah berubah, ga butuh
shalat. Shalat itu ga bisa datengain kita uang. Cuma buang buang waktu aja.
Kayak kita ini miskin trus. Udah ahg… dari pada dengerin ibu yang bawelnya
minta ampun Abduh mau tidur dulu aja.” ( berjalan menuju kamar dengan menclang
menclong)
Ibu Syaroffah : “ Astagfirullah Abduh….
Kenapa kamu bisa berubah kayak begini nak? Hati hati kalo jalan. Sini biar ibu
bantu kamu masuk ke kamar.”
Abduh : “ aghr….(mendorang hingga ibunya
terjatuh) ga usah sok meratiin. Abduh bisa jalan sendiri Abduh ga perlu ibu
miskin seperti ibu.”( membentak)
Kelakukan
Abduh semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya berani pulang dengan
mabuk tetapi sekarang dia sudah berani membawa cewek main keluar masuk rumah.
Ibunya pun sakitnya semakin parah. Hingga suatu hari, sepulang sekolah Abduh
pulang kerumah ingin meminta uang kembali pada ibunya. Rudi berada di
balakannya. Betapa kagetnya dia ketika melihat banyak orang tengah berkumpul di
rumahnya.
Rudi : “Apaan ntuh, kenapa di rumah loe
banyak sekali orang. Masak orang orang lagi demo gara gara ibu loe ga bisa
bayar cicilan utang?”
Abduh : “ Ngawur aja loe ( mendorong
kepala rudi) mungkin sedang ada arisan ibu ibu kali.. wah ini
kesempatan bagus ntuh, gue bisa minta uang
lebih dari ibu gue.kalo begitu ayo cepetan kita kesana” Setelah masuk rumah,
Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak berdaya di depan
dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya.
Abduh pun tak percaya dan berjalan mendekati ibunya. Ia pun berlutut di depan
mayat ibunya dan meminta maaf atas semua yang pernah ia perbuat. Ia menangis
sejadi jadinya.
Abduh :” Hiks….. hiks….. bu… maafkan aku
bu… kenapa ibu lebih dulu meninggalkan Abduh?… Abduh tak sanggup untuk hidup
sendirian. Bu…. Kenapa ibu harus mati… maafkanlah kesalahanku selama ini… bu…
selama ini Abduh telah menjadi anak yang durhaka. Abduh jaji kali ini Abduh
akan berubah menjadi anak yang baik dan sholehah seperti yang ibu inginkan.”
(menangis tersedu-sedu)
Rudi :” Sudahlah duh, biarkan yang tejadi
berlalu….”(belum selesai ngomong)
Abduh : “ argh….. biarkan aku sendiri.”
Sejak saat itu, Abduh dan rudi berubah
total, ia tidak pernah lagi membuat onar di sekolahnya. Ia menjadi anak yang
sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Mengapa Abduh dan
rudi bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman temannya yang memanfaatkan
hal ini untuk membalas dendam terutama Rico, Rukmam dan Vera.
Rico :”Cuih, preman sekolah ternyata bisa
tobat ya, apalagi preman kayak loe berdua. Angin dari manayang bisa membuat loe
berdua bisa tobat kayak begini”
Vera : “Paling-paling juga besok sudah
menjadi preman lagi yang paling ganas, tapi yakin aku ga akan takut lagi ama
loe berdua.”
Rukmam : “Shit, loe berdua mau berubah.
Jangna ngaco loe pada. Gue ga akan percaya selamanya
kalo loe berdua bisa berubah mendjai anak
yang baik.”
Laila : “Kalian ini, gimana sih? Mereka
ini mau berubah malah di olok olok ini kayak begini. Orang yang niatnya baik
itu hasunya di sukung sunk jangna malah di olok olok ini kayak gene.syukur
syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.”
Vera : (mendorong pundak Laila) “ Eh… Loe
ntu, jadi cewek jangan munafik deh, loe ntu sebenarnya juga punya dendam
pribadi kan ama mereka berdua? Ga usah di tutup tutupi kayak gene. Munafik
loe!”
Abduh : “Sudahlah Lil, tak usah kau
hiraukan mereka. Mereka memang pantas kok melakukannya, aku memang yang salah
kok. Untuk itu aku mau minta maaf kepada kalian bertiga atas semua yang telah aku
perbuat kepada kalian?”
Laila :” Tapi duh….”
Rudi : “Abduh benar, aku juga mau minta
maaf epada kalian semua. Da kalian mau kan maafin kiita berdua? Kita tak ingin
ada lagi permusuhan di antara kita.”
Rico : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi
deh loe aku aja yang duluminta maaf sambil berlutut aja malah loe kerjain abis
abisan. Sekarang loe berdua malah minta maaf ama gue tanpa rasa salah
apapun. Enak banget loe!”
Rukmam :” Bener, co! gue juga males banget
maafin mereka, balikin dulu uang gue… baru loe minta maaf di depan gue sambil
sujud, mungkin gue bisa maafin loe berdua”
Vera : “Bener mam, gue juga ga rela maafin
mereka sebelum kita bisa membalas semua yang telah
mereka lakukan kepada kita bertiga.”
Rico : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain
kita harus ngurus masalah mereka berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Vera : “Kita ke kantin aja yuk, gue laper
banget nih”
Rukman : “Ayo” (beranjak pergi)
Abduh :”Laila, kenapa loe malah mbelain
gue waktu mereka bertiga menghina gue. Bukannya kita berdua ini juga sering
nyekitin hati loe?”
Rudi : “ Iya, kenapa loe ga ngolok kita
berdua. Padahal loe kalo mau kita ga akan balas kok. Silahkan aja!”
Laila : “Sudahlah, tak usah kalian ungkit
lagi masalah yang lalu itu, biarlah yang lalu itu berlalu dengan sendirinya.
Lagi pula aku sudah tidak ada dendam lagi kok ama kalian berdua. Malah an aku
juga ikut
seneng kalian bisa berubah seperti ini.”
Rudi : “Loe emang cewek yang baaik Lil”
Laila : “Jangan begitu”( tersipu malu) Suatu
ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan
memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa
terbahak bahak.
Rico :” Hahahaha… jadi loe berdua bertekad
mau jadi yang tebaik se- kabupaten. Jangan bermimpi deh loe. Gue aja nih y?
anak terpandai satu sekolahan ga pernah ngimpi kayak begitu, karena itu suatu yang
tidak mungkin. Loe berdua kan bodohnya minta ampun jangan berharap deh.”
Rukmam : “Gue aja nih y? yang belajar tiap
hari ga yakin bisa jadi yang terbaik, ehh… elo yang masi cupu begitu mau jadi
yang terbaik. Sadar donk?”
Vera : “Kita aja anak pejabat yang setiap
hari les di beberapa LBB aja ga yakin masuk 5 besar sekabupaten. Elo yang
bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling paling lulus aja masih kemungkinan.”
Rudi :”Memang kita dari golongan anak yang
tidak mampu, tapi ingat kesempatan itu datang kepada siapapun. Kalo emang loe
bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa dunk. Kita kan sama-sama makan nasinya
masak ga bisa sih.”
Rukmam : “Okey, kalo begitu kita bertarung
siapa yang akan menjadi yang terbaik.”
Abduh : “Oke, gue trimu tantangan loe
bertiga”
Rico : “Paling paling melawan mereka
berdua kita tak perlu belajar pun bisa menang, benar ga ?”
Vera : “Bener, ga usah belajar paling
menang” Untuk memenangkan pertarungan ini rudi dan Abduh harus belajar dengan
giat. Tetapi masalahnya mereka tidak punya uang sama sekali. Akhirnya mereka
memutuskan untuk pergi ngamen pada siang hari dan belajar extra pada malam
harinya.
Abduh :”(menyanyi)
Rudi :” Panas banget duh, gue ga kuat lagi
nih”
Abduh :” Tahan rud, demi mendapatkan
kemenangan itu.”
Rudi : “ oke deh”
Ketika mereka sedang mengamen di sebuah
mobil mewah hitam, mereka bertemu dengan Vera, Rukmam dan Rico yang ternyata
pemilim dari mobil hitam ini.
Rico :” hah… ternyata memang benar tidak
perlu repot repot belajar melawan kalian berdua.”
Vera :” Iya benar, kita kita aja siang
siang begini mau pergi les, eh loe berdua malah ngamen di tengah jalan. Ga tau
malu loe?”
Rico :” Ini gue punya uang 100ribu buat loe,
gratis kok mumpung kita lagi baik hati? nih ( menyodorkan uang 100ribuan ke
arah rudi)
Rudi : (menjulurkan tangan untuk mengambil
uang tersebut)
Rico : Cuih (meludah tepat diatas tangan
rudi). Hahahahahahahaha makan ntu ludah gue”
Vera&Rukmam: “hahahahahahahah, mampus
loe, mau aja dikerjain)
Rudi yang dari tadi kelelahan lepas
kendali, dia lalu menuju ke arah Rico dan ketika akan memukulnya ternyata lampu
merah telah berganti hijau. Rico dan teman temannya berhasil mealrikan diri.
Abduh : “Sudahlah rud, jangan kau ambil
hati. Biarlah mereka merasakan yang pernah kita rasakan sebelumnya. Sekarang
gantian biarlah kita merasakan apa yang telah mereka rasakan dulu. Jadi sabar aja,
oke?”
Rudi :” baiklah”
Setelah mati-matian mereka berdua mencari
uang untuk membeli buku, akhirnya kesampaian juga. Mereka belajar dengan tekun
tiap hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik sekabupaten
sedangkan Vera, Rukmam dan Rico tidak
lulus ujian nasional lantaran terlalu meremehkannya.
Laila : “Selamat y duh? (menyalami Abduh)
selamat juga ya rud?(menyalami rudi). Selamat kalian
telah terpilih menjadi siswa terbaik
se-kabupaten.”
Abduh :” Sama-sama y Lil! Aku juga mau
ngucapin trima kasih buat elo yang mau nemenin kita belajar
selama ini”
Rudi :” Iya Lil kalo misalnya y? kita
tidak punya temen seperti kamu mungkin kita ga bisa jadi yang
terbaik seperti ini?”
Laila :” Alah, jangan terlalu berlebiah
namanya juag temen kita harus saling tolong menolong.”
Abduh :” eh.. Lil ngomong ngomong loe tau
g dimana Rico, Vera ma Rukmam.”
Laila : “ em…. kayaknya sih tadi ada di
kelas, mereka kayaknya sedih banget deh setelah tau mereka
tidak lulus”
Rudi :” Syukurin… biar mereka tau rasa”
Abduh : “Gimana kalo kita ke mereka aja,
kita hibur mereka. Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Abduh : “hai mam.”
Rukmam : “Wat apa loe bertiga datang ke
sini? Loe mau pamer y karena uadah jadi pemenang petarungan kita atoo loe mau
ngolok-nglok in kita karena kita tidak lulus ujian nasional?”
Abduh : “Ga kok, gue d ateng ke sini Cuma mau
ngajakinloe semua makan di kantin. Habis dari tadimuka kalian murung terus sih”
Rico : “Emm… duh hati loe baik banget y?
sory y buat kesalahan gue ke elo ma rudi. Gue khilaf duh… loe mau maafin gue
kan?”
Vera : “ Gue juga mau minta maaf ya duh?
ma loe rud? Loe berdua mau maafin gue kan?”
Rukmam : “sorry ya duh! Gue udah nuduh loe
dengan yang tidak tidak. Gue juga mau minta maaf atas semua salah gue ke elo?
Abduh : “Kita berdua mau kok maafin loe
bertiga, kita juga mau minta maaf y buat yang dulu dulu?”
Rico :”Iya kita udah maafin kok”
Rudi :” Kalo begitu untuk ngerayain hari
ini, kita pergi ke kantin biar gue yang traktir?”
Abduh : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama
menuju kantin)
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun.
Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka.
No comments:
Post a Comment