Wikipedia

Search results

Sunday, February 5, 2017

MANAJEMEN PEMBALAJARAN SD/MI

MANAJEMEN PEMBALAJARAN SD/MI

 PENDAHULUAN
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru dalah sebagian besar terjadi didalam kelas, guru bertugas utuk mengoptimalkan dan mengatur proses pembelajaran siswa dikelas, guru mampu mengatur siswa dan saran pengajaran serta mengendalikan kelas  kedalam situasi belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
Dalam kelas segala proses terjadi, baik dalam latar belakang siswa, potensi siswa, karakter pendidik dan peserta didik yang berbeda beda itu semua terjadi didalam kelas, semua itu tergantung cara pendidik dalam mengelola kelasnya sehingga dapat menjadi kelas yang efktif. Kurikulum dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berinteraksi didalam kelas.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok yaitu mengajar dan pengelolaan kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung meningatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelolaan kelas bermaksud. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptkan dan mempertahankan susasana kelas. Kegiatan mengelola kelas adalah tugas dan tanggung jawab pedidik dengan mengembangkan potensi yang ada didalam kelas. Hal ini guru dituntut secara propesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kleas yang kondusif guna menciptakan kelas yang optimal.
Dalam manajemen kelas pada hal ini membahas tentang:
1.    Pengertian manajemen kelas SD/MI
2.    Tujuan manajemen kelas SD/MI
3.    Prinsip-prinsip managemen kelas SD/MI
4.    Pendekatan-pendekatan mamjemen kelas SD/MI
5.    Setrategi manajemen kelas SD/MI
6.    Peran guru dalam manajemen kelas SD/MI
Dengan mempelajari modul ini pembaca akan lebih memahami devinisi dari manajemen kelas dan manfaat dari memahami manajemen kelas itu sendiri, selain dari itu penbaca juga akan menambah wawasan tentang cara memanajemen kelas agar  kita sebagai calon pendidik dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif kelak ketika terjun ke lapangan. Selain itu pembaca akan lebih paham dengan bagian-bagian dalam manajemen kelas seperti:
1.    Dapat mengatahui Pengetian manajemen kelas SD/MI
2.    Dapat mengetahui tujuan manajemen kelas SD/MI
3.    Dapat mengetahui prinsip-prinsip manajemen kelas SD/MI
4.    Dapat mengetahui penekatan-pendekatan manajemen kelas SD/MI
5.    Dapat mengetahui setretegi manejemen kelas MI/SD
6.    Dapat mengetahui apa saja permasalah yang ada di dalam kelas
7.    Dapat mengetahui peran guru dalam memanajemen kelas

A.           PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS SD/MI
Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang di dukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua system, yaitu system organisasi dan system administrasi.[1]
Manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Manajemen pendidikan sebagaimana dinyatakan Ramayulis adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang miliki baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan orang lain secara efektif, efesien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.
System organisasi adalah integritas berbagai komponen yang saling memengaruhi yang berperan menurut tugas dan fungsi masing-masing sekaligus terkait dengan komponen-komponen administrative. Seluruh aktivitas manusia dalam suatu system organisasi dikendalikan oleh prinsip-prinsip yang berlaku dalam manajemen. Adapun system administrasi berperan mencatat dan merekam semua proses manajerial secara bertahap, periodik, dan akuntable.
Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1.        Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah seni karena untuk melakukan pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
2.        Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
3.        G. R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Definisi tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F. Sikula sebagaimana dikemukakan oleh S. P. Hasibuan.
4.        James A.F. Stoner yang mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5.        Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan bahwa sebagai seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, dan mengorganisasikan semua komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan.[2]
6.        Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah proses pelaksanaan program untuk mencapai tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
7.        Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha individu untuk mencapai tujuan yang bersama.
8.        Manajemen adalah kolektivitas manusia yang melakukan aktivitas manajemen. Artinya, segenap manusia yang melakukan aktivitas manajemen dalam lembaga tertentu disebut manajemen.
9.        Manajemen adalah proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan pada kelompok manusia ke arah tujuan organisional atau maksud-maksud yang nyata.
10.    Manajemen adalah ilmu pengetahuan dan seni. Seni adalah pengetahuan untuk mencapai hasil yang diinginkan atau kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan, pelajaran, serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
11.    Manajemen adalah seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui tenaga orang lain. Para manajer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan pekerjaannya, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
12.    Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[3]
Semua pengertian tentang manajemen tersebut mengandung persamaan mendasar bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang saling berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang ditargetkan. Hal-hal yang dimaksudkan adalah:
1.        Organisasi sebagai wadah utama adanya manajemen;
2.        Manajer, yang memimpin dan memikul tanggung jawab penuh dalam organisasi;
3.        Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
4.        Tujuan organisasi;
5.        Perencanaan program yang akan dilaksanakan;
6.        Pengarahan sumber daya organisasi;
7.        Teknik-teknik pelaksanaan kegiatan organisasi;
8.        Pengawasan aktivitas organisasi;
9.        Sarana dan prasarana organisasi;
10.    Penempatan personalitas yang professional;
11.    Evaluasi kegiatan organisasi;
12.    Pertanggungjawaban organisasi;
Dengan penjelasan tersebut, secara umum, pengertian manajemen ialah kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain (getting things done through the effort of other people). Dari pengertian tersebut, tersirat adanya lima unsure manajemen, yaitu:
1.    Pimpinan;
2.    Orang-orang (pelaksana) yang dipimpin;
3.    Tujuan yang akan dicapai;
4.    Kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut;
5.    Sarana atau peralatan manajemen (tools of management) yang terdiri atas enam macam (dikenal dengan 6M), yaitu:
a.    Man (manusia/orang);
b.    Money (uang);
c.    Materials (bahan-bahan);
d.   Machine
e.    Method
f.     Market (pasar).
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat diklasifikasikan ruang lingkup manajemen, terutama dilihat dari unsure-unsur yang pasti ada dalam manajemen. Sebagai ilmu, manajemen memiliki teori dan kerangka piker yang sudah teruji, terutama berhubungan dengan teori manajemen ilmiah, organisasi klasik, teori pelaku organisasi.
Teori manajemen ilmiah memfokuskan kajiannya pada pentingnya keberadaan manajer dan perannya dalam suatu organisasi. Menurut teori ini, penciptaan iklim yang kondusif bergantung pada sumber daya manusia yang menggerakkan organisasi.
Teori organisasi klasik atau teori tradisional menggambarkan organisasi yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya pun terspesialisasi. Dengan kata lain, setiap pekerja memikul tanggung jawab penuh sesuai dengan spesialisasinya dan mengikuti system kerja yang professional. Adapun teori pelaku organisasi memfokuskan pengaruh individu kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi.
Manajemen juga mengkaji efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kinerja organisasi dengan mempertimbangkan tujuan organisasi, kegiatan yang logis, jumlah sumber daya manusia atau staf yang memadai, disiplin kerja, upah yang proporsional, bonus yang prestatif, standar pekerjaan yang sistematis, pertanggungjawaban yang objektif, penerapan balas jasa atau insentif yang motivasional, dan pengembangan perusahaan yang terukur.

B.            TUJUAN MANAJEMEN KELAS SD/MI
Secara umum tujuan manajemen kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.[4]
Karakter kelas yang di hasilkan karena adanya proses manajemen kelas yang baik akan memiliki sekuran-kurangnya tiga ciri, yakni:
1.    Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progres,  sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat
2.    Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah di cerna dan situasi kelas kondusif
3.    Self-Confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti [elajaran dan belajar berprestarsi.

C.           PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS SD/MI
Dalam manajemen terdapat prinsip-prinsip yang merupakan pedoman umum atau pegangan utama pelaksanaan aktivitas manajerial, yang menentukan kesuksesan pengelolaan organisasi. Roda organisasi atau perusahan dipacu dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang berprinsip pada prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.[5]
Prinsip-prinsip umum manajemen (General principle of management) misalnya dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan, yaitu sebagai berikut.
1.             Division of work (asas pembagian kerja).
2.             Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab).
3.             Discipline (asas disiplin).
4.             Unity of command (asas kesatuan perintah).
5.             Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah).
6.             Subordination of individual Interest into general Interest (asas kepentingan umum di atas kepentingan pribadi).
7.             Renumeration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar).
8.             Centralization (asas pemusatan wewenang).
9.             Scalar of chain (asas hierarki atau asas rantai berkala).
10.         Order (asas keteraturan).
11.         Equity (asas keadilan).
12.         Iniative (asas inisiatif).
13.         Esprit de corps (asas kesatuan).
14.         Stability of turn-over Personnel (asas kestabilan masa jabatan).

1.             Division of work
Asas pembagian kerja merupakan prinsip yang sangat penting dalam manajemen. Pentingnya penerapan prinsip pembagian kerja adalah dengan alasan berikut:
a.    Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda;
b.    Setiap jenis lapangan kerja membutuhkan tenaga ahli yang berbeda-beda;
c.    Setiap pekerja memiliki pengalaman kerja yang berbeda;
d.   Mentalitas pekerja yang berbeda;
e.    Penggunaan waktu yang berbeda;
f.     Latar belakang kehidupan, social, ekonomi, kebudayaan yang berbeda;
g.    Otak dan tingkat pendidikan yang berbeda.[6]
Agar pembagian kerja dapat dilaksanakan dengan baik, tepat dan akurat, manajemen seharusnya melaksanakan beberapa kegiatan sebelum menerima dan merekomendasikan jabatan tertentu pada setiap pegawainya. Kegiatan yang dapat dilaksanakan di antaranya:
a.    Pengumuman penerimaan pekerja;
b.    Penilaian syarat-syarat administrasi, yaitu lulusan pendidikan formal, kursus-kursus, spesifikasi keilmuan yang dibutuhkan, pengalaman, dan syarat-syarat lainnya yang diperlukan bagi kelengkapan penilaian administrative, misalnya Indeks Prestasi Komulatif pencari kerja di bidangnya masing-masing;
c.    Test tertulis mata pelajaran tertentu, yaitu bidang umum dan bidang khusus;
d.   Wawancara bagi yang lulus tes tertulis;
e.    Psikotes;
f.     Matrikulasi pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu;
g.    Mengikutsertakan pekerja dalam program pendidikan dan pelatihan khusus bagi ilmu terapan sesuai jenis pekerjaannya;
h.    Penilaian prestasi kerja;
i.      Tes kenaikan jabatan
Sembilan kegiatan tersebut sangat mendukung pelaksanaan prinsip pembagian kerja. Hal ini karena perusahaan yang tidak melaksanakan tes semacam di atas bukan perusahaan yang mengutamakan profesionalitas. Uji mental bagi pekerja dapat dilakukan dengan cara menempatkan para pekerja pada jabatan terendah, misalnya sebagai salesmen yang pekerjannya berkeliling ke rumah-rumah atau menawarkan produk tertentu kepada setiap orang yang dijumpainya, seperti di pertokoan, pasar, perkantoran, dan perumahan penduduk. Jenis pekerjaan tersebut bukan hanya membutuhkan mentalitas yang kuat karena seorang salesmen hanya berprinsip pada ungkapan “siap ditolak” bukan “siap diterima”, melainkan juga menuntut salesmen untuk mahir dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan, terkadang ada kesan memaksa dengan penuh keramahan. Hal yang paling membutuhkan kesabaran adalah setelah salesman memeragakan semua produk yang ditawarkan dengan memakan waktu yang cukup lama, ternyata tidak seorang pun konsumen yang membeli produknya.
2.             Authority and Responsibility
Prinsip proporsionalitas wewenang dan tanggung jawab berkaitan dengan prestasi dan kemampuan para pekerja. Dalam organisasi ataupun perusahaan, jabatan structural berkaitan langsung dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Pembagian wewenang dan tanggung jawab harus diterapkan secara proposional agar pelaksanaan kegiatan perusahaan ataupun organisasi tidak tumpang tindih (overlapping) atau bahkan terkesan amburadul. Organisasi yang professional tidak menerapkan manajemen “tukang sol sepatu” yang semuanya dikerjakan sendiri. Tukang sol sepatu yang biasa mangkal di pinggir jalan raya atau yang keliling rumah memborong seluruh pekerjaannya, mulai memeriksa sepatu, membersihkan, menjahit, merekatnya dengan lem, dan menyemir sepatu.[7]
Manajemen yang berprinsip pada pembagian wewenang dan tanggung jawab akan meningkatkan efektivitas dalam bekerja. Setiap pegawai memandang bahwa jabatan dan pekerjaannya merupakan amanah yang harus dilaksanakan dan dijaga baik dengan cara meningkatkan kinerja dan prestasi kerjanya.
Wewenang dan tanggung jawab terberat dalam organisasi ataupun perusahaan dipegang oleh manajer. Tugasnya adalah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin dengan melaksanakan aktivitas organisasi secara efektif dan efesien dengan senantiasa diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Manager membawahi pegawai yang memiliki jabatan berbeda-beda. Demikian seterusnya,, hingga pada tingkat supervisor dan bagian-bagian yang berada di bawahnya.
3.             Discipline
Disiplin berakar pada prinsip proporsionalitas antara wewenang dan tanggung jawab yang dipikul oleh seluruh anggota organisasai. Semua pegawai, baik atasan maupun bawahan wajib mematuhi peraturan organisasi yang telah disepakati. Dengan mematuhinya,baik atasan maupun bawahan berarti bekerja dengan disiplin yang optimal.
4.             Unity of Command
Kesatuan perintah artinya berada di tingkat pimpinan tertinggi kepada bawahannya. Jika bawahannya sebagai pimpinan, ia pun berwenang member perintah kepada bawahannya untuk menindaklanjuti perintah atasannya. Bawahan hanya melaksanakan pekerjaan sesuai perintah atasannya dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasannya langsung.
5.             Unity of Direction
Kesatuan arah dan tujuan. Meskipun organisasi selalu terdiri atas berbagai bidang, wewenang dan tanggung jawab seluruh pelaksanaan kegiatan diarahkan pada satu tujuan organisasi. Tujuan organisasi melingkupi seluruh tujuan bidang di dalamnya.
6.             Subordination of Individual Interest into General Interest
Prinsip ini berkaitan dengan kaidah kemaslahatan umum yang lebih diutamakan daripada kemaslahatan pribadi. Kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan pribadi, bahkan suksesnya kepentingan organisasi berdampak positif bagi kehidupan pribadi, baik sebagai manajer maupun karyawan biasa.
7.             Remuneration of Personnel
Prinsip ini berakar dari prinsip keadilan yang kaidahnya adalah al-ujrah biqadr al-masyaqah, upah diukur oleh tingkat kesulitan pekerjaannya. Jabatan dan tanggung jawab yang besar harus didukung oleh upah yang seimbang dengan beban yang dipikulnya. Kesulitan pekerjaan bukan diukur oleh kelelahan seseorang dalam bekerja, melainkan ditentukan oleh factor keahlian atau keterampilan dan profesionalitasnya. Hal itu karena meskipun seorang tukang becak yang telah begitu lelah mengayuh becak dengan penumpangnya yang duduk tenang, upahnya tidak akan melebihi seorang dosen yang masuk kelas member tugas kepada mahasiswa, lalu keluar kelas.
8.             Centralization
Prinsip ini berpandangan bahwa setiap organisasi senantiasa memiliki pusat kekuasaan dan wewenang instruksional. Kemudian, pusat membagikan kekuasaannya ke daerah, cabang, sampai tingkat unit atau ranting.
Manajer utama atau manajer puncak memiliki wewenang tertinggi yang didelegasikan kepada manajer fungsional di bawahnya. Dalam bidang-bidang tertentu terdapat berbagai subbidang yang dipimpin oleh kepala subnya masing-masing, hingga akhirnya para karyawan yang bekerja menurut pembidangnya. Akan tetapi, semuanya bertanggung jawab kepada manajer puncak atau manajer utama.
9.             Scalar of Chain (Hierarchy)
Prinsip penyaluran perintah dan tanggung jawab bersifat hirarkis, artinya sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya. Tidak salah kaprah, seperti member perintah melakukan desain produk kepada manajer pemasaran. Jadi, secara vertical mulai manajer utama sampai manajer di bidangnya masing -masing, perintah berlaku secara hierarkis sehingga pertanggungjawabannya menjadi relevan dengan wewenangnya.
10.         Order
Asas ketertiban atau keteraturan berkaitan dengan norma yang berlaku dalam organisasi atau perusahaan. Ketertiban dapat bersifat material perusahaan ataupun ketertiban dalam arti social. Ketertiban material menyangkut inventaris perkantoran atau organisasi yang harus dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan organisasi. Misalnya inventaris kendaraan bagi pejabat organisasi tertentu seharusnya dipergunakan bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, misalnya kepentingan keluarga, kecuali untuk hal-hal darurat yang diperkenankan oleh manajemen. Apakah inventaris organisasi boleh dibawa dan disimpan dirumah? Tentu boleh, apabila manajemen membolehkannya. Akan tetapi, apabila manajemen secara normative melarangnya, tentu inventaris tersebut dilarang dibawa dan disimpan di rumah. Sekalipun demikian, di Indonesia hal tersebut tidak berlaku pada kebanyakan organisasi. Sebab, barang-barang kantor biasa dibawa dan disimpan di rumah, apalagi dalam bentuk kendaraan.
Adapun ketertiban yang berkaitan dengan aspek social, yaitu dalam menempatkan karyawan di dalam organisasi ataupun perusahaan, norma yang seharusnya berlaku adalah menempatkan orang sesuai dengan keahliannya. Dengan cara demikian, perusahaan akan memperoleh dukungan yang kuat dari sumber daya manusianya.
11.         Equity
Prinsip persamaan bukan berarti sama rata dan sama rasa karena dalam organisasi terdapat pangkat dan jabatan yang berbeda, sebagaimana jenis pekerjaannya yang berbeda, serta wewenang dan tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu, prinsip persamaan atau prinsip keadilan dapat dikuantifikasikan. Apabila berkaitan dengan upah, diukur menurut kedudukannya, jika berkaitan dengan bonus atau imbalan diukur menurut prestasinya, dan jika berkaitan dengan tunjangan-tunjangan tertetntu juga ada ukurannya.
Demikian pula, penerapan sanksi bagi pelanggaran aturan organisasi, jenis sanksi tidak sama, bergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan. Oleh sebab itu, prinsipnya tidak haya pada ditetapkannya sanksi, tetapi juga berkaitan dengan proporsional atau tidaknya sanksi yang diterapkan.

12.         Initiative
Inisiatif dalam organisasi tidak berarti bebas sekehendak para karyawan. Manajer harus memberikan dorongan kepada seluruh bawahannya untuk berinisiatif sendiri mengembangkan kinerjanya, tetapi harus tetap searah dengan visi dan misi perusahaan. Inisiatif dapat berarti kreatif, konstruktif, dan inovatif.
13.         Esprit de Corp (Asas Kesatuan)
Prinsip ini bertitik tolak dari kesatuan visi dan misi yang dicanangkan oleh organisasi atau perusahaan. Semua komponen organisasi merupakan system yang terpadu. Seluruh karyawan bagaikan jarring laba-laba yang bersatu sebagai team work yang solid memperjuangkan tujuan perusahaan. Loyalitas yang dibangun terhadap perusahaan dijaga dengan selalu membentuk hubungan dan komunikasi yang aktif sehingga antar jabatan structural, antarbidang, antarwewenang, dan tanggung jawab bersifat integral.
14.         Stability of Turn-Over of Personnel (Kestabilan Jabatan Karyawan)
Prinsip stabilitas jabatan berkaitan dengan kesinambungan kinerja organisasi. Manajemen yang baik dilaksanakan oleh sebuah organisasi tidak akan sering mengganti pejabatnya. Hal ini karena dengan sering mengganti pejabat perusahaan, pelaksanaan program akan kembali ke nol. Meskipun ada yang dapat melanjutkannya, pergantian pejabat akan diikuti dengan pergantian kebijakan, dengan pergantian kebijakan dan pergantian arah pekerjaan yang dilaksanakan.
Dalam prinsip manajemen, prinsip kestabilan jabatan mencakup situasi perusahaan yang membuat para karyawannya merasa nyaman dalam bekerja dan selalu berprestasi. Pejabat yang menunjukkan tingkat prestasinya, tidak segera dinaikkan jabatannya sebelum angka dan kualitas prestasinya memuncak dan optimal. Apakah kinerjanya telah memberikan kemaslahatan bagi seluruh kepentingan perusahaan? Kalaupun hendak mengadakan penggantian jabatan, penggantiannya pun harus pejabat yang berprestasi dengan pengalaman yang memadai, dan ahli di bidang yang dipimpinnya.
Selain prinsip manajemen yang dikemukakan diatas, ada pula prinsip-prinsip manajemen yang pada dasarnya adalah sebagai berikut.
1.             Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi dan efektivitas merupakan bagian dari prinsip-prinsip manajemen atau administrasi. Titik tolak pelaksanaan manajemen dalam organisasi semaksimal mungkin memanfaatkan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efesien. Fungsi-fungsi manajemen dioperasionalisasikan dengan mempertimbangkan sarana dan prasarana yang sirama dengan keadaan dan kemampuan organisasi, artinya dengan menghebat biaya dan memperpendek waktu pelaksanaan kegiatan, tetapi hasil yang diperoleh tetap optimal.
Agar prinsip efisiensi terlaksana, semua objek organisasi harus dikelola dengan baik sehingga penerapan prinsip efisiensi bener-benar relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antarorang yang terlibat dalam organisasi sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengorganisasian terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci menurut bidang dan bagian-bagian sehingga tercipta hubungan kerja sama yang harmonis dan lancer menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Hubungan kerja yang fungsional dan berjalan dengan baik akan mempermudah pelaksanaan efisiensi yang menjadi prinsip manajemen. Untuk itu, diperlukan penyusunan rencana yang diorganisasikan dengan baik dan disusun dengan bentuk pemolaan kegiatan yang menertibkan pelaksanaanya. Pelaksanaan rencana yang telah terpola merupakan salah satu bentuk manajerial yang diperlukan guna menetapkan saling terkaitnya di antara subsistem yang ada dalam suatu organisasi.
2.             Prinsip Pengelolaan
Manajer yang baik selalu bekerja dengan langkah-langkah manajemen yang fungsional, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol. Dengan demikian, target yang dituju dengan mudah dapat dicapai dengan baik.
Perencanaan harus berpijak pada visi dan misi yang jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara hierarkis atau sistematis dan mendahulukan skala prioritas sebagaimana mengatur dan menjadwal program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus sebagai bagian awal dari program jangka menengah, sedangkan pelaksanaan program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menuju program jangka panjang. Dengan demikian, semua pelaksanaan program terdapat saling memengaruhi dan menunjang dalam mencapai target.
 Menurut Ngalim Purwanto, setiap program memerlukan perencanaan sebelum dilaksanakan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan organisasi itu berlangsung. Perencanaan merupakan cara menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran masalah itu, si perencana merumuskan hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajerial. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam setiap perencanaan, ada dua factor yang harus diperhatikan, yaitu factor tujuan dan factor sarana, baik sarana personel maupun material.
Pengorganisasian semua program dilakukan sebagai bagian dari tugas professional seorang manajer. Dengan pengorganisasian program kerja sesuai perencanaan, akan terlihat hubungan antarprogram yang dimaksudkan sehingga pada tahap-tahap pelaksanaan, pengutamaan efektivitas dan efisiensinya terjaga. Selanjutnya, setiap pelaksanaan diarahkan secara sinergis pada tujuan yang ditargetkan sehingga pengawasan dan evaluasinya akan mudah dilaksanakan. Risiko kegagalan pelaksanaan program pun akan mudah dihindarkan atau diperkecil sedemikian rupa dari risiko kegagalan.
3.             Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Internal artinya melaksanakan proses pengadministrasian semua aktivitas organisasi yang merupakan tugas utama manajer, sedangkan eksternal adalah pelayanan manajerial terhadap semua kepentingan public yang berkaitan dengan aktivitas manajemen di luar kelembagaan.
Dengan tanggung jawab manajer tersebut, pengutamaan tugas pengelolaan bukan semata-mata berkaitan dengan manajerial internal karena manajerial internal sangat berkepentingan dan memiliki hubungan fungsional dengan manajerial eksternal, sebagaimana bagian produksi bekerja sama dengan bagian promosi, dan bagian promosi berhubungan secara langsung dengan masyarakat.
4.             Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Sorang pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, artinya tegas, lugas, tuntas, dan berkualitas. Ia wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahannya, cerdas merealisasikan human relationship. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak menyalahkan bawahan, tetapi mengingatkan dan menyarankan. Demikian pula, bawahan yang baik tidak pernah menggugat dan gusar kepada atasan, tetapi meluruskan dan menyadarkan sepanjang masih dalam konteks profesionalitas yang ada di atas aturan yang disepakati.
5.             Prinsip Kerja Sama
Prinsip kerja sama didasarkan pada pengorganisasian dalam manajemen. Semua tugas dan kewajiban manajer tidak diborong oleh satu orang, tetapi dikerjakan menurut keahlian dan tugasnya masing-masing, sehingga beban kerjanya tidak menumpuk di satu tempat, sedangkan di tempat lain tidak ada yang harus dikerjakan. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab seharusnya dipolarisasi berdasarkan prinsip profesionalitas sehingga kerja sama yang dibangun tidak berbelit-belit. Selain itu, kerja sama di antara karyawan berjalan sinergis idan mempermudah pelaksanaan tugas organisasi.
Prinsip kerja sama merupakan salah satu fungsi organisasi, terutama dalam penyusunan dan penempatan personal, pekerjaan-pekerjaan, material, dan pikiran-pikiran di dalam struktur tersebut.



D.           PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS SD/MI
Mengelola kelas dapat member pesan belajar. Untuk menciptakan adalah tugas propesional guru. Sebeb, guru mrupakan aktor dan desainer pembelajaran siswa dengan salah satunya menciptakan kelas untuk belajar dan membimbing siswa untuk saling belajar membelajarakan serta membawa dampak lahirnya masukan bagi guru. Oleh karna itu, pengelolaan kelas memilik pengertian meujudkan sestem perencanaan pengajaran dalam setting dalam pembelajaran nyata, dengan evaluasi  yang terkontrol secara sistemais dan memberi timbale balik secara langsung.
Kelas sebagai peroduk pengelolaan sekurang kurangnya bercirikan terjadinya intensitas interaksi antara guru-murid, murid-guru, murid-murid, murid dengan gurunya sendiri, guru dengan jati diri propesinya dan murid-guru dengan komponen-komponen belajar lainnya. Thomas Gordon dalam bukunya teacher evectiveness training yang di terjemahkan aditya kumara dewi, menyebutkan dengan “interaksi insane”. Karena itu, there aremany froms of interaction between teacher and pupils, and between pupils. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas . berbagai pendekatan tersebut bisa di telaah seperti uraian berikut:
1.             Pendekatan Kekuasaan
Ciri yang utama  pada pendekatan ini adalah ketaan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi,  hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku.
2.             Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan kelas bukan membiarkan aak belajar dengan laisser-faire, tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdekan, bebas, nyaman, penuh tantangan dalam mealukan belajar.
3.             Pendekatan Keseimbangan Peran
Pendekatan ini dilakukan dengan member seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang boleh atau tidak boleh dilaukan oleh murid selama belajar.[8]
4.             Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan menghentikan tungkah laku anak didik yang kurang mengutungkan proses pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik.

5.             Pendekatan Suasana Emosi dan Social
Menurut goleman dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa belajar tanpa keterlibatan emosiaonal dan kegiatan saraf, kurang dari yang di butuhkan merekatkan pelajaran dalam ingatan. Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana  emosional dan hubungan sosol yang positif dalam kelas. Susana hati yang saling mencintai antar guru-murid dan murid-murid penting dalam menciptakan hubungan social pembelajaran
6.             Pendekatan Kombinasi
Pada pendekatan ini bisa menggunakan beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru memiliki peran penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi bertindak pada waktu yang tepat, dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang bermanfaat, adalah tidak mudah dan guru harus dalam mencermti hal tersebut.

E.            STRATEGI MANAJEMEN KELAS SD/MI
Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai ’siasat’, ’kiat’,’trik’, atau ’cara’. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Sanjaya dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dinamakan dengan metode.
Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Menurut Sanjaya, strategi juga dapat diartikan istilah, teknik dan taktik mengajar. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Sedangkan mengenai bagaimana menjalankan strategi, dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.[9]
Mengacu pada konteks belajar mengajar bahwa strategi adalah teknik atau siasat yang digunakan guru dan dipraktekkan oleh guru dan siswa dalam berbagai peristiwa pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Dalam manajemen/pengelolaan kelas oleh guru dalam proses belajar mengajar ada beberapa strategi dalam meningkatkan prestasi siswa yang bisa diimplementasikan oleh guru, diantaranyayaitu:
1.             Pengelolaan Lingkungan Kelas
Menurut Majid, iklim kelas yang kondusif merupakan pertimbangan utama dan memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran. Iklim belajar kondusif harus ditunjang oleh beberapa fasilitas yang menyenangkan demi kelancaran proses belajar mengajar. Seperti sarana, penataan ruang kelas, laboratorium untuk praktik, pengaturan lingkungan belajar, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antar siswa sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat sesuai dengan kemampuan siswa.
Iklim kelas yang positif dan kondusif juga dapat di ciptakan dengan pembinaan disiplin yang lebih didasarkan pada responsibilitas daripada ”punishment (hukuman)”, sehingga siswa dapat mandiri. Hubungan antara guru dan murid yang efektif diwarnai oleh perilaku-perilaku guru spesifik, yang dilakukan dengan cara:
a.    Membangkitkan peraturan, prosedur-prosedur, dan konsekuensi yang jelas bagi perilaku siswa
b.    Merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang jelas, misalkan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran pada permulaan bab pengajaran.
c.    Memperlihatkan perilaku asertif (tegas) dalam hal penggunaan nada suara yang tepat berbicara secara jelas dan tidak terlalu melengking, penggunaan bahasa tubuh guru yang tegap dengan menjaga jarak terhadap anak yang nakal, guru dengan tegas menunggu respon atau ungkapan siswa.
d.   Menciptakan kerjasama antara guru dan siswa dengan memberikan tujuan-tujuan pembelajaran yang fleksibel kepada siswa.
e.    Menarik minat peribadi dalam diri siswa dengan cara berbicara secara informal dengan siswa.[10]
f.     Mempergunakan interaksi-interaksi kelas dengan siswa secara positif dan merata, dengan cara berkontak mata dengan siswa dengan memandang keseluruh kelas. Hubungan antara guru dengan siswa memberikan suatu pokok yang esensial bagi manajemen kelas yang efektif dan merupakan kunci ke peraihan prestasi belajar siswa yang tinggi. Terciptanya hubungan-hubungan yang positif akan membawa suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam belajar, sehingga terciptanya iklim yang kondusif.

2.             Penerapan Strategi Pembelajaran
Untuk menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan dan siswa antusias dalam mengikuti pelajaran, seorang guru harus mampu menerapkan komponen strategi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Dalam meningkatkan prestasi/hasil belajar dalam bentuk dampak Instruksional dan untuk mengarahkan dampak pengiring terhadap hal-hal yang positif, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menerapkan strategi pembelajaran.
Menurut Ametambun upaya peningkatan kualitas belajar mengajar dapat ditempuh dengan strategi-strategi berikut ini:
a.    Strategi seluruh kelas yang meliputi:
1)   Ceramah adalah memberikan pengetahuan secara verbal dengan cara guru mempresentasikan sejumlah informasi luas secara efisien, yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas mendatang, mempresentasikan suatu pengetahuan penting bagi siswa untuk dipelajari
2)   Diskusi, memfokuskan pada interaksi, yang mana siswa sebagai partisipan dipersilahkan mengekspresikan pengetahuan dan pemahaman serta opini/pendapat tentang suatu topik.
3)   Debat adalah strategi yang menghendaki berpikir lebih tingkat tinggi, yang mana siswa mempelajari informasi tentang suatu isu atau ide dengan mengambil posisi pro atau kontra. Sehingga siswa harus belajar mendengarkan, memanipulasi pengetahuan untuk menarik baik kebutuhan-kebutuhan faktual maupun emosional pada audience-nya.
4)   Demonstrasi guru merupakan strategi guru menempatkan perannya untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan dengan mendemonstrasikan suatu metode. Strategi ini dipilih karena keterbatasan waktu dan kelangkaan bahan yang diperlukan.
5)   Memberikan pengarahan-pengarahan adalah memberikan informasi yang efisien tentang apa, mengapa, bagaimana, dimana, kapan tugas dan aktivitas kelas.
b.    Strategi-strategi kelompok kecil yang meliputi:
1)   Pembelajaran kooperatif adalah formasi kelompok yang ”menshare” suatu pembelajaran yang sama, bekerja independen untuk mencapai suatu penguasaan, dan memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat meraih tujuan kelompok secara sukses
2)   Pembelajararan kolaboratif adalah pembelajaran yang menghendaki para siswa bekerja bersama tetapi hasilnya lebih terbuka pada umumnya. Responsibilitas individual bagi pembelajaran ini lebih besar ketimbang dalam situasi kooperatif.
c.    Strategi pembelajaran dengan bekerja berpasangan, dengan membentuk:
1)   Mentor-mentor siswa yaitu membentuk pasangan-pasangan siswa dengan keterampilan yang tak sama, dengan menempatkan salah satu siswa yang sudah siap untuk mentutor teman pasangan .
2)   Berpasangan secara random (acak) digunakan dalam suatu basis jangka pendek sebab hanya berpikir sejenak, untuk memenuhi kebutuhan siswa atau memenuhi tuntutan tugas.
d.   Strategi Pembelajaran dengan Bekerja Secara Individu
Yaitu strategi dengan bekerja secara independen oleh siswa dalam mempelajari keterampilan atau pengetahuan dan mepraktikkan serta memastikan tingkat pemahamannya Guru harus cerdas memilih dan menggunakan metode pembelajaran atau dengan mengkombinasikan dari beberapa metode yang sesuai dengan kondisi yang ada.

F.            PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN KELAS SD/MI
Beberapa masalah dalam pengelolaan kelas
1.             Tingkah laku anak bervariasi.
Variasi perilaku anak merupakan masallah bagi guru upaya pengelolaan kelas. Menurut made pinarta maslah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:[11]
a.       Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik dan pertentagan jenis kelamin.
b.      Tidak ada standar prilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rubut, bercakap-cakap, pergi kesana kemari, dan sebagainya.
c.       Reaksi negatif terhadapa anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, dan merendahkan keolmpok bodoh.
d.      Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan mendorong prilaku anak didik yang keliru.
e.       Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/retganggu, misalnya bila di datangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
f.       Moral rendah, permusuhan, agresif, dalam lembaga yang alat-alatnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
g.      Tidak mampu menyesuaikan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru dan sebaginya,

G.           PERAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS SD/MI
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1.             Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
2.             Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis dalam berbagai sudut), evaluasi.
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka.
3.             Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran  dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
4.             Guru Sebagai Fasilitator 
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.
5.             Guru Sebagai Motivator
Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat.    Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun.    Guru seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya, yaitu :
a.    Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif.    Guru juga harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap siswanya.    Dalam batas tertentu, guru berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
b.    Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal.    Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang dibayangkan.    Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman.     Karena dalam mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian.    Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan.    Ini berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
c.    Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas.     Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.
v   LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1.    Jelaskan devinisi dari manajemen kelas?
2.    Jelaskan secara singkat pengertian mamajen kelas secara umum?
3.    Jelaskan tujuan manajemen kelas menurut anda?
4.    Sebutkan minimal 5 perinsip-perinsip manajemen kelas secara umum?
5.    Sebutkan pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas?
6.    Dalam manajemen kelas terdapat setrategi Penerapan Strategi pembelajaran, jelaskan.!
Petunjuk Jawaban Latihan
1.    Dalam modul di bagian pengertian terdapat pengertian manajemen kelas, baca dengan teliti kemudian jelaskan dan jabarkan.
2.    Pengertian umum Untuk mencapai tujuan dan sasaran
3.    Jika mutu pembelajaran baik maka akan akan tercapai tujuan pembelajaran
4.    Prinsip-prinsip umum manajemen (General principle of management) dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan ada 14 perinsip umum
5.    Pendekatan terjadi karena ada interaksi antara pendidik dan peserta didik, pendekatan manajemen kelas ada 6.
6.    Setrategi diGunakan utnuk menciptakan iklim belajar yag menyenangkan, sehingga pembelajaran menjadi efektif

v   RANGKUMAN
Manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Karakter kelas yang di hasilkan karena adanya proses manajemen kelas yang baik akan memiliki sekuran-kurangnya tiga ciri, yakni:
1.    Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progres,  sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat
2.    Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah di cerna dan situasi kelas kondusif
3.    Self-Confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestarsi.
Prinsip-prinsip umum manajemen (General principle of management) misalnya dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan, yaitu sebagai berikut.

1.         Division of work (asas pembagian kerja).
2.         Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab).
3.         Discipline (asas disiplin).
4.         Unity of command (asas kesatuan perintah).
5.         Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah).
6.         Subordination of individual Interest into general Interest (asas kepentingan umum di atas kepentingan pribadi).
7.         Renumeration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar).
8.         Centralization (asas pemusatan wewenang).
9.         Scalar of chain (asas hierarki atau asas rantai berkala).
10.     Order (asas keteraturan).
11.     Equity (asas keadilan).
12.     Iniative (asas inisiatif).
13.     Esprit de corps (asas kesatuan).
14.     Stability of turn-over Personnel (asas kestabilan masa jabatan).
Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas . berbagai pendekatan tersebut bisa di telaah seperti uraian berikut:
1.      Pendekatan kekuasaan
2.      Pendekatan kebebasan
3.      Pendekatan keseimbangan peran
4.      Pendekatan pengajaran
5.      Pendekatan suasana emosi dan social
6.      Pendekatan kombinasi
Dalam manajemen/pengelolaan kelas oleh guru dalam proses belajar mengajar ada beberapa strategi dalam meningkatkan prestasi siswa yang bisa diimplementasikan oleh guru, diantaranyayaitu:
1.         Pengelolaan lingkungan kelas
2.         Penerapan strategi pembelajaran
Menurut made pinarta maslah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah:
1.         Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik dan pertentagan jenis kelamin.
2.         Tidak ada standar prilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rubut, bercakap-cakap, pergi kesana kemari, dan sebagainya.
3.         Reaksi negatif terhadapa anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, dan merendahkan keolmpok bodoh.
4.         Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan mendorong prilaku anak didik yang keliru.
5.         Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/retganggu, misalnya bila di datangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
6.         Moral rendah, permusuhan, agresif, dalam lembaga yang alat-alatnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
7.         Tidak mampu menyesuaikan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru dan sebaginya,
Peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1.      Guru Sebagai Demonstrator
2.      Guru Sebagai Evaluator
3.      Guru Sebagai Pengelola Kelas
4.      Guru Sebagai Fasilitator 
5.      Guru Sebagai Motivator

v   TES FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1.             Bekerja secara independen oleh siswa dalam mempelajari keterampilan atau pengetahuan dan mepraktikkan serta memastikan tingkat pemahamannya, termasuk keladalam setrategi..
a.    Strategi pembelajaran dengan bekerja secara individu
b.    Strategi pembelajaran dengan bekerja berpasangan
c.    Strategi pembelajaran
d.   Pengelolaan lingkungan kelas

2.             Yang manakah dibawah ini perinsip yang dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan, kecuali..
a.    Authority and responsibility
b.    Discipline
c.    Confidence
d.   Unity of command

3.             Jika ada tingkah anak didik yag kurang menyenangkan, pendekatan apa yang cocok menurut kalian..
a.    Pendekatan suasana emosi dan social
b.    Pendekatan pengajaran
c.    Pendekatan kombinasi
d.   Pendekatan keseimbangan peran

4.             Dibawah ini merupakan hal-hal yang yag termasuk indikator tercapainya dalam pengelolaan kelas...
a.    Anak memberikan respon yag setimpal terhadap perlakuan guru
b.    Terciptanya pembelajaran yang kondusif
c.    Menghilangkan hambatan yang dapat menghalangi
d.   Membina dan membimbing siswa yang di lakukan oleh guru

5.             Proses pemanfaatan semua sumber daya yang miliki baik perangkat keras maupun lunak, merupakan pengertian manajemen menurut..
a.    Ramayulis
b.    Malayu S.P. Hasibuan
c.    Horold Koontz dan Cyril O’Donnel
d.   Mary Parker Follet

6.             Siswa ketika siswa mulai mengalami kejenuhan saat belajaran disinilah guru peran sebagai..
a.    Orang tua disekolah
b.    Fasilitator 
c.    Motivator
d.   Pengelola Kelas

7.             Dibawah ini yang manakah permasalah yag sering terjadi dalam manajemen kelas, kecuali...
a.    Reaksi negatif terhadapa anggota kelompok
b.    Tidak mampu menyesuaikan lingkungan yang berubah
c.    Kurang kesatuan
d.   Mudah mereaksi ke hal-hal positif

8.             Didalam setrategi manajemen kelas terdapat setrategi kelompok kecil salah satunya Pembelajaran kooperatif, yaitu..
a.    Pembelajaran yang menghendaki para siswa bekerja bersama
b.    Formasi kelompok yang suatu pembelajaran yang sama, bekerja independen untuk mencapai suatu penguasaan.
c.    Membentuk pasangan-pasangan siswa dengan keterampilan yang tak sama
d.   Digunakan dalam suatu basis jangka pendek sebab hanya berpikir sejenak, untuk memenuhi kebutuhan siswa atau memenuhi tuntutan tugas.

9.             Didalam Pedekatan manajemen kelas terdapat pendekatan kekuasaan, yang manakah yang termasuk kedalam ciri pendekatan tersebut..
a.    Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi,  hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku
b.    Memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdekan, bebas, nyaman, penuh tantangan dalam mealukan belajar
c.    Pendekatan yag boleh atau yang tidak boleh dilakukan oleh peserta didik selama belajar
d.   Peran guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang mengutungkan

10.         Kebehasilan siswa saat dalam pembelajaran sangat bergantung pada situasi kelas dan yag lebih penting guru sangat berpengaruh dalam pencapaian proses pembelajaran, ini termasuk kedalam pengertian..
a.    Manajemen kelas
b.    Pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
c.    Peran guru dalam manajemen kelas
d.   Tujuan manajemen kelas

Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar.
                  Jumlah Jawaban yang benar     
Tingkat penguasaan =                Jumlah Soal
X 100
 




            Arti tingkat penguasaan: 91- 100% = baik sekali
                                                    81- 89% = baik
                                                    71- 79% = cukup
                                                < 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke materi selanjutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar lagi, terutama bagian yang belum dikuasai.



Kunci Jawaban Tes Formatif
1)   A                                           6) C
2)   C                                           7) D
3)   B                                           8) B
4)   B                                           9) A
5)   A                                         10) C

GLOSARIUM

Tools of management : sarana atau peralatan manajemen
Machine :mesin
Method:metode
Self-confidence: anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti [elajaran dan belajar berprestarsi
Profesionalitas : suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya
Akuntable: dapat pertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.








DAFTAR PUSTAKA

Saefullah. 2014. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia.
Fthurrohman Pupuh. 2014. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Islami. Bandung: Penerbit PT Refika Aditama Cet ke 16.
Sanjaya Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Bahri Djamarah Syaiful. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.


[1]Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia, 2014) hlm.1-2
[2] Ibid, hlm.3
[3] Ibid, hlm.4-5
[4]Pupuh Fthurrohman, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Islami, (Bandung: Penerbit PT Refika Aditama Cet ke 16, 2014), hlm.104
[5]Saefullah, Op.cit, hlm.10-11
[6]Op.cit, hlm.12
[7]Op.cit, hlm.13-14
[8]Pupuh Fathurrohman, Op.Cit, hlm.106
[9] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007) hlm. 23-24
[10] Ibid, hlm.25-26
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2010), hlm.173

No comments:

Post a Comment