PENDAHULUAN
Sekolah adalah tempat belajar bagi
siswa, dan tugas guru dalah sebagian besar terjadi didalam kelas, guru bertugas
utuk mengoptimalkan dan mengatur proses pembelajaran siswa dikelas, guru mampu
mengatur siswa dan saran pengajaran serta mengendalikan kelas kedalam situasi belajar yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Dalam kelas segala proses terjadi,
baik dalam latar belakang siswa, potensi siswa, karakter pendidik dan peserta
didik yang berbeda beda itu semua terjadi didalam kelas, semua itu tergantung
cara pendidik dalam mengelola kelasnya sehingga dapat menjadi kelas yang
efktif. Kurikulum dengan segala pendekatannya, media dengan segala
perangkatnya, materi dengan segala sumber pelajaran dengan segala pokok
bahasannya bertemu dan berinteraksi didalam kelas.
Kegiatan guru di dalam kelas
meliputi dua hal pokok yaitu mengajar dan pengelolaan kelas. Kegiatan mengajar
dimaksudkan secara langsung meningatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah
kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah
contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelolaan kelas bermaksud. Kegiatan
mengelola kelas bermaksud menciptkan dan mempertahankan susasana kelas.
Kegiatan mengelola kelas adalah tugas dan tanggung jawab pedidik dengan
mengembangkan potensi yang ada didalam kelas. Hal ini guru dituntut secara
propesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kleas yang kondusif
guna menciptakan kelas yang optimal.
Dalam manajemen kelas pada hal ini membahas tentang:
1.
Pengertian
manajemen kelas SD/MI
2.
Tujuan
manajemen kelas SD/MI
3.
Prinsip-prinsip
managemen kelas SD/MI
4.
Pendekatan-pendekatan
mamjemen kelas SD/MI
5.
Setrategi
manajemen kelas SD/MI
6.
Peran
guru dalam manajemen kelas SD/MI
Dengan mempelajari modul ini pembaca
akan lebih memahami devinisi dari manajemen kelas dan manfaat dari memahami
manajemen kelas itu sendiri, selain dari itu penbaca juga akan menambah wawasan
tentang cara memanajemen kelas agar kita
sebagai calon pendidik dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif kelak
ketika terjun ke lapangan. Selain itu pembaca akan lebih paham dengan
bagian-bagian dalam manajemen kelas seperti:
1.
Dapat
mengatahui Pengetian manajemen kelas SD/MI
2.
Dapat
mengetahui tujuan manajemen kelas SD/MI
3.
Dapat
mengetahui prinsip-prinsip manajemen kelas SD/MI
4.
Dapat
mengetahui penekatan-pendekatan manajemen kelas SD/MI
5.
Dapat
mengetahui setretegi manejemen kelas MI/SD
6.
Dapat
mengetahui apa saja permasalah yang ada di dalam kelas
7.
Dapat
mengetahui peran guru dalam memanajemen kelas
A.
PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS SD/MI
Manajemen berasal dari bahasa
Inggris to manage yang berarti
mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara
efektif, yang di dukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua system, yaitu system organisasi
dan system administrasi.[1]
Manajemen menurut istilah adalah
proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara
efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Manajemen pendidikan sebagaimana
dinyatakan Ramayulis adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang miliki
baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerja
sama dengan orang lain secara efektif, efesien, dan produktif untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.
System organisasi adalah integritas
berbagai komponen yang saling memengaruhi yang berperan menurut tugas dan
fungsi masing-masing sekaligus terkait dengan komponen-komponen administrative.
Seluruh aktivitas manusia dalam suatu system organisasi dikendalikan oleh
prinsip-prinsip yang berlaku dalam manajemen. Adapun system administrasi
berperan mencatat dan merekam semua proses manajerial secara bertahap,
periodik, dan akuntable.
Banyak ahli memberikan pengertian
tentang manajemen. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1.
Menurut
Mary Parker Follet, manajemen adalah seni karena untuk melakukan pekerjaan
melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
2.
Menurut
Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain.
3.
G.
R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Definisi
tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F. Sikula sebagaimana
dikemukakan oleh S. P. Hasibuan.
4.
James
A.F. Stoner yang mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai seni pencapaian
tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5.
Lawrence
A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan bahwa sebagai seni dan ilmu, dalam manajemen
terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan
aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai
kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, dan mengorganisasikan
semua komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan.[2]
6.
Dalam
Encylopedia of the Social Sience dikatakan
bahwa manajemen adalah proses pelaksanaan program untuk mencapai tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
7.
Manajemen
adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi
usaha individu untuk mencapai tujuan yang bersama.
8.
Manajemen
adalah kolektivitas manusia yang melakukan aktivitas manajemen. Artinya,
segenap manusia yang melakukan aktivitas manajemen dalam lembaga tertentu
disebut manajemen.
9.
Manajemen
adalah proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
pada kelompok manusia ke arah tujuan organisional atau maksud-maksud yang nyata.
10.
Manajemen
adalah ilmu pengetahuan dan seni. Seni adalah pengetahuan untuk mencapai hasil
yang diinginkan atau kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan,
pelajaran, serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
11.
Manajemen
adalah seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui tenaga orang lain. Para
manajer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk
melaksanakan pekerjaannya, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh
dirinya sendiri.
12.
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[3]
Semua pengertian tentang manajemen
tersebut mengandung persamaan mendasar bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas
yang saling berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang
ditargetkan. Hal-hal yang dimaksudkan adalah:
1.
Organisasi
sebagai wadah utama adanya manajemen;
2.
Manajer,
yang memimpin dan memikul tanggung jawab penuh dalam organisasi;
3.
Anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga;
4.
Tujuan
organisasi;
5.
Perencanaan
program yang akan dilaksanakan;
6.
Pengarahan
sumber daya organisasi;
7.
Teknik-teknik
pelaksanaan kegiatan organisasi;
8.
Pengawasan
aktivitas organisasi;
9.
Sarana
dan prasarana organisasi;
10.
Penempatan
personalitas yang professional;
11.
Evaluasi
kegiatan organisasi;
12.
Pertanggungjawaban
organisasi;
Dengan penjelasan tersebut, secara
umum, pengertian manajemen ialah kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain (getting things done through the effort of
other people). Dari pengertian tersebut, tersirat adanya lima unsure
manajemen, yaitu:
1.
Pimpinan;
2.
Orang-orang
(pelaksana) yang dipimpin;
3.
Tujuan
yang akan dicapai;
4.
Kerja
sama dalam mencapai tujuan tersebut;
5.
Sarana
atau peralatan manajemen (tools of
management) yang terdiri atas enam macam (dikenal dengan 6M), yaitu:
a.
Man
(manusia/orang);
b.
Money (uang);
c.
Materials (bahan-bahan);
d.
Machine
e.
Method
f.
Market (pasar).
Dari berbagai pengertian yang telah
dikemukakan di atas, dapat diklasifikasikan ruang lingkup manajemen, terutama
dilihat dari unsure-unsur yang pasti ada dalam manajemen. Sebagai ilmu,
manajemen memiliki teori dan kerangka piker yang sudah teruji, terutama
berhubungan dengan teori manajemen ilmiah, organisasi klasik, teori pelaku
organisasi.
Teori manajemen ilmiah memfokuskan
kajiannya pada pentingnya keberadaan manajer dan perannya dalam suatu
organisasi. Menurut teori ini, penciptaan iklim yang kondusif bergantung pada
sumber daya manusia yang menggerakkan organisasi.
Teori organisasi klasik atau teori
tradisional menggambarkan organisasi yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya
pun terspesialisasi. Dengan kata lain, setiap pekerja memikul tanggung jawab penuh
sesuai dengan spesialisasinya dan mengikuti system kerja yang professional.
Adapun teori pelaku organisasi memfokuskan pengaruh individu kelompok, dan
struktur terhadap perilaku dalam organisasi.
Manajemen juga mengkaji efesiensi
dan efektivitas pelaksanaan kinerja organisasi dengan mempertimbangkan tujuan
organisasi, kegiatan yang logis, jumlah sumber daya manusia atau staf yang
memadai, disiplin kerja, upah yang proporsional, bonus yang prestatif, standar
pekerjaan yang sistematis, pertanggungjawaban yang objektif, penerapan balas
jasa atau insentif yang motivasional, dan pengembangan perusahaan yang terukur.
B.
TUJUAN MANAJEMEN KELAS SD/MI
Secara umum tujuan manajemen kelas
adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika
tercapainya tujuan pembelajaran.[4]
Karakter kelas yang di hasilkan
karena adanya proses manajemen kelas yang baik akan memiliki sekuran-kurangnya
tiga ciri, yakni:
1.
Speed,
artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progres, sehingga membutuhkan waktu yang relatif
singkat
2.
Simple,
artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah di cerna dan
situasi kelas kondusif
3.
Self-Confidence,
artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap
dirinya mampu mengikuti [elajaran dan belajar berprestarsi.
C.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS SD/MI
Dalam manajemen terdapat
prinsip-prinsip yang merupakan pedoman umum atau pegangan utama pelaksanaan aktivitas
manajerial, yang menentukan kesuksesan pengelolaan organisasi. Roda organisasi
atau perusahan dipacu dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang berprinsip
pada prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.[5]
Prinsip-prinsip umum manajemen (General principle of management)
misalnya dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan, yaitu sebagai berikut.
1.
Division of work (asas
pembagian kerja).
2.
Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab).
3.
Discipline (asas
disiplin).
4.
Unity of command (asas
kesatuan perintah).
5.
Unity of direction (asas
kesatuan jurusan atau arah).
6.
Subordination of individual Interest into general Interest (asas kepentingan umum di atas kepentingan pribadi).
7.
Renumeration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar).
8.
Centralization (asas
pemusatan wewenang).
9.
Scalar of chain (asas
hierarki atau asas rantai berkala).
10.
Order (asas
keteraturan).
11.
Equity (asas
keadilan).
12.
Iniative (asas
inisiatif).
13.
Esprit de corps (asas
kesatuan).
14.
Stability of turn-over Personnel (asas kestabilan masa jabatan).
1.
Division
of work
Asas pembagian kerja merupakan
prinsip yang sangat penting dalam manajemen. Pentingnya penerapan prinsip
pembagian kerja adalah dengan alasan berikut:
a.
Setiap
orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda;
b.
Setiap
jenis lapangan kerja membutuhkan tenaga ahli yang berbeda-beda;
c.
Setiap
pekerja memiliki pengalaman kerja yang berbeda;
d.
Mentalitas
pekerja yang berbeda;
e.
Penggunaan
waktu yang berbeda;
f.
Latar
belakang kehidupan, social, ekonomi, kebudayaan yang berbeda;
g.
Otak
dan tingkat pendidikan yang berbeda.[6]
Agar pembagian kerja dapat
dilaksanakan dengan baik, tepat dan akurat, manajemen seharusnya melaksanakan
beberapa kegiatan sebelum menerima dan merekomendasikan jabatan tertentu pada
setiap pegawainya. Kegiatan yang dapat dilaksanakan di antaranya:
a.
Pengumuman
penerimaan pekerja;
b.
Penilaian
syarat-syarat administrasi, yaitu lulusan pendidikan formal, kursus-kursus,
spesifikasi keilmuan yang dibutuhkan, pengalaman, dan syarat-syarat lainnya
yang diperlukan bagi kelengkapan penilaian administrative, misalnya Indeks
Prestasi Komulatif pencari kerja di bidangnya masing-masing;
c.
Test
tertulis mata pelajaran tertentu, yaitu bidang umum dan bidang khusus;
d.
Wawancara
bagi yang lulus tes tertulis;
e.
Psikotes;
f.
Matrikulasi
pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu;
g.
Mengikutsertakan
pekerja dalam program pendidikan dan pelatihan khusus bagi ilmu terapan sesuai
jenis pekerjaannya;
h.
Penilaian
prestasi kerja;
i.
Tes
kenaikan jabatan
Sembilan kegiatan tersebut sangat
mendukung pelaksanaan prinsip pembagian kerja. Hal ini karena perusahaan yang
tidak melaksanakan tes semacam di atas bukan perusahaan yang mengutamakan
profesionalitas. Uji mental bagi pekerja dapat dilakukan dengan cara
menempatkan para pekerja pada jabatan terendah, misalnya sebagai salesmen yang pekerjannya
berkeliling ke rumah-rumah atau menawarkan produk tertentu kepada setiap orang
yang dijumpainya, seperti di pertokoan, pasar, perkantoran, dan perumahan
penduduk. Jenis pekerjaan tersebut bukan hanya membutuhkan mentalitas yang kuat
karena seorang salesmen hanya berprinsip pada ungkapan “siap ditolak” bukan
“siap diterima”, melainkan juga menuntut salesmen untuk mahir dalam
mengkomunikasikan produk yang ditawarkan, terkadang ada kesan memaksa dengan
penuh keramahan. Hal yang paling membutuhkan kesabaran adalah setelah salesman
memeragakan semua produk yang ditawarkan dengan memakan waktu yang cukup lama,
ternyata tidak seorang pun konsumen yang membeli produknya.
2.
Authority
and Responsibility
Prinsip proporsionalitas wewenang
dan tanggung jawab berkaitan dengan prestasi dan kemampuan para pekerja. Dalam
organisasi ataupun perusahaan, jabatan structural berkaitan langsung dengan
wewenang dan tanggung jawabnya.
Pembagian wewenang dan tanggung
jawab harus diterapkan secara proposional agar pelaksanaan kegiatan perusahaan
ataupun organisasi tidak tumpang tindih (overlapping)
atau bahkan terkesan amburadul. Organisasi yang professional tidak menerapkan
manajemen “tukang sol sepatu” yang semuanya dikerjakan sendiri. Tukang sol
sepatu yang biasa mangkal di pinggir jalan raya atau yang keliling rumah
memborong seluruh pekerjaannya, mulai memeriksa sepatu, membersihkan, menjahit,
merekatnya dengan lem, dan menyemir sepatu.[7]
Manajemen yang berprinsip pada
pembagian wewenang dan tanggung jawab akan meningkatkan efektivitas dalam
bekerja. Setiap pegawai memandang bahwa jabatan dan pekerjaannya merupakan
amanah yang harus dilaksanakan dan dijaga baik dengan cara meningkatkan kinerja
dan prestasi kerjanya.
Wewenang dan tanggung jawab terberat
dalam organisasi ataupun perusahaan dipegang oleh manajer. Tugasnya adalah
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin dengan melaksanakan
aktivitas organisasi secara efektif dan efesien dengan senantiasa diarahkan
pada tujuan yang telah ditetapkan. Manager membawahi pegawai yang memiliki
jabatan berbeda-beda. Demikian seterusnya,, hingga pada tingkat supervisor dan
bagian-bagian yang berada di bawahnya.
3.
Discipline
Disiplin berakar pada prinsip
proporsionalitas antara wewenang dan tanggung jawab yang dipikul oleh seluruh
anggota organisasai. Semua pegawai, baik atasan maupun bawahan wajib mematuhi
peraturan organisasi yang telah disepakati. Dengan mematuhinya,baik atasan
maupun bawahan berarti bekerja dengan disiplin yang optimal.
4.
Unity
of Command
Kesatuan perintah artinya berada di
tingkat pimpinan tertinggi kepada bawahannya. Jika bawahannya sebagai pimpinan,
ia pun berwenang member perintah kepada bawahannya untuk menindaklanjuti
perintah atasannya. Bawahan hanya melaksanakan pekerjaan sesuai perintah
atasannya dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasannya langsung.
5.
Unity
of Direction
Kesatuan arah dan tujuan. Meskipun
organisasi selalu terdiri atas berbagai bidang, wewenang dan tanggung jawab
seluruh pelaksanaan kegiatan diarahkan pada satu tujuan organisasi. Tujuan
organisasi melingkupi seluruh tujuan bidang di dalamnya.
6.
Subordination
of Individual Interest into General Interest
Prinsip ini berkaitan dengan kaidah
kemaslahatan umum yang lebih diutamakan daripada kemaslahatan pribadi.
Kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan pribadi, bahkan
suksesnya kepentingan organisasi berdampak positif bagi kehidupan pribadi, baik
sebagai manajer maupun karyawan biasa.
7.
Remuneration
of Personnel
Prinsip ini berakar dari prinsip
keadilan yang kaidahnya adalah al-ujrah
biqadr al-masyaqah, upah diukur oleh tingkat kesulitan pekerjaannya.
Jabatan dan tanggung jawab yang besar harus didukung oleh upah yang seimbang
dengan beban yang dipikulnya. Kesulitan pekerjaan bukan diukur oleh kelelahan
seseorang dalam bekerja, melainkan ditentukan oleh factor keahlian atau
keterampilan dan profesionalitasnya. Hal itu karena meskipun seorang tukang
becak yang telah begitu lelah mengayuh becak dengan penumpangnya yang duduk
tenang, upahnya tidak akan melebihi seorang dosen yang masuk kelas member tugas
kepada mahasiswa, lalu keluar kelas.
8.
Centralization
Prinsip ini berpandangan bahwa
setiap organisasi senantiasa memiliki pusat kekuasaan dan wewenang
instruksional. Kemudian, pusat membagikan kekuasaannya ke daerah, cabang, sampai
tingkat unit atau ranting.
Manajer utama atau manajer puncak
memiliki wewenang tertinggi yang didelegasikan kepada manajer fungsional di
bawahnya. Dalam bidang-bidang tertentu terdapat berbagai subbidang yang
dipimpin oleh kepala subnya masing-masing, hingga akhirnya para karyawan yang
bekerja menurut pembidangnya. Akan tetapi, semuanya bertanggung jawab kepada
manajer puncak atau manajer utama.
9.
Scalar
of Chain (Hierarchy)
Prinsip penyaluran perintah dan
tanggung jawab bersifat hirarkis, artinya sesuai dengan kapasitas dan
wewenangnya. Tidak salah kaprah, seperti member perintah melakukan desain
produk kepada manajer pemasaran. Jadi, secara vertical mulai manajer utama
sampai manajer di bidangnya masing -masing,
perintah berlaku secara hierarkis sehingga pertanggungjawabannya menjadi
relevan dengan wewenangnya.
10.
Order
Asas ketertiban atau keteraturan
berkaitan dengan norma yang berlaku dalam organisasi atau perusahaan.
Ketertiban dapat bersifat material perusahaan ataupun ketertiban dalam arti
social. Ketertiban material menyangkut inventaris perkantoran atau organisasi
yang harus dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan organisasi. Misalnya
inventaris kendaraan bagi pejabat organisasi tertentu seharusnya dipergunakan
bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, misalnya kepentingan
keluarga, kecuali untuk hal-hal darurat yang diperkenankan oleh manajemen.
Apakah inventaris organisasi boleh dibawa dan disimpan dirumah? Tentu boleh,
apabila manajemen membolehkannya. Akan tetapi, apabila manajemen secara
normative melarangnya, tentu inventaris tersebut dilarang dibawa dan disimpan
di rumah. Sekalipun demikian, di Indonesia hal tersebut tidak berlaku pada
kebanyakan organisasi. Sebab, barang-barang kantor biasa dibawa dan disimpan di
rumah, apalagi dalam bentuk kendaraan.
Adapun ketertiban yang berkaitan
dengan aspek social, yaitu dalam menempatkan karyawan di dalam organisasi
ataupun perusahaan, norma yang seharusnya berlaku adalah menempatkan orang
sesuai dengan keahliannya. Dengan cara demikian, perusahaan akan memperoleh
dukungan yang kuat dari sumber daya manusianya.
11.
Equity
Prinsip persamaan bukan berarti sama
rata dan sama rasa karena dalam organisasi terdapat pangkat dan jabatan yang
berbeda, sebagaimana jenis pekerjaannya yang berbeda, serta wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu, prinsip persamaan atau prinsip
keadilan dapat dikuantifikasikan. Apabila berkaitan dengan upah, diukur menurut
kedudukannya, jika berkaitan dengan bonus atau imbalan diukur menurut prestasinya,
dan jika berkaitan dengan tunjangan-tunjangan tertetntu juga ada ukurannya.
Demikian pula, penerapan sanksi bagi
pelanggaran aturan organisasi, jenis sanksi tidak sama, bergantung pada tingkat
pelanggaran yang dilakukan. Oleh sebab itu, prinsipnya tidak haya pada
ditetapkannya sanksi, tetapi juga berkaitan dengan proporsional atau tidaknya
sanksi yang diterapkan.
12.
Initiative
Inisiatif dalam organisasi tidak
berarti bebas sekehendak para karyawan. Manajer harus memberikan dorongan
kepada seluruh bawahannya untuk berinisiatif sendiri mengembangkan kinerjanya,
tetapi harus tetap searah dengan visi dan misi perusahaan. Inisiatif dapat
berarti kreatif, konstruktif, dan inovatif.
13.
Esprit
de Corp (Asas Kesatuan)
Prinsip ini bertitik tolak dari
kesatuan visi dan misi yang dicanangkan oleh organisasi atau perusahaan. Semua
komponen organisasi merupakan system yang terpadu. Seluruh karyawan bagaikan
jarring laba-laba yang bersatu sebagai team
work yang solid memperjuangkan tujuan perusahaan. Loyalitas yang dibangun terhadap
perusahaan dijaga dengan selalu membentuk hubungan dan komunikasi yang aktif
sehingga antar jabatan structural, antarbidang, antarwewenang, dan tanggung
jawab bersifat integral.
14.
Stability
of Turn-Over of Personnel (Kestabilan Jabatan Karyawan)
Prinsip stabilitas jabatan berkaitan
dengan kesinambungan kinerja organisasi. Manajemen yang baik dilaksanakan oleh
sebuah organisasi tidak akan sering mengganti pejabatnya. Hal ini karena dengan
sering mengganti pejabat perusahaan, pelaksanaan program akan kembali ke nol.
Meskipun ada yang dapat melanjutkannya, pergantian pejabat akan diikuti dengan
pergantian kebijakan, dengan pergantian kebijakan dan pergantian arah pekerjaan
yang dilaksanakan.
Dalam prinsip manajemen, prinsip
kestabilan jabatan mencakup situasi perusahaan yang membuat para karyawannya
merasa nyaman dalam bekerja dan selalu berprestasi. Pejabat yang menunjukkan
tingkat prestasinya, tidak segera dinaikkan jabatannya sebelum angka dan
kualitas prestasinya memuncak dan optimal. Apakah kinerjanya telah memberikan
kemaslahatan bagi seluruh kepentingan perusahaan? Kalaupun hendak mengadakan
penggantian jabatan, penggantiannya pun harus pejabat yang berprestasi dengan
pengalaman yang memadai, dan ahli di bidang yang dipimpinnya.
Selain prinsip manajemen yang
dikemukakan diatas, ada pula prinsip-prinsip manajemen yang pada dasarnya
adalah sebagai berikut.
1.
Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi dan efektivitas merupakan
bagian dari prinsip-prinsip manajemen atau administrasi. Titik tolak pelaksanaan
manajemen dalam organisasi semaksimal mungkin memanfaatkan semua sumber,
tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efesien. Fungsi-fungsi manajemen
dioperasionalisasikan dengan mempertimbangkan sarana dan prasarana yang sirama
dengan keadaan dan kemampuan organisasi, artinya dengan menghebat biaya dan
memperpendek waktu pelaksanaan kegiatan, tetapi hasil yang diperoleh tetap
optimal.
Agar prinsip efisiensi terlaksana,
semua objek organisasi harus dikelola dengan baik sehingga penerapan prinsip
efisiensi bener-benar relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan
kerja antarorang yang terlibat dalam organisasi sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
pengorganisasian terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara
terperinci menurut bidang dan bagian-bagian sehingga tercipta hubungan kerja
sama yang harmonis dan lancer menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Hubungan kerja yang fungsional dan
berjalan dengan baik akan mempermudah pelaksanaan efisiensi yang menjadi
prinsip manajemen. Untuk itu, diperlukan penyusunan rencana yang
diorganisasikan dengan baik dan disusun dengan bentuk pemolaan kegiatan yang menertibkan
pelaksanaanya. Pelaksanaan rencana yang telah terpola merupakan salah satu
bentuk manajerial yang diperlukan guna menetapkan saling terkaitnya di antara
subsistem yang ada dalam suatu organisasi.
2.
Prinsip Pengelolaan
Manajer yang baik selalu bekerja
dengan langkah-langkah manajemen yang fungsional, yaitu merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol. Dengan demikian, target yang
dituju dengan mudah dapat dicapai dengan baik.
Perencanaan harus berpijak pada visi
dan misi yang jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara
hierarkis atau sistematis dan mendahulukan skala prioritas sebagaimana mengatur
dan menjadwal program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus sebagai bagian awal dari program
jangka menengah, sedangkan pelaksanaan program jangka menengah dilaksanakan
sebagai awal menuju program jangka panjang. Dengan demikian, semua pelaksanaan
program terdapat saling memengaruhi dan menunjang dalam mencapai target.
Menurut Ngalim Purwanto, setiap program
memerlukan perencanaan sebelum dilaksanakan. Perencanaan merupakan kegiatan
yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan organisasi itu
berlangsung. Perencanaan merupakan cara menghampiri masalah-masalah. Dalam
penghampiran masalah itu, si perencana merumuskan hal-hal yang harus dikerjakan
dan cara mengerjakannya. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi
setiap kegiatan manajerial. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan
mengalami kesulitan dan bahkan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam setiap perencanaan, ada dua factor yang harus diperhatikan, yaitu factor tujuan dan factor sarana, baik sarana personel maupun material.
Pengorganisasian semua program
dilakukan sebagai bagian dari tugas professional seorang manajer. Dengan
pengorganisasian program kerja sesuai perencanaan, akan terlihat hubungan
antarprogram yang dimaksudkan sehingga pada tahap-tahap pelaksanaan,
pengutamaan efektivitas dan efisiensinya terjaga. Selanjutnya, setiap
pelaksanaan diarahkan secara sinergis pada tujuan yang ditargetkan sehingga
pengawasan dan evaluasinya akan mudah dilaksanakan. Risiko kegagalan
pelaksanaan program pun akan mudah dihindarkan atau diperkecil sedemikian rupa
dari risiko kegagalan.
3.
Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Manajer adalah orang yang
bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan organisasi, baik secara internal
maupun eksternal. Internal artinya melaksanakan proses pengadministrasian semua
aktivitas organisasi yang merupakan tugas utama manajer, sedangkan eksternal
adalah pelayanan manajerial terhadap semua kepentingan public yang berkaitan
dengan aktivitas manajemen di luar kelembagaan.
Dengan tanggung jawab manajer
tersebut, pengutamaan tugas pengelolaan bukan semata-mata berkaitan dengan
manajerial internal karena manajerial internal sangat berkepentingan dan
memiliki hubungan fungsional dengan manajerial eksternal, sebagaimana bagian
produksi bekerja sama dengan bagian promosi, dan bagian promosi berhubungan
secara langsung dengan masyarakat.
4.
Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Sorang pemimpin harus memiliki
kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, artinya tegas, lugas, tuntas, dan
berkualitas. Ia wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahannya,
cerdas merealisasikan human relationship.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak menyalahkan bawahan, tetapi
mengingatkan dan menyarankan. Demikian pula, bawahan yang baik tidak pernah
menggugat dan gusar kepada atasan, tetapi meluruskan dan menyadarkan sepanjang
masih dalam konteks profesionalitas yang ada di atas aturan yang disepakati.
5.
Prinsip Kerja Sama
Prinsip kerja sama didasarkan pada
pengorganisasian dalam manajemen. Semua tugas dan kewajiban manajer tidak
diborong oleh satu orang, tetapi dikerjakan menurut keahlian dan tugasnya
masing-masing, sehingga beban kerjanya tidak menumpuk di satu tempat, sedangkan
di tempat lain tidak ada yang harus dikerjakan. Pembagian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab seharusnya dipolarisasi berdasarkan prinsip profesionalitas
sehingga kerja sama yang dibangun tidak berbelit-belit. Selain itu, kerja sama
di antara karyawan berjalan sinergis idan mempermudah pelaksanaan tugas
organisasi.
Prinsip kerja sama merupakan salah
satu fungsi organisasi, terutama dalam penyusunan dan penempatan personal,
pekerjaan-pekerjaan, material, dan pikiran-pikiran di dalam struktur tersebut.
D.
PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS SD/MI
Mengelola kelas dapat member pesan
belajar. Untuk menciptakan adalah tugas propesional guru. Sebeb, guru mrupakan
aktor dan desainer pembelajaran siswa dengan salah satunya menciptakan kelas
untuk belajar dan membimbing siswa untuk saling belajar membelajarakan serta
membawa dampak lahirnya masukan bagi guru. Oleh karna itu, pengelolaan kelas
memilik pengertian meujudkan sestem perencanaan pengajaran dalam setting dalam
pembelajaran nyata, dengan evaluasi yang
terkontrol secara sistemais dan memberi timbale balik secara langsung.
Kelas sebagai peroduk pengelolaan
sekurang kurangnya bercirikan terjadinya intensitas interaksi antara
guru-murid, murid-guru, murid-murid, murid dengan gurunya sendiri, guru dengan
jati diri propesinya dan murid-guru dengan komponen-komponen belajar lainnya.
Thomas Gordon dalam bukunya teacher evectiveness training yang di terjemahkan
aditya kumara dewi, menyebutkan dengan “interaksi insane”. Karena itu, there
aremany froms of interaction between teacher and pupils, and between pupils.
Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru
lakukan dalam rangka pengelolaan kelas . berbagai pendekatan tersebut bisa di
telaah seperti uraian berikut:
1.
Pendekatan
Kekuasaan
Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaan pada aturan
yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman,
sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang
ketat dan kaku.
2.
Pendekatan
Kebebasan
Pengelolaan kelas bukan membiarkan
aak belajar dengan laisser-faire, tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar
yang memungkinkan anak merasa merdekan, bebas, nyaman, penuh tantangan dalam
mealukan belajar.
3.
Pendekatan
Keseimbangan Peran
Pendekatan ini dilakukan dengan
member seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan
dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi
semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang boleh atau tidak
boleh dilaukan oleh murid selama belajar.[8]
4.
Pendekatan
Pengajaran
Pendekatan ini menghendaki lahirnya
peran guru untuk mencegah dan menghentikan tungkah laku anak didik yang kurang
mengutungkan proses pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pengajaran yang baik.
5.
Pendekatan
Suasana Emosi dan Social
Menurut goleman dalam hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa belajar tanpa keterlibatan emosiaonal dan
kegiatan saraf, kurang dari yang di butuhkan merekatkan pelajaran dalam
ingatan. Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan
iklim atau suasana emosional dan
hubungan sosol yang positif dalam kelas. Susana hati yang saling mencintai
antar guru-murid dan murid-murid penting dalam menciptakan hubungan social
pembelajaran
6.
Pendekatan
Kombinasi
Pada pendekatan ini bisa menggunakan
beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar
yang baik. Guru memiliki peran penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana
tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi
bertindak pada waktu yang tepat, dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang
bermanfaat, adalah tidak mudah dan guru harus dalam mencermti hal tersebut.
E.
STRATEGI MANAJEMEN KELAS SD/MI
Secara bahasa, strategi bisa
diartikan sebagai ’siasat’, ’kiat’,’trik’, atau ’cara’. Sedang secara umum
strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Menurut Sanjaya dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dinamakan dengan metode.
Strategi menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi. Menurut Sanjaya, strategi juga dapat
diartikan istilah, teknik dan taktik mengajar. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Sedangkan
mengenai bagaimana menjalankan strategi, dapat ditetapkan berbagai metode
pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan
teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik guru
memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang
lain.[9]
Mengacu pada konteks belajar
mengajar bahwa strategi adalah teknik atau siasat yang digunakan guru dan
dipraktekkan oleh guru dan siswa dalam berbagai peristiwa pembelajaran untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Dalam manajemen/pengelolaan kelas
oleh guru dalam proses belajar mengajar ada beberapa strategi dalam meningkatkan
prestasi siswa yang bisa diimplementasikan oleh guru, diantaranyayaitu:
1.
Pengelolaan Lingkungan Kelas
Menurut Majid, iklim kelas yang kondusif
merupakan pertimbangan utama dan memberikan daya tarik tersendiri bagi proses
pembelajaran. Iklim belajar kondusif harus ditunjang oleh beberapa fasilitas
yang menyenangkan demi kelancaran proses belajar mengajar. Seperti sarana,
penataan ruang kelas, laboratorium untuk praktik, pengaturan lingkungan
belajar, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antar siswa sendiri,
serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat sesuai dengan
kemampuan siswa.
Iklim kelas yang positif dan kondusif juga
dapat di ciptakan dengan pembinaan disiplin yang lebih didasarkan pada
responsibilitas daripada ”punishment (hukuman)”, sehingga siswa dapat mandiri.
Hubungan antara guru dan murid yang efektif diwarnai oleh perilaku-perilaku
guru spesifik, yang dilakukan dengan cara:
a.
Membangkitkan peraturan, prosedur-prosedur, dan
konsekuensi yang jelas bagi perilaku siswa
b.
Merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang
jelas, misalkan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran pada permulaan bab
pengajaran.
c.
Memperlihatkan perilaku asertif (tegas) dalam
hal penggunaan nada suara yang tepat berbicara secara jelas dan tidak terlalu melengking,
penggunaan bahasa tubuh guru yang tegap dengan menjaga jarak terhadap anak yang
nakal, guru dengan tegas menunggu respon atau ungkapan siswa.
d.
Menciptakan kerjasama antara guru dan siswa
dengan memberikan tujuan-tujuan pembelajaran yang fleksibel kepada siswa.
e.
Menarik minat peribadi dalam diri siswa dengan
cara berbicara secara informal dengan siswa.[10]
f.
Mempergunakan interaksi-interaksi kelas dengan
siswa secara positif dan merata, dengan cara berkontak mata dengan siswa dengan
memandang keseluruh kelas. Hubungan antara guru dengan siswa memberikan suatu
pokok yang esensial bagi manajemen kelas yang efektif dan merupakan kunci ke
peraihan prestasi belajar siswa yang tinggi. Terciptanya hubungan-hubungan yang
positif akan membawa suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam belajar,
sehingga terciptanya iklim yang kondusif.
2.
Penerapan Strategi Pembelajaran
Untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
menyenangkan dan siswa antusias dalam mengikuti pelajaran, seorang guru harus
mampu menerapkan komponen strategi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Dalam meningkatkan
prestasi/hasil belajar dalam bentuk dampak Instruksional dan untuk mengarahkan
dampak pengiring terhadap hal-hal yang positif, guru harus mampu menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menerapkan strategi pembelajaran.
Menurut Ametambun upaya peningkatan kualitas
belajar mengajar dapat ditempuh dengan strategi-strategi berikut ini:
a.
Strategi seluruh kelas yang meliputi:
1)
Ceramah adalah memberikan pengetahuan secara
verbal dengan cara guru mempresentasikan sejumlah informasi luas secara
efisien, yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan dasar yang dibutuhkan
untuk aktivitas-aktivitas mendatang, mempresentasikan suatu pengetahuan penting
bagi siswa untuk dipelajari
2)
Diskusi, memfokuskan pada interaksi, yang mana
siswa sebagai partisipan dipersilahkan mengekspresikan pengetahuan dan
pemahaman serta opini/pendapat tentang suatu topik.
3)
Debat adalah strategi yang menghendaki berpikir
lebih tingkat tinggi, yang mana siswa mempelajari informasi tentang suatu isu
atau ide dengan mengambil posisi pro atau kontra. Sehingga siswa harus belajar
mendengarkan, memanipulasi pengetahuan untuk menarik baik kebutuhan-kebutuhan
faktual maupun emosional pada audience-nya.
4)
Demonstrasi guru merupakan strategi guru
menempatkan perannya untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan dengan
mendemonstrasikan suatu metode. Strategi ini dipilih karena keterbatasan waktu
dan kelangkaan bahan yang diperlukan.
5)
Memberikan pengarahan-pengarahan adalah
memberikan informasi yang efisien tentang apa, mengapa, bagaimana, dimana,
kapan tugas dan aktivitas kelas.
b.
Strategi-strategi kelompok kecil yang meliputi:
1)
Pembelajaran kooperatif adalah formasi kelompok
yang ”menshare” suatu pembelajaran yang sama, bekerja independen untuk mencapai
suatu penguasaan, dan memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat meraih
tujuan kelompok secara sukses
2)
Pembelajararan kolaboratif adalah pembelajaran
yang menghendaki para siswa bekerja bersama tetapi hasilnya lebih terbuka pada
umumnya. Responsibilitas individual bagi pembelajaran ini lebih besar ketimbang
dalam situasi kooperatif.
c.
Strategi pembelajaran dengan bekerja
berpasangan, dengan membentuk:
1)
Mentor-mentor siswa yaitu membentuk
pasangan-pasangan siswa dengan keterampilan yang tak sama, dengan menempatkan
salah satu siswa yang sudah siap untuk mentutor teman pasangan .
2)
Berpasangan secara random (acak) digunakan
dalam suatu basis jangka pendek sebab hanya berpikir sejenak, untuk memenuhi
kebutuhan siswa atau memenuhi tuntutan tugas.
d.
Strategi Pembelajaran dengan Bekerja Secara Individu
Yaitu strategi dengan bekerja secara independen oleh
siswa dalam mempelajari keterampilan atau pengetahuan dan mepraktikkan serta
memastikan tingkat pemahamannya Guru harus cerdas memilih dan menggunakan
metode pembelajaran atau dengan mengkombinasikan dari beberapa metode yang
sesuai dengan kondisi yang ada.
F.
PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN KELAS SD/MI
Beberapa masalah dalam pengelolaan
kelas
1.
Tingkah
laku anak bervariasi.
Variasi perilaku anak merupakan
masallah bagi guru upaya pengelolaan kelas. Menurut made pinarta maslah-masalah
pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:[11]
a.
Kurang
kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik dan pertentagan
jenis kelamin.
b.
Tidak
ada standar prilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rubut, bercakap-cakap,
pergi kesana kemari, dan sebagainya.
c.
Reaksi
negatif terhadapa anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan,
dan merendahkan keolmpok bodoh.
d.
Kelas
mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan mendorong prilaku
anak didik yang keliru.
e.
Mudah
mereaksi ke hal-hal negatif/retganggu, misalnya bila di datangi monitor,
tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
f.
Moral
rendah, permusuhan, agresif, dalam lembaga yang alat-alatnya kurang, kekurangan
uang, dan lain-lain.
g.
Tidak
mampu menyesuaikan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan,
anggota kelas yang baru dan sebaginya,
G.
PERAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS SD/MI
Pada dasarnya
proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal. Adam dan Decey mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut:
1.
Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi
sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang
memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan
menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan
bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya
sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan
guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
2.
Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau
menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran
pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran
ada beberapa tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan,
analisis, sintesis (analisis dalam berbagai sudut), evaluasi.
Manfaat
evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai
ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting
dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif,
kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan
berbagai proses instrument harus terbuka.
3.
Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager mengelola
kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun,
bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola
kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas:
merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam
memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward. Mengawasi
segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran
4.
Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru
harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan
digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang
harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan
menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam
merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang
harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap
dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak
macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.
5.
Guru Sebagai
Motivator
Sebagai seorang
siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat.
Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi,
mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat
siswa yang mulai menurun. Guru seolah sebagai alat pembangkit
motivasi (motivator) bagi peserta didiknya, yaitu :
a.
Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru
harus dapat mendorong siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan
menanggapinya dengan positif. Guru juga harus bisa menerima segala
kekurangan dan kelebihan tiap siswanya. Dalam batas tertentu, guru
berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni
dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan
menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
b.
Membantu siswa agar mampu memahami dan
memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang
dibayangkan. Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap
siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman. Karena dalam
mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus
dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian. Dalam hal
ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna mengembangkan bakatnya
tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan. Ini
berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki
keberanian dalam membuat keputusan.
c.
Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh
kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas.
Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak
diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum,
mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai
masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.
v
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda
mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1.
Jelaskan
devinisi dari manajemen kelas?
2.
Jelaskan
secara singkat pengertian mamajen kelas secara umum?
3.
Jelaskan
tujuan manajemen kelas menurut anda?
4.
Sebutkan
minimal 5 perinsip-perinsip manajemen kelas secara umum?
5.
Sebutkan
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas?
6.
Dalam
manajemen kelas terdapat setrategi Penerapan Strategi pembelajaran, jelaskan.!
Petunjuk
Jawaban Latihan
1.
Dalam
modul di bagian pengertian terdapat pengertian manajemen kelas, baca dengan
teliti kemudian jelaskan dan jabarkan.
2.
Pengertian
umum Untuk mencapai tujuan dan sasaran
3.
Jika
mutu pembelajaran baik maka akan akan tercapai tujuan pembelajaran
4.
Prinsip-prinsip
umum manajemen (General principle of
management) dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan ada 14 perinsip umum
5.
Pendekatan
terjadi karena ada interaksi antara pendidik dan peserta didik, pendekatan
manajemen kelas ada 6.
6.
Setrategi
diGunakan utnuk menciptakan iklim belajar yag menyenangkan, sehingga
pembelajaran menjadi efektif
v RANGKUMAN
Manajemen menurut istilah adalah
proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara
efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Karakter kelas yang di hasilkan
karena adanya proses manajemen kelas yang baik akan memiliki sekuran-kurangnya
tiga ciri, yakni:
1.
Speed,
artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progres, sehingga membutuhkan waktu yang relatif
singkat
2.
Simple,
artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah di cerna dan
situasi kelas kondusif
3.
Self-Confidence,
artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap
dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestarsi.
Prinsip-prinsip umum manajemen (General principle of management)
misalnya dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan, yaitu sebagai berikut.
1.
Division of work (asas
pembagian kerja).
2.
Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab).
3.
Discipline (asas
disiplin).
4.
Unity of command (asas
kesatuan perintah).
5.
Unity of direction (asas
kesatuan jurusan atau arah).
6.
Subordination of individual Interest into general Interest (asas kepentingan umum di atas kepentingan pribadi).
7.
Renumeration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar).
8.
Centralization (asas
pemusatan wewenang).
9.
Scalar of chain (asas
hierarki atau asas rantai berkala).
10.
Order (asas
keteraturan).
11.
Equity (asas
keadilan).
12.
Iniative (asas
inisiatif).
13.
Esprit de corps (asas
kesatuan).
14.
Stability of turn-over Personnel (asas kestabilan masa jabatan).
Lahirnya interaksi yang optimal
tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka
pengelolaan kelas . berbagai pendekatan tersebut bisa di telaah seperti uraian
berikut:
1.
Pendekatan
kekuasaan
2.
Pendekatan
kebebasan
3.
Pendekatan
keseimbangan peran
4.
Pendekatan
pengajaran
5.
Pendekatan
suasana emosi dan social
6.
Pendekatan
kombinasi
Dalam manajemen/pengelolaan kelas
oleh guru dalam proses belajar mengajar ada beberapa strategi dalam
meningkatkan prestasi siswa yang bisa diimplementasikan oleh guru,
diantaranyayaitu:
1.
Pengelolaan lingkungan kelas
2.
Penerapan strategi pembelajaran
Menurut made pinarta maslah-masalah
pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:
1.
Kurang
kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik dan pertentagan
jenis kelamin.
2.
Tidak
ada standar prilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rubut, bercakap-cakap,
pergi kesana kemari, dan sebagainya.
3.
Reaksi
negatif terhadapa anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan,
dan merendahkan keolmpok bodoh.
4.
Kelas
mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan mendorong prilaku
anak didik yang keliru.
5.
Mudah
mereaksi ke hal-hal negatif/retganggu, misalnya bila di datangi monitor,
tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
6.
Moral
rendah, permusuhan, agresif, dalam lembaga yang alat-alatnya kurang, kekurangan
uang, dan lain-lain.
7.
Tidak
mampu menyesuaikan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan,
anggota kelas yang baru dan sebaginya,
Peranan guru
dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1.
Guru Sebagai Demonstrator
2.
Guru Sebagai Evaluator
3.
Guru Sebagai Pengelola Kelas
4.
Guru Sebagai Fasilitator
5.
Guru Sebagai
Motivator
v TES
FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1.
Bekerja
secara independen oleh siswa dalam mempelajari keterampilan atau pengetahuan
dan mepraktikkan serta memastikan tingkat pemahamannya, termasuk keladalam
setrategi..
a.
Strategi
pembelajaran dengan bekerja secara individu
b.
Strategi
pembelajaran dengan bekerja berpasangan
c.
Strategi
pembelajaran
d.
Pengelolaan
lingkungan kelas
2.
Yang manakah dibawah ini
perinsip yang dikemukakan oleh Malayu
S.P. Hasibuan, kecuali..
a.
Authority and
responsibility
b.
Discipline
c.
Confidence
d.
Unity of command
3.
Jika
ada tingkah anak didik yag kurang menyenangkan, pendekatan apa yang cocok
menurut kalian..
a.
Pendekatan
suasana emosi dan social
b.
Pendekatan
pengajaran
c.
Pendekatan
kombinasi
d.
Pendekatan
keseimbangan peran
4.
Dibawah ini merupakan
hal-hal yang yag termasuk indikator tercapainya dalam pengelolaan kelas...
a.
Anak memberikan respon
yag setimpal terhadap perlakuan guru
b.
Terciptanya pembelajaran
yang kondusif
c.
Menghilangkan hambatan
yang dapat menghalangi
d.
Membina dan membimbing
siswa yang di lakukan oleh guru
5.
Proses
pemanfaatan semua sumber daya yang miliki baik perangkat keras maupun lunak,
merupakan pengertian manajemen menurut..
a.
Ramayulis
b.
Malayu
S.P. Hasibuan
c.
Horold
Koontz dan Cyril O’Donnel
d.
Mary
Parker Follet
6.
Siswa
ketika siswa mulai mengalami kejenuhan saat belajaran disinilah guru peran
sebagai..
a.
Orang
tua disekolah
b.
Fasilitator
c.
Motivator
d.
Pengelola Kelas
7.
Dibawah
ini yang manakah permasalah yag sering terjadi dalam manajemen kelas,
kecuali...
a.
Reaksi
negatif terhadapa anggota kelompok
b.
Tidak
mampu menyesuaikan lingkungan yang berubah
c.
Kurang
kesatuan
d.
Mudah
mereaksi ke hal-hal positif
8.
Didalam
setrategi manajemen kelas terdapat setrategi kelompok kecil salah satunya
Pembelajaran kooperatif, yaitu..
a.
Pembelajaran
yang menghendaki para siswa bekerja bersama
b.
Formasi
kelompok yang suatu pembelajaran yang sama, bekerja independen untuk mencapai
suatu penguasaan.
c.
Membentuk
pasangan-pasangan siswa dengan keterampilan yang tak sama
d.
Digunakan
dalam suatu basis jangka pendek sebab hanya berpikir sejenak, untuk memenuhi
kebutuhan siswa atau memenuhi tuntutan tugas.
9.
Didalam
Pedekatan manajemen kelas terdapat pendekatan kekuasaan, yang manakah yang
termasuk kedalam ciri pendekatan tersebut..
a.
Guru
mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi,
hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku
b.
Memberikan
suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdekan, bebas,
nyaman, penuh tantangan dalam mealukan belajar
c.
Pendekatan
yag boleh atau yang tidak boleh dilakukan oleh peserta didik selama belajar
d.
Peran
guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang
mengutungkan
10.
Kebehasilan
siswa saat dalam pembelajaran sangat bergantung pada situasi kelas dan yag
lebih penting guru sangat berpengaruh dalam pencapaian proses pembelajaran, ini
termasuk kedalam pengertian..
a.
Manajemen
kelas
b.
Pendekatan-pendekatan
dalam manajemen kelas
c.
Peran
guru dalam manajemen kelas
d.
Tujuan
manajemen kelas
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci
Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.
Jumlah Jawaban yang
benar
Tingkat
penguasaan = Jumlah
Soal
|
X 100
|
Arti tingkat
penguasaan: 91- 100% = baik sekali
81- 89% = baik
71- 79% = cukup
<
70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan
80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke materi selanjutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Belajar lagi, terutama bagian yang belum
dikuasai.
Kunci
Jawaban Tes Formatif
1)
A 6) C
2)
C 7) D
3)
B 8) B
4)
B 9) A
5)
A 10) C
GLOSARIUM
Tools
of management : sarana atau peralatan manajemen
Machine
:mesin
Method:metode
Self-confidence:
anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu
mengikuti [elajaran dan belajar berprestarsi
Profesionalitas
: suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari
pelakunya
Akuntable:
dapat pertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
DAFTAR
PUSTAKA
Saefullah. 2014. Manajemen
Pendidikan Islam. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia.
Fthurrohman Pupuh. 2014. Strategi
Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman
Konsep Umum & Islami. Bandung: Penerbit PT Refika Aditama Cet ke 16.
Sanjaya Wina. 2007. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Bahri Djamarah Syaiful. 2010. Guru
& Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
[1]Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia,
2014) hlm.1-2
[2] Ibid, hlm.3
[3] Ibid, hlm.4-5
[4]Pupuh Fthurrohman, Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Islami, (Bandung:
Penerbit PT Refika Aditama Cet ke 16, 2014), hlm.104
[5]Saefullah, Op.cit, hlm.10-11
[6]Op.cit, hlm.12
[7]Op.cit, hlm.13-14
[8]Pupuh Fathurrohman, Op.Cit,
hlm.106
[9]
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007) hlm. 23-24
[10] Ibid, hlm.25-26
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2010), hlm.173
No comments:
Post a Comment