Wikipedia

Search results

Sunday, February 5, 2017

Seni Musik di Sekolah

A.      Musik Sekolah
1.    Ansambel Musik
Menurut Bastomi (1992: 47), yang dimaksud dengan ansambel musik adalah bermain musik yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan alat-alat musik sederhana.
Berdasarkan keterangan di atas, maka bentuk ansambel musik sekolah sebagai model pembelajaran yang dimaksud adalah bermain musik yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok, yang dilaksanakan di sekolah, dengan menggunakan vokal dan alat-alat musik yang terdiri dari seperangkat band, sejumlah pianika dan rekorder, serta alat-alat perkusi lainnya.
Dengan ansambel musik sekolah, semua jenis lagu apapun seperti lagu daerah, nasional, anak-anak, bahkan lagu-lagu pop remaja pun bisa dimainkan oleh siswa satu kelas. Hal itu dikarenakan sifat aransemen ansambel musik sekolah yang sederhana, menyesuaikan dengan tingkat kemampuan musikalitas setiap siswa dan kondisi tersedianya sarana alat musik yang tersedia di sekolah.
Bermain musik sebaiknya dimulai sejak usia dini. Bermain musik sejak usia dini adalah cara yang mudah dan menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan anak dan remaja. Selain itu, bermain musik sejak usia dini juga akan membentuk perilaku dan sikap anak-anak maupun remaja menjadi lebih baik dan teratur. Sebagaimana disampaikan oleh Gordon (2008: 11) dalam Early Childhood dikatakan bahwa semakin dini kita menstimulasi anak terutama dengan pelajaran informal musik (mendengarkan kaset misalnya, dan lain-lain), semakin dapat meningkatkan kemampuan musiknya di masa yang akan datang.
Lewat musik, kecerdasan anak dan remaja akan berkembang dengan baik. Perkembangan itu antara lain terjadi pada daya konsentrasi dalam belajar di sekolah, di rumah maupun bersama teman-temannya. Selain itu, kemampuan mereka dalam mencerna, memecahkan, dan menyelesaikan persoalan akan meningkat, sehingga hal itu dapat mereka lakukan dengan cepat dan tepat. Dengan bermain musik, sikap dan perilaku anak serta remaja juga berkembang dengan baik. Rasa percaya diri anak atau remaja akan tumbuh sehingga mereka mampu mengaktualisasikan diri dalam situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya.[1]

2.    Paduan Suara
Yang dimaksud dengan paduan suara disini ialah, sekelompok penyanyi yang mengungkapkan nyanyian-nyanyian secara bersama, tanpa iringan alat-alat musik (instrumen). Kelompok ini mempunyai ikatan, tanggung jawab dan tujuan-tujuan tertentu secara bersama. Kelompok paduan suara ini berjumlah 8 orang lebih, puluhan orang bahkan sampai ratusan orang jumlahnya, terdiri dari pria dan wanita, baik kanak-kanak maupun orang dewasa. Dalam penampilannya, paduan suara ini dipimpin oleh seorang Dirigen.
a.    Macam-macam Paduan Suara
Paduan suara yang kita kenal di Tanah Air, dibedakan menurut:
1.    Paduan suara amatir, yaitu sekelompok penyanyi bersama yang menyanyi hanya berdasarkan kegemaran (hobby) saja.
2.    Paduan suara proffesional, yaitu mereka sekelompok bernyanyi bersama, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau merupakan mata pencahariannya.
3.    Paduan suara sekolah, yaitu yang dimainkan oleh anak-anak sekolah, yang merupakan alat untuk mencapai pendidikan.
4.    Paduan suara gereja, yaitu sekelompok bernyanyi bersama untuk tujuan kebaktian.

b.   Tingkat Umur
1)   Paduan suara anak-anak, paduan suara ini dimainkan oleh anak-anak berumur antara 9-12 tahun. Berhubung suara anak-anak seusia ini warna suaranya masih mirip satu sama lainnya baik pria dan wanita, maka sebaiknya hanya membawakan lagu-lagu satu suara saja (unisono), dengan memilih lagu-lagu gembira dan menarik.
2)   Paduan suara remaja, ini dimainkan oleh anak-anak yang berumur 13-18 tahun, termasuk siswa SLTP yang berumur 12-13 tahun dan siswa SLTA yang berumur 16-18 tahun.
-       Untuk tingkat SLTP, menyanyikan lagu-lagu dua suara atau tiga suara, dengan komposisi:
Sofran-Alto (S – A) atau Sofran-Alto-Tenor (S – A – T).
Perlu diingat bahwa anak-anak yang berusia antara 12-13 tahun pada umumnya sedang mengalami mutasi suara. Untuk ini harus memilih lagu-lagu yang sesuai dengan ambitius suaranya.
-       Untuk tingkat SLTA, dapat menyanyikan lagu-lagu bersuara dua atau tiga, bahkan mungkin empat suara dengan komposisi:
Sopran 1 – Sopran 2 – Alto (S1 – S2 – A)
Tenor 1 – Tenor 2 – Bas (T1 – T2 – B)
Sopran – Alto – Tenor – Bas (S – A – T – B)
3)   Paduan suara dewasa, terdiri dari orang-orang yang telah dewasa, berusia 18 tahun ke atas. Paduan suara ini suaranya sudah mantap (stabil), tidak banyak mengalami perubahan suara. Bila terdiri dari pria dan wanita, maka dapat disusun dengan komposisi:
Sopran – Alto – Tenor – Bas (S – A – T – B)
Bila terdiri dari wanita saja, maka dapat disusun dengan komposisi:
Sopran1 – Sopran2 – Alto (S1 – S2 – A)
Bila terdiri dari jenis pria saja, disusun dengan komposisi:
Tenor1 – Tenor2 – Bas (T1 – T2 – B).[2]

3.    Marching Band
Adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Penampilan orkes barisan merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya, penampilan Orkes barisan dipimpin oleh satu atau dua orang Komandan Lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
Marchingband merupakan suatu istilah dalam bahasa inggris yang berarti sekelompok pemain lagu yang memadukan berbagai jenis alat musik untuk mencapai harmonisasi suara. Nilai pada pemain marchingband ditunjukkan dari kecakapan dalam memainkan alat musik dan aksi baris-berbaris. Pada umumnya, kelompok ini dipimpin oleh beberapa ketua yang membawahi masing-masing alat musik.
Istilah marchingband sendiri terbentuk dari gabungan kata march yang berarti berjalan dan band artinya pemain musik. Jadi marchingband adalah pemain musik yang bermain sambil berjalan. Namun pada kenyataannya, pemain marchingband profesional tidak hanya berjalan sembari memainkan musik saja. Mereka akan melakukan beberapa atraksi untuk memperindah penampilannya. Contohnya melempar cymbals ke atas secara bersama-sama, memutar tongkat, dan berguling sambil memainkan bass drum.
Komposisi musik yang dimainkan marching band umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan marching band di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.
Komposisi alat tiup terdiri dari logam dan kayu dan arahnya tidak semua menghadap ke depan. Perbandingan alat tiup dan perkusi seimbang. komposisi musik sudah mementingkan segi kualitas musikalitas, tapi tidak terlalu dipentingkan dalam baris berbaris. Alat tiup rata-rata berkunci Bb dan F. Rata-rata komposisi alattiup 35-45, perkusi 16-24, colou guar 6-16.

4.    Drum Band
Istilah drum band hanya digunakan di Indonesia, yaitu suatu kelompok orkes barisan musik yang lebih banyak memainkan alat pukul seperti snare drum, bass drum, toms, atau bellyra.
Dalam komposisi alat tiup brass section, tidak lengkap, biasanya hanya trumpet, mellophone dan trombone, sisanya memakai pianika dan recorder. Untuk perkusi perbandingannya dengan alat tiup biasanya lebih banyak dan komposisi perkusi sendiri banyak Snare drum-nya dan masih memakai Bellyra. Untuk komposisi lagu lebih cenderung ke arah mars. Tidak mementingkan kualitas musik dan baris. Pits instrument hanya sebatas bells dan xylophone berkunci Bb, F dan C.
Antara marchingband dan drumband memang berbeda. Perbedan antara keduanya terletak pada jenis alat musik yang dipakai, jumlah personel di setiap kelompok, dan teknik penampilannya. Drumband hanya menggunakan alat musik perkusi alias drum/pukul. Beberapa alat musik yang kerap digunakan antara lain snare drum, bass drum, cymbals, tom 1, tom 2, triangle, dan lain-lain. Sedangkan untuk keperluan menciptakan melodi, beberapa kelompok memakai vibraphone.
Drumband pada umumnya ditampilkan dalam acara-acara yang bersifat resmi seperti upacara bendera, penyambutan tamu, dan upacara dalam angkatan bersenjata. Pemimpin drumband cukup satu orang yang disebut drum major. Hal ini dikarenakan alat musik yang digunakan dalam drumband hanya terdiri atas satu jenis saja.
Berbeda halnya dengan marchingband, kelompok ini menggunakan alat musik yang jenisnya lebih kompleks. Ada alat musik perkusi, alat musik tiup, alat musik papan bilah, dan sebagainya. Oleh karena itu, jangan heran kalau ada banyak pemimpin dalam marchingband. Misalnya drum major, wind major, dan prime major.
Di Indonesia, drum band memiliki organisasi yang disebut PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia) dimana organisasi ini menggabungkan kegiatan musik dengan berolah raga. Sedangkan marching band lebih memfokuskan pada permainan musik dan visual secara berimbang. Marching band lebih banyak mengadopsi nilai-nilai yang berkembang di barat seperti DCI (Drum Corps International).


[2] DS. Soewito M, Teknik Termudah Belajar Musik Vokal, (Jakarta: Titik Terang, 1996), hlm. 16-17

No comments:

Post a Comment