Wikipedia

Search results

Sunday, February 5, 2017

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJARDI SD/MI

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJARDI SD/MI


P E N D A H U L U A N
Pendidikan merupakan usaha orang dewasa dan pergaulanya dengan anak-anak untuk membimbing perkembangan jasmani serta pikiran intelektual. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat iteraktif dan berbagai untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Komponen tersebut adalah tujuan,  pendidik, peserta didik, pendeketan, materi, metode, media dan evaluasi.
Dari komponen-komponen pembelajaran tersebut, tujuan dijadikan fokus utama pengembangan, artinya komponen-komponen yag lain dikembangakan mengacu kepada komponen tujuan yang ingin dicapai.

A.           PENGERTIAN KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES BELAJARMENGAJAR SD/MI
Pada hakikatnya komponen proses belajar mengajar adalah pengaruh, bimbingan, arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang dimaksud adalah semua aspek yang ada sudah matang yaitu meliputi cipta, rasa dan karsanya.[1]

B.            KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SD/MI

1.             Tujuan proses belajar-mengajar
Belajar dan mengajar memiliki tiga unsur yang dapat dibedakan atas tujuan belajar-mengajar, proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa. Tujuan proses belajar-mengajar, Pendidik, peserta didik dan Pendekatan Mengajar
2.             Pendidik
Berdasarkan UU Nomor 20 pasal 1 butir 6 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan istilah lainnya yang sesuai dengan kekhususannya yang juga berperan dalam pendidikan.menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal.
3.             Peserta didik
Menurut Pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Siswa atau peserta didik merupakan subyek utama dalam pembelajaran dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan kegiatan belajar-mengajar.
4.             Pendekatan Mengajar
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kitaterhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
a.    Pendekatan Individual           
Pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing. Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dapat diatasi dengan pendekatan individual.
b.   Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membangun dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta mambangun sikap kesetiakawanan sosial.
c.    Pendekatan Variasi
Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Jadi, pendekatan variasi yaitu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecahan masalah tersebut.
d.   Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma, norma moral, norma sosial dan norma agama.
Pendekatan yang benar untuk pendidik adalah dengan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan menempatkan dan membangun karakter anak didik bagaimana cara memimpin teman-temannya dan anak-anak lainnya, membangun bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.
e.    Pendekatan Pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali.[2]
Jadi, pendekatan pengalaman adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru dengan memberikan pengalaman-pengalaman terhadap siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai pendidikan. Misalnya untuk pendidikan agama Islam dilakukan pendekatan keagamaan baik secara individu maupun kelompok.
f.     Pendekatan Pembiasaan
Dengan suatu pembiasaan, suatu aktivitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik pula. Begitu juga dengan sebaliknya.
Jadi, pendekatan pembiasaan adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid melalui cara menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Misalnya menanamkan kebiasaan untuk jujur, tidak berbohong, disiplin, tidak suka berkelahi, ikhlas, gemar menolong, suka bersedekah, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik dan sebagainya.
g.    Pendekatan Emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan spiritual. Di dalamnya juga terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis, etis, sosial, dan perasaan harga diri.
Jadi, pendekatan emosional yaitu pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid melalui rangsangan verbal maupun nonverbal serta melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Untuk mencapai tujuan pendekatan emosional, metode yang perlu dipertimbangkan adalah metode ceramah, bercerita, sosiodrama. Misalnya, melalui rangsangan verbal seperti sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal seperti bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.
h.   Pendekatan Rasioanal
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan cara membimbing perkembangan berpikir murid kearah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usianya. Misalnya, pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus disesuaikan dengan tingkat berpikir anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak.
Disini usaha terpenting bagi guru yaitu bagaimana memberikan peran pada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pelatihan dan pemberian tugas.
i.      Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup anak didik.Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Metode-metode yang harus dipertimbangkan dalam pendekatan ini antara lain ; metode pelatihan, pemberian tugas, ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi.
j.        Pendekatan Keagamaan
Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukan unsure-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama ke dalam diri siswa. Misalnya, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum.
k.   Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian strukur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
Jadi, pendekatan kebermaknaan dapat diartikan pendekatan yang memasukkan unsure-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya, pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa inggris.
5.             Materi
Materi pelajaran, teridiri dari materi formal yang di dapat dari buku-buku teks resmi (buku paket) sekolah dan materi informal yang di dapat dari lingkungan sekitar dengan maksud agar proses pembelajaran lebih relevan dan aktual.[3]
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinsondan Waters adalah:
a.         Adanya teks yang menarik.
b.         Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.
c.         Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.
d.        Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.

6.             Metode
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran). Metode pengajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, metode pengajaran dapat diartikan sebagai cara yangdigunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatannyata dan praktis untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar.[4]
Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan metode, antara lain:
a.    Tujuan Khusus Pembelajaran
b.    Karakteristik Materi Pelajaran
c.    Kemampuan Guru
d.   Fasilitas Yang Tersedia
Macam-macam metode dalam pembelajaran :
1)             Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.  Metode ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Dengan metode ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
2)             Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksisaling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.
3)             Metode pembelajaran demontrasi  adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.
4)             Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
5)             Metode Study Tour (Karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

7.             Media
Media atau alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Secara harfiah media disebut medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran
Jadi pengertian dari Media atau alat itu adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yakni sebagai perlengkapan, pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, kapur tulis, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya.[5]
Pengelompokan media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian, antara lain :
a.         Media Visual
b.         Media Audio
c.         Media Audio Visual
Adapun fungsi dari media pembelajaran yaitu :
a.         Mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi
b.         Mengurangi sifat pasif siswa dalam belajar
c.         Mengatasi keterbatasan fisik kelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media, antara lain:
a.         Tujuan pembelajaran
b.         Situasi belajar
c.         Kemudahan
d.        Ekonomis
e.         Fleksibilitas
f.          Kepraktisan dan keasederhanaan
g.         Kemampuan guru

8.             Tempat
Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajarberlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
9.             Evaluasi
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentangStandar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a.    Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses.
b.    Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu :
a.    Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukankuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif.
b.    Asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadaphasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilankeputusan.
c.    evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian.


Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lainsebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajarandalam jangka waktu tertentu.
b.    Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
c.    Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d.   Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangkaperbaikan.
Fungsi evaluasi antara lain :
a.    Fungsi seleksi
Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calonpeserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.

b.    Fungsi Penempatan
Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang(peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yangsesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.

c.    Fungsi Diagnostik
Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajaryang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.

C.           FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN PEMBELAJARAN SD/MI
Meskipun hubungan masing-masing komponen pembelajaran sangatlah berkaitan, tetapi setiap komponen memiliki fungsi tersendiri, antara lain:[6]
1.             Fungsi Kurikulum
a.              Alat untuk mencapai tujuan pendidikan
1)   Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
2)   Dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan bagian mana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

b.             Fungsi Guru
1)   Sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
2)   Sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
3)   Sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat.
4)   Sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5)   Sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
c.              Fungsi Siswa
1)   Sebagai objek, siswa yang menerima pelajaran
2)   Sebagai subjek, siswa ikut menentukan hasil belajar

d.             Fungsi Metode
1)   Untuk mempermudah dan memperlancar proses belajar-mengajar
2)   Membantu guru dalam menjelaskan berbagai macam materi kepada siswa.
3)   Membuat siswa menjadi aktif, berani dan mandi

e.              Fungsi Materi
1)   Sebagai bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
2)   Menambah dan memperluas pengetahuan siswa
3)   Menjadi dasar pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran lebih lanjut
4)   Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar
5)   Membangun kemampuan untuk melakukan asesmen-diri atas hasil pembelajaran yang dicapai.

f.              Fungsi Media
1)   Fungsi edukatif : dapat memberika pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan, memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien
2)   Fungsi sosial : hubungan antara pribadi anak dapat terjalin baik
3)   Fungsi ekonomis : Efisiensi dalam waktu dan tenaga, dengan satu macam alat media, pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu
4)   Fungsi Seni : dengan adanya media pendidikan, kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia.

g.             Fungsi Evaluasi
1)   Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
2)   Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam mendalamipelajaran.
3)   Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
4)   Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
5)   Sebagai alat motivasi belajar-mengajar
6)   Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran anak pada suatu pekerjaan.

D.           HUBUNGAN MASING-MASING KOMPONEN PEMBELAJARAN SD/MI
Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak.[7]
Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.[8]
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik .

v   LATIHAN

1.    Apa pengertian dari komponen dalam proses belajar mengajar?
2.    Apa devinisi dari komponen-komponen dalam proses belajar mengajar?
3.    Apa saja yang termasuk komponen-komponen dalam proses belajar mengajar?

v   RANGKUMAN
Komponen proses belajar mengajar adalah pengaruh, bimbingan, arahan dari orangdewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memilikikepribadian yang utuh dan matang. Komponen-komponen dalam proses belajar mengajar dibagi menjadi 9 yaitu tujuan proses belajar-mengajar, pendidik, peserta didik pendekatan mengajar, materi, metode, media,     tempat,    evaluasi. Masing komponen pembelajaran sangatlah berkaitan, tetapi setiap komponen memiliki fungsi tersendiri, antara lain : fungsi kurikulum fungsi guru fungsi siswa fungsi metode fungsi materi fungsi media fungsi evaluasi bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik .
v   TES FORMATIF

1.             Ruang lingkup standar kompetensi guru yang pertama adalah komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup, kecuali ...
a.    Penyusunan perencanaan pembelajaran
b.    Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c.    Penilaian prestasi belajar peserta didik
d.   Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
e.    Pemahaman wawasan kependidikan

2.             Kompetensi dari komponen pengelolaan pembelajaran kecuali ...
a.    Penyusunan rencana pembelajaran
b.    Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c.    Penilaian prestarsi belajar peserta didik
d.   Pelaksanaan tindak lanjut, hasil penilaian prestarsi belajar peserta didik
e.       Penguasaan bahan kajian akademik

3.             Suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem  pengajaran merupakan Perencanaan pengajaran sebagai ...
a.    System
b.    Proses
c.    Teknologi
d.   Sains (science)
e.    Sebuah disiplin

4.             Perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain, kecuali...
a.    Menguasai bahan ajar
b.    Menguasai kurikulum
c.    Menyusun program pengajaran
d.   Melaksanakan program pengajaran
e.    Melaksanakan evaluasi

5.             Menurut Djamarah bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan ...
a.    Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah, pengelompokan kompetensi dasar,  materi pokok, indikator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
b.    Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah, semester, sasaran-sasaran matapelajaran, materi pokok, indikator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
c.    Bidang studi yang kan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah, semester, sasaran-sasaran matapelajaran, materi pokok; indikator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
d.   Bidang studi yang kan diajarkan, tingkat sekolah/madrasah, semester,  pengelompokan kompetensi dasar, uraian topik-topik pembelajaran,  indikator, strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.
e.    Bidang studi yang kan diajarkan tingkat sekolah/madrasah, semester, pengelompokan kompetensi dasar,  materi pokok, indikator,  strategi pembelajaran, alokasi waktu, bahan/alat/media.

6.             Dibawah ini yang tidak termasuk bahan ajar cetak (printed) adalah ...
a.    Animation
b.    Wallchart
c.    Handout
d.   Leaftlet
e.    Gambar

7.             Fase dalam kegiatan pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut kecuali ...
a.    Fase motivasi
b.    Fase menaruh perhatian
c.    Fase pengelolaan
d.   Fase menggali
e.    Fase umpan balik

8.             Menurut kenneth dalam rosyada (2004:141), beberapa indikator kecakapan yang dapat dijadikan ukuran yaitu, kecuali ...
a.    Penerimaan
b.    Tanggapan
c.    Penilaian
d.   Pengorganisasian nilai-nilai
e.    Karakteristik kehidupan

9.             Aktivitas ini dilakukan karena guru telah menetahui sasaran-sasaran tertentu yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk mengambil suatu keputusan. Aktivitas diatas merupakan salah satu dari enam aktivitas utama guru yaitu ...
a.    Memilih isi dan menetukan sasaran
b.    Mendiagnosa kebutuhan peseta didik
c.    Mengidentifikasi teknik-teknik “pembelajran”
d.   Memberikan motivasi dan implementasi program
e.    Merencanakan aktivitas “merumuskan unit-unit dan merencanakan pembelajaran”

10.         Menurut pendapat kennetch d.moore, komponen rencana pembelajaran  diantarnya adalah sebagai berikut, kecuali...
a.    Topik bahasan
b.    Tujuan pembelajaran
c.    Materi pembelajaran
d.   Evaluasi hasil belajar
e.    Sumber bahan
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian akhir. Hitunglah jawaban yang benar kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar.
Jumlah jawaban yang benar  
Tingkat penguasaan =                                                 X 100%
                                                Jumlah soal
 


Arti tingkat penguasaan 90%-100% = baik sekali
                                       80%- 89% = baik
                                       70%-79%= cukup
                               <70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 atau lebih anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajarar berikutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80 anda harus mengulangi materi kegiatan belajar lagi. Terutama bagian yang belum dikuasai.

Kunci Jawaban
   1.      E
   2.      E
   3.      C
   4.      E
   5.      E
   6.      A
   7.      D
   8.      C
   9.      C
   10.  E







GLOSARIUM

Widyaswara    : Bisa lebih dari satu, contoh: sinonim, efektif          
Tutor               : Orang yang member pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau            sejumlah kecil siswa
Instruktur        : Orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingangannya
Konselor          : Orang yang melayani konseling, pensihat, penyuluh
Individual       : Mengenai atau berhubungan dengan manusia secara pribadi
Spiritual           : Berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin)
Intelektual       : Berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, yang mempunyai kecerdasan
Estetis             : Mengenai keindahan; mempunyai penilaian terhadap keindahan
Informal          : Tidak resmi
Relevan           : Kait-mengait; bersangkut paut; berguna secara langsung
Aktual             : Betul-betul ada (terjadi)
Interaktif         : Bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan, saling aktif
Demonstrasi    : Mempertunjukan, mempertontonkan, memperagakan
Eksperimental : Bersangkutan dengan percobaan
Harfiah            : Terjemahan atau arti
Media              : Alat atau sarana yang digunakan
Visual              : Dapat dilihat dengan indra pengliahat (mata)
Audio              : Dapat didengar dengan indra pendengar (telinga)
Fleksibelitas    : Lentur, luwes
Etimologi        : Cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna
Supporter        : Pendukung atau dukungan
Supervisor       : Pengontrol utama atau pengawas utama
Behavior          : Kelakuan, tindakan, perbuatan, tingkah laku, prilakus
Value               : Nilai atau harga


DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, dkk. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta
Sugandi, Achmad. 2005. Teori pembelajaran. Semarang: UNNES Press.
Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung :  Remaja Rosdakarya.
Syaiful bahri. 2002. jamarah dan aswan zain, strategi belajar mengajar. Jakarta: rineka cipta.
Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum diSekolah. Bandung: Sinar Baru


[1]Dimyati, dkk. Belajar dan pembelajaran. (Jakarta :Rineka Cipta, 2009), h.37

[2]Ibid. h. 40
[3]Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan. (Bandung :  Remaja Rosdakarya, 2010) h. 65

[4]Sugandi, Achmad. Teori pembelajaran. (Semarang: UNNES Press, 2005) h. 49

[5]Ibid.50
[6]Syaiful bahri.. jamarah dan aswan zain, strategi belajar mengajar. (Jakarta: rineka cipta,2002) h.74

[7]Dimyati, dkk. Belajar dan pembelajaran. (Jakarta :Rineka Cipta, 2009), h..44
[8]Sudjana, Nana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum diSekolah.(Bandung: Sinar Baru. 2002), h. 65



No comments:

Post a Comment