Wikipedia

Search results

Wednesday, November 25, 2015

pemikiran pendidikan islam menurut rasyid ridho

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Lahirnya gerakan pembaharuan dipengaruhi oleh kemunduran dunia islam yang mencangkup dalam berbagai bidang, baik bidang keagamaan, social, dan intelektual. Merajalelanya bid’ah dan khurafat yang mengotori akidah, sehingga sebagian dari ulam Islam buta terhadap sinar islam yang orisinil yang terkandung dalam Al- Qur’an dan Sunnah.
Maka lahirlah para pembaharu dalam Islam yang menyerukan agar umat Islam kembali kepada al- Qur’an dan hadits, meninggalkan sikap jumud menuju sikap dinamis, menjauhkan syirik, bid’ah dan khurafat menuju aqidah yang shalih, dan memanfaatkan akal yang tinggi. Menurut fazlur Rahman, gerakan pembaharuan dalam islam muncul pada abad ke- 17, 18 dan 19 pada dasarnya menunjukan karakteristik yang sama seperti pemikiran ibnu Taimiyah, bahwa gerakan tersebut mengedepankan rekonstruksi social- moral masyarakat islam dan sekaligus mengoreksi sufisme yang terlalu menekankan individu dan mangabaikan masyarakat.[1]
Salah satu tokoh pembaharu tersebut adalah Rasyid Rida. Kata Syakib Arselan, sebagai dinukil oleh Al- Syirbas “ tidaklah mungkin sejarah Islam akan ditulis dalam bentuk yang sebenarnya serta mencangkup beberapa Ilmu pengetahuan tanpa memberikan tempat terhormat bagi Sayyid Muhammad Rasyid Ridha didalamnya”. [2]
Dalam makalah ini akan dibahas pembaharuan- pambaharuan yang dilakukan Rasyid Ridha khususnya pembaharuan dalam bidang pendidikan.



B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Biografi Rasyid Ridha?
2.      Apakah karya- karya Rasyid Ridha?
3.      Apakah konsep pemikiran pendidikan (tujuan, materi, metode, pendidikk dan peserta didik), menurut Rasyid Ridha?
4.      Bagaimanakah relevansi pemikiran pendidikan islam menurut Rasyid Ridha dengan pendidikan masa terkini?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui Biografi Rasyid Ridha
2.      Untuk mengetahui karya- karya Rasyid Ridha
3.      Untuk mengetahui konsep pemikiran pendidikan (tujuan, materi, metode, pendidikk dan peserta didik), menurut Rasyid Ridha
4.      Untuk mengetahui  relevansi pemikiran pendidikan islam menurut Rasyid Ridha dengan pendidikan masa terkini


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Rasyid Ridha
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dengan nama lengakapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. Namun, dunia Islam lebih mengenalnya dengan nama Muhammad Rasyid Ridha. Ia lahir didaerah Qalamun (sebuah desa yang tidak jauh dari Kota Tripoli, Lebanon) pada 27 Jumadil Awal 1282 H bertepatan dengan tanggal 23 September 1865 M. Dari namananya jelas bahwa beliau merupakan salah satu keturunan Ahlul-Bait.[3]
Menurut keterangan ia berasal dari keturunan Al- Husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Karena ia memakai gelar Al- Sayyid di depan namanya, kadang- kadang ia juga dipanggil syaikh, walaupun gelar demikian sangat jarang dipakai dan lebih popular, ketika orang sering membuat tambahan tambahan didepan namanya sebagai sayyid. [4]
Semasa kecil ia dimasukan ke Madrasah Tradisional di Al- Qolamun untuk belajar menulis, berhitung  dan membaca al- Qur’an.Ditahun 1882 ia melanjutkan pelajaran di Madrasah al- wataniyah Al- Islamiyah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Di madrasah ini, selain dari Bahasa arab diajarkan pula bahasa Turki dan prancis, dan disamping pengetahuan- pengetahuan Agama juga pengetahuan Modern. rasyid ridha meneruskan pelajarannya di salah satu Sekolah Agama yang ada di Tripoli. Walaupun pindah sekolah hubungannya dengan Al- Syaikh Husain Al- Jisr berjalan terus dengan baik.
Lewat hubungan akrab itulah Rasyid Ridha lebih jauh berkenalan denagan ide- ide pembaharuan, dan syekh amat berhasrat memompa semangat muda Rasyid Ridha yang memang meminati berat alur pemikiran baru.
Muhammad Rasyid Rida sebagai ulama yang selalu menambah ilmu pengetahuan dan selalu pula berjuang selama hayatnya, telah menutup lembaran hidupnya pada tanggal 23 Jumadil ‘Ula 1354 H, bertepatan dengan 22 Agustus 1935 M. [5]


B.     Karya- karya Rayid Ridha
1.      Majalah al- Manar
Majalah ini termasuk majalah termasyhur, al- manar dalam nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan Al- Manar sama dengan tujuan Al- Urwah Al- Wusqa, antara lain mengadakan pembaharuan dalam bidang Agama, Sosial, dan Ekonomi, memberantas takhayul dan bid’ah- bid’ah yang masuk kedalam tubuh Islam, menghilangkan paham fatalism yang terdapat dikalanagan Umat Islam, serta paham- paham yang dibawa tarekat Tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat islam terhadap permainan polotik Negara- Negara Barat.[6]
2.      Tafsir Al- Mannar
Rasid Ridha melihat perlunya diadakan tafsir modern dari al- Qur’an yaitu tafsiran yang sesuai dengan ide- ide yang dicetuskan gurunyaa. Ia selalu menganjurkan pada Muhammad Abduh supaya menulis tafsir modern tetapi guru tidak sepaham dengan murid dalam hal itu. Karena selalu didesak Muhammad Abduh akhirnya setuju untuk memberikan kuliah mengenai Tafsir Al- Qur’an di Al- azhar. Kuliah- kuliah itu dimulai di tahun 1899 dan dihadiri oleh rasyid ridha. Keterangan- keterangan yang diberikan guru ia catat untuk seterusnya disusun dalam bentuk keterangan teratur. Apa yang ia tulis ia serahkan pada guru untuk deperiksa. Setelah mendapat persetujuan karangan itu disiarkan dalam Al- Manar. Dengan demikian timbullah apa yang kemudian dikenal dengan Tafsir al- Manar. Setelah guru meninggal, murid meneruskan penulisan tafsir sesuai dengan jiwa dan ide yang dicetuskan guru. Muhammad Abduh sepat memberikan tafsiran sampai dengan ayat125 dari Surat An- Nisa’ (jilid III dari Tafsir Al- Manar) dan yang selanjutnya adalah tafsiran Rasyid Ridha sendiri.[7]
3.      Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-Syaikh 'Abduh (Sejarah Hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh)
4.      Nida' Li Al- Jins Al-Latif (Panggilan terhadap Kaum Wanita), Al-Wahyu Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW)
5.       Yusr Al-Islam wa Usul At-Tasyri' Al-'Am (Kemudahan Agama Islam dan dasar-dasar umum penetapan hukum Islam)
6.       Al-Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma (Kekhalifahan dan Imam-imam besar), Muhawarah Al-Muslih wa Al-Muqallid (dialog antara kaum pembaharu dan konservatif),
7.      Zikra Al-Maulid An-Nabawiy (Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW), dan Haquq Al-Mar'ah As-Salihah (hak-hak wanita Muslim)

C.    Konsep Pendidikan Islam menurut Rasyid Ridha
1.      Tujuan
a.       Rasyid Ridha mengatakan salah satu tujuan pembaharuaan pendidikan agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern kalangan umat islam sekaligus memberikan informasi yang benar tentang Islam selain itu,  untuk menandingi daya tarik sekolah- sekolah Kristen.
b.      Memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dengan metode modern. Hal tersebut didasari kenyataan sekolah-sekolah yang didirikan bangsa Eropa saat ini banyak diminati oleh para pelajar dari seluruh penjuru dunia, padahal tidak disajikan pelajaran agama didalamnya.
c.       Pendidikan Islam bertujuan memahami ajaran islam yang sebenarnya
Rasyid ridha berpendapat bahwa umat muslim mundur karena tidak memahami ajaran pendidikan  islam dengan sebenarnya, yang mencangkup pendidikan  sepiritual dan kemakmuran dunia. Jika mereka memahami dengan betul dan menjalankannya, mereka akan maju sampai akhir zaman, jika tidak akan mundur. Kemunduran itu tidak akan hanya meninpai individu melainkan juga masyarakat islam.
d.      Tidak memisahkan antara pendidikan Agama (sepiritual) dengan Pendidikan umum (keduniaan)
Ketika umat Islam dapat memadukan antara ajaran spiritual dengan ajaran keduniaan secara baik, maka mereka akan mendapatkan kekuatan yang tangguh, kehormatan, peradaban yang tinggi dan kesejahteraan hidup. Mereka akan menjadi pusat peradaban dunia selama mereka menjadi muslim yang sebenarnya. [8]
e.       Pendidikan Islam tidak melenceng dari ajaran yang sebenarnya
kemunduran umat islam pada masa klasik terjadi  kerena ajaran/ pendidikannya telah menyeleweng dari ajaran yang sebenarnya. Ajaran- ajaran  islam telah banyak masuk bid’ah, di antara bid’ah itu adalah pendapat bahwa islam itu terdapat ajaran kekuatan batin yang membuat pemiliknya dapat memperoleh segala apa yang dikehendaki. Bid’ah yang berpendapat tentang syekh tarekat yang menganggap hidup di dinia tidak penting, tentang tawakal dan pujaan serta kepatuhan yang berlebihan kepada syaikh dan wali. [9]

2.      Materi
Menurut Rasyid Ridha materi yang diajarkan di samping fiqh, tafsir, hadits dan sebagainya yang biasa diberikan di Madrasah- madrasah Tradisional, perlu adanya penambahan kurikulum mata pelajarannya yang mencangkup bidang teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah,  ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, dan Ilmu mengatur Rumah tangga (kejahteraan keluarga).
Alasan pembaharuan itu karena pada masa ini, telah bercokolnya politik kerajaan Turki Utsmani di Dunia Arab yang tidak banyak menggantungkan perkembangan peradaban Islam secara utuh, sehingga masa itu merupakan priode kebekuan, keruntuhan dan kehancuran pendidikan Islam. [10]
Dengan semangat motivasi itulah Rasyid Ridha berpendirian bahwa umat islam harus merebut kembali peradaban Islam dalam berbagai bidangnya, sepertihalnya peradaban modern. Jalan untuk memiliki kekuatan hanyalah berusaha untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern, sebagaimana yang dimiliki barat. Peradaban barat modern menurutnya didasarkan atas ilmu pengetahuan dan teknlologi yang tidak bertentangan sama sekali dengan  ajaran islam.
Kemajuan umat islam di zaman klasik adalah karena penguasaan ilmu pengetahuan. Barat berhasil mencapai kemajuan adalah karena mereka berhasil mengambil alih ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh orang islam. Dengan demikian, sejalan dengan pemikiran Al- tahtawi dan khayr  aal- din, Rasyid Ridha menganggap bahawa mengambil ilmu pengetahuan moder sebenarnya mengambil kembali pengetahuan yang pernah dimiliki umat islam.orang- orang barat hanya mengembangkan peradaban itu setelah mereka memperoleh dari islam melalui sepanyol dan tanah suci. [11]

3.      Metode
Metode yang digunakan diantaranya yaitu:
a.       Pembelajaran mandiri
Jika pada zaman klasik metode mengajar yang sering digunakan adalah metode ceramah yang intinya proses KBM terpusat pada guru, dengan adanya pembelajaran mandiri ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran mandiri ini pengetahuan yang didapat tidak terbatas dari guru saja, malah pengetahuan secara langsung dapat diperoleh oleh siswa.
b.      Belajar melalui pengalaman
Penerapan metode visitasi melalui metode ini guru dapat member pengalaman kepada pelajar. Pengajaran akan tekesan karena pelajar itu dapat merasakan sendiri serta dapat menguatkan pemahaman mereka.
c.       Menggunakan alat batu atau media dalam mengajar
Media merupakan segala kelengkapan yang digunakan oleh guru untuk membantu menyampaikan dan mempermudah peserta didik dalam menerima pelajaran. Alat ini tidak terbatas pada buku teks, papan tulis dan gambar saja melainkan juga meliputi segala benda yang digunakan dalam yang dapat dilihat, didengar, dipegang, dibaca, dirasai, digunakan dan sebagainya.

4.      Pendidik
a.       Seorang pendidik harus senantiasa menambah ilmu pengetahuan
b.      Dalam mengajar pendidik menggunkan metode yang bervariasi
c.       Dalam mengajar pendidik harus melibatkan peserta didik agar mereka dapat menjelaskan secara kusus menurut penelitian mereka sendiri (pendidik sebagai pembimbing bagi peserta didik)
d.      Pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajar masalah agama saja tetapi juga dituntut untuk memberi pengetahuan masalah teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, dan Ilmu mengatur Rumah tangga (kejahteraan keluarga).

5.      Peserta Didik
Peserta didik merupakan makhluk allah SWT. Yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian- bagin lainnya.
a.       Peserta didik  tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan guru tetapi juga dituntun untuk terlibat aktif dalam suatu pembelajaran.
b.      Penuntut ilmu dalam usaha mendalami suatu disiplin ilmu tidak dilakukan sekaligus, akan tetapi perlu bertahap dan memprioritaskan yang terpenting.
c.       Peserta didik tidak membusungkan dada terhadap orang alim (guru), melainkan bersedia patuh dalam segala urusan dan bersedia patuh terhadap tata tertib.



























BAB IV
RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT RASYID RIDHA DENGAN PENDIDIKAN MASA TERKINI
           
Pemikiran pembaharuan Rasyid Ridha dengan pendidikan zaman sekarang,  sudah  banyak yang terealisasi diantaranya yaitu dilihat dari:

A.    Tujuan pembelajaran
1.      Rasyid Ridha mengatakan salah satu tujuan pembaharuaan pendidikan agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern kalangan umat islam sekaligus memberikan informasi yang benar tentang Islam selain itu,  untuk menandingi daya tarik sekolah- sekolah Kristen. Jika dilihat dengan dengan zaman sekarang madrasah- madrasah atau sekolah umum yang berbasis islam dalam pengajarannya menggunakan teknologi yang canggih. Dengan teknologi yang canggih pada madrasah- madrasah membuat lembaga ini menjadi sekolah faforit dan diminati oleh banyak siswa.
2.      Memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dengan metode modern. Hal ini sudah cukup terealisasi dimana sekarang madrasah- madrasah memadukan pendidikan agama dengan pendidikan umum menggunakan metode yang modern.
3.      Tidak memisahkan antara pendidikan Agama (sepiritual) dengan Pendidikan umum (keduniaan)
Dalam madrasah sekarangpun masih tetap diterapkan, pendidik tidak mesisahkan kedua ilmu tersebut, karena memang kedua pengetahuan tersebut penting bagi kehidupan seseorang. Untuk bahagia dunia dan akherat dibutuhkan kedua ilmu tersebut.





B.     Materi
Menurut Rasyid Ridha materi yang diajarkan di samping fiqh, tafsir, hadits dan sebagainya yang biasa diberikan di Madrasah- madrasah Tradisional, perlu adanya penambahan kurikulum mata pelajarannya yang mencangkup bidang teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah,  ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, dan Ilmu mengatur Rumah tangga (kejahteraan keluarga).
Jika dilihat meteri pembelajaran sekarang, pemikiran Rasyid Ridho tersebut sudah terealisasi sekarang pada madrasah- madrasah tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja seperti fiqh, tafsir, hadits dan sebagainya tetapi juga mengajarkan  bidang teknologi, moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah,  ekonomi, hitung, kesehatan, bahasa asing, malah bias dibilang teknologi yang digunakan pada madrasah- madrasah sudah cukup canggih. Walaupun masih terdapat madarasah- madrasah yang hanya mengajarkan agama saja tidak mengajarkan ilmu- ilmu umum, seperti di Madrasah/ Pesantren  salafi.

C.    Metode
Metode yang yang digunakan  rasyid Ridha cukup terlaksana pada masa kini, melihat sekarang metode yang yang digunakan lebih menuntut kepada kemandirian siswa, menjadikan pengalaman sebagai pelajaran dan menggunakan teknologi sebagai alat bantu/ media yang digunakan untuk mempermudah guru mengajar dan murid menerima pelajaran.

D.    Pendidik
1.      Seorang pendidik harus senantiasa menambah ilmu pengetahuan
Pemikiran ini sudah cukup terlaksana, seperti adanya progam pemerintah memberikan sertifikasi kepada guru- guru yang memenuhi syarat. Dengan adanya progam ini memberikan semangat kepada para pendidik untuk memperluas pengetahuannya.
2.      Dalam mengajar pendidik menggunkan metode yang bervariasi
Jika dilihat dengan masa kini, pemikiran ini sudah cukup terealisasi, dimana pada saat ini banyak pendidik yang tidak hanya menggunakan metode ceramah saja dalam mengajar, tetapi sudah bermacam- macam metode yang digunakan sesuaikan dengan materi yang diajarkan.
3.       Dalam mengajar pendidik harus melibatkan peserta didik agar mereka dapat menjelaskan secara kusus menurut penelitian mereka sendiri (pendidik sebagai pembimbing bagi peserta didik)
Pemikiran rasyid Ridha ini sudah cukup terealisasi dimana para pendidik kini menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centered- approaches). pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centered- approaches) adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. Pada pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. [12]
E.     Peserta Didik
Seperti yang telah dijelaskan diatas peserta didik dituntut untuk lebih aktif untuk lebih aktif, sudah cukup terlaksana melalui pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centered- approaches).











BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam masa, telah bercokolnya politik kerajaan Turki Utsmani di Dunia Arab yang tidak banyak menggantungkan perkembangan peradaban Islam secara utuh, sehingga masa itu merupakan priode kebekuan, keruntuhan dan kehancuran pendidikan Islam. dengan semangat motivasi itulah Rasyid Ridha berpendirian bahwa umat islam harus merebut kembali peradaban Islam dalam berbagai bidangnya, sepertihalnya peradaban modern. Jalan untuk memiliki kekuatan hanyalah berusaha untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern, sebagaimana yang dimiliki barat. Peradaban barat modern menurutnya didasarkan atas ilmu pengetahuan dan teknlologi yang tidak bertentangan sama sekali dengan  ajaran islam.

B.     Penutup
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah masih banyak kekurangan, Karena keterbatasan kemampuan kami atapun kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah inni berguna bagi para pembacanya dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amiiin











[1]  Amin Rais , Islam dan Pembaruan, dalam john J. Donohue dan John L. (Ed.),(ter. Machnun Husein ), (Jakarta: Rajawali, 1984) hlm. 10
[2] Ahmad al- Syirbasi, Rasyid Ridha,  Shahibu al- Manar, (Mesir: Lajnah al- ta’rif bi al- Islam, 1970) hlm. 69
[3] Murodi, Sejarah Kebuidayaan Islam, (Semarang : PT.Karya Toha Putra, 1994), hlm. 179
[4] Harun Nasition, pembaharuan dalam islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hlm. 59
[5] Asmuni,  Muhammad Yusran, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, (Surabaya : al-Ikhlas, 1994). hlm. 27

[6] Lihat As- Syayid Muhammad rasyid Ridha dalam tarikh Al- Ustd Al- Imam As- Sayyid Muhammad Abduh, Al- Manar, 1350/ 1931, hlm.1003

[7] Ibid, hlm. 71
[8] Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age 1798- 1939, (Oxford University, London, New York, Toronto, 1962), hlm. 228
[9] Harun Nasition,op. cit,  h. 72- 73
[10] Hasan Langgulung, Asas- asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1987), hlm. 98
[11] Albert Hourani, op. cit, 236
[12] Rusman, model- model pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo, 2014 ) hlm, 382

5 comments: